Senin, 03 Agustus 2015

CRAZY MARRIED-CHAPTER 2 [KOREAN FANFIC]

Author: Nickie Sai a.k.a Nikmah St
Main cast: Lee Ji Eun/ IU, Jang Woo Young, Song Joong Ki, Lee Yoo Bi
Genre: Romance, Drama, Humor, Married Life
Rated: T+
Disclaimer: Tokoh milik tuhan dan orang tua masing-masing.



CHAPTER2

Acara makan malam akan segera di mulai, IU sedang bersiap-siap di kamarnya. Andai saja ada Joong Ki disana, pasti dia akan meminta bantuaanya untuk kabur.

"Ibu, kenapa kalian melakukan ini? Aku tidak suka dengan acara perjodohan ini." Ucap IU pada ibunya merapikan gaunnya.

"Tapi ibu tidak bisa, itu pilihan ayahmu." Balas wanita paruh baya itu.

"Aku menyukai pria lain bu!" Ucap IU

"Siapa?" Tanya Ny.Lee

"Joong Ki oppa." Jawab IU

"Apa?" Ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya

"Ayah, aku menyukai Joong Ki oppa." Ucap IU

"Tidak bisa. Kau pikir Joong Ki mau menerimamu? Dia hanya menganggapmu sebagai adiknya saja." Balas Tn. Lee

"Tapi.."

"Cepat keluar! Mereka akan segera datang." Ucap Tn. Lee

Mereka turun ke lantai bawah, IU ingin menangis dia ingin bersandar pada Joong Ki. Beberapa saat kemudian keluarga pria yang akan di jodohkan dengan IU datang. Dia membukakan pintu dan memberikan salam.

"Malam paman, bibi." Ucap IU dengan senyum yang seakan terpaksa.

Kemudian mata IU tertuju pada pria yang berada di belakang. Wajahnya menjadi kusut melihat pria itu. Bagaimana tidak? Pria yang akan di jodohkan dengannya itu berpenampilan sangat culun. Lihat kemeja yang di masukkan ke celana, kancing bajunya yang dikancingkan hingga atas, kacamata bulat besar, penampilannya sangat membuat IU merasa migrain.

"Pria seperti inikah yang ayah jodohkan denganku? Dia bahkan tidak sebanding dengan Joong Ki oppa!" Ucap IU dalam hatinya.

Mereka berada di ruang makan, pria culun itu terus tersenyum padanya dan membuatnya merasa risih.

"Ji Eun, perkenalkan dirimu!" Suruh Tn. Lee

"Anyeong Haseyo. Lee Ji Eun Imnida. Tapi panggil saja IU." Ucap IU membuat ayahnya kesal.

"Jangan. Panggil dia Ji Eun." Ucap Tn. Lee

"IU. Panggil aku IU." Ucap IU

"Lee Ji Eun. Namanya Lee Ji Eun." Ucap Tn. Lee

Kemudian pria yang di jodohkan dengannya memperkenalkan dirinya.

"Anyeong haseyo. Jang Woo Young imnida." Ucap Woo Young

Setelah acara perkenalan, mereka lanjut dengan makan malam. Selesai itu, mereka membahas dengan rencana pernikahan. Pernikahan? Mereka saja baru kenal, kenapa langsung menikah?

"Kira-kira kapan kita laksanakan acara pernikahannya?" Tanya Tn. Jang

"Minggu ini." Jawab Tn. Lee

"APA??" Serentak IU dan Woo Young.

"Pernikahan kalian akan di laksanakan minggu ini. Dan keputusan ini tidak bisa di ganggu gugat!" Ucap Tn. Lee

"Setelah menikah, kalian akan tinggal di rumah kalian sendiri." Lanjut Tn. Jang

"Tapi aku masih ingin kuliah!" Ucap IU

"Kau masih bisa tetap kuliah sayang." Balas Ny. Lee

"Tapi aku akan mengambil jurusan musik." Ucap IU

"Silahkan saja. Kalau kau setuju dengan pernikahan ini." Balas Tn. Lee

"Aku tidak ingin satu ranjang dengannya!" IU menunjuk Woo Young

"Bagaimana bisa?" Tn. Lee kaget

"Kalau begitu, tidak ada pernikahan." IU menyungginkan bibirnya.

"Untu sementara kalian beda kamar." Ucap Tn. Lee

Setelah keluarga Jang pulang, IU marah-marah pada ayahnya. Dia masih tidak terima, karena di jodohkan dengan pria seperti itu.

"Seharusnya, ayah menjodohkanku dengan pria yang tampan dan keren. Bukan pria seperti Woo Young, penampilannya aneh." Ucap IU

"Asal kau tahu Woo Young itu pria yang baik, dan dia banyak menjuarai olimpiade." Balas Tn. Lee

"Pasti dia takut berkelahi." Ucap IU

"Menjadi pria sejati tidak harus bisa berkelahi." Balas Tn. Lee

"Kalau begitu bagaimana dia akan melindungiku? Apa justru aku yang akan melindunginya?"

"Sudahlah, masuk ke kamarmu sana!"

Hari demi hari berlalu, acara pernikahan semakin mendekat. Kini hari yang di tunggu sudah tiba, IU dan Woo Young berada di depan pendeta yang akan menikahkan mereka. IU menahan air mata yang ingin keluar. Setelah janji suci di ucapkan, mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Woo Young mengecup kening gadis cantik yang kini menjadi istrinya. Dia tersenyum manis. Apa dia senang dengan pernikahan ini?

Setelah pernikahan di laksanakan, mereka berada di kediaman keluarga Lee. IU sudah mengganti gaun pernikahannya dengan baju santai. Dia merasa penat, dia duduk di sofa sambil menonton tv. Setelah itu Woo Young datang dan duduk di sebelahnya.

"Pergi!" Ucap IU

"Apa?" Tanya Woo Young

"Aku bilang pergi! Aku tidak suka kau ada di dekatku!" Jawab IU

"Ibu, sudah menyiapkan barang-barang kalian, besok kalian tinggal di rumah kalian." Ucap Ny. Lee yang tiba-tiba muncul.

"Kenapa besok?" Tanya IU

"Kalian harus mandiri. Kalian harus menjaga rumah tangga kalian." Jawab Ny. Lee

"Tapi.."

Ny. Lee langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Karena sudah mengantuk, IU dan Woo Young masuk ke kamar mereka.

"Kau tidur di bawah saja!" Ucap IU

"Tidak mau. Kenapa aku harus tidur di bawah?" Tanya Woo Young

"Aku tidak mau tidur di satu ranjang denganmu." Jawab IU

"Kenapa? Kita kan suami istri."

"Diam kau! Tidur di bawah atau di atap?"

"Baiklah." Woo Young pasrah menuruti kemauan istrinya. Dia menggelar tikar dan tidur.

Woo Young merasa kedinginan, ia tidak bisa tidur nyenyak. Dia akhirnya naik ke ranjang dan tidur bersama IU. Dia menarik selimutnya dan kudian melingkarkan tangannya di perut IU.

Pagi sudah datang, IU bangun dari tidurnya, ia kaget karena ada Woo Young di sebelahnya.

"Kyaaa.." teriak IU membuat Woo Young bangun.

"Ada apa?"

"Apa yang kau lakukan padaku? Kenapa kau ada di ranjangku?"

"Tadi malam aku kedinginan, jadi aku tidur di ranjang."

"Apa kau menyentuhku?"

"Itu.."

IU memukuli Woo Young dengan bantal. Dan tiba-tiba ayahnya datang.

"IU, apa yang kau lakukan pada suamimu?"

"Dia tidur ranjangku!"

"Itu kan wajar, kalian kan sudah menikah! Sekarang bersihkan diri dan turun sarapan!" Tn. Lee meninggalkan kamar itu.

"Aku mau mandi, jangan mengintip!" Ucap IU

Setelah itu Woo Young dan IU turun untuk sarapan. Mereka sarapan dengan tenang. Selesai sarapan IU dan Woo Young bersiap untuk pindah ke rumah mereka.

"Ibu, aku tidak ingin pergi! Aku ingin tinggal bersamamu!" IU memeluk ibunya.

"Tidak bisa sayang. Kau sudah punya keluarga baru. Kau harus tinggal bersama suamimu." Balas Tn. Lee membelai lembut rambut putrinya.

IU melepaskan pelukannya, ia menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan bertengkar! Kalian berdua harus rukun!" Ucap Tn. Lee

"Rukun? Aku akan membuatnya menderita." Batin IU

Mereka berangkat ke rumah baru mereka. Setibanya di sana IU langsung melihat sekeliling rumah. Dia menyuruh Woo Young membawakan semua barang-barangnya.

"Taruh disana!" Ucap IU

"Ji Eun, badanku pegal!" Ucap Woo Young

"Lalu apa hubungannya denganku?" Tanya IU

"Kau kan istriku, tolong kau pijat tubuhku yang pegal!" Jawab Woo Young

"Istri? Apa-apaan? Aku tidak mau! Aku mau menonton tv saja!" Ucap IU

Woo Young menyusul istrinya uang sedang menonton tv.

"Kenapa kau bersikap seperti itu pada suamimu?" Tanya Woo Young

"Aku menikah denganmu itu karena terpaksa. Jangan berharap aku bisa menjadi istrimu dengan baik! Kalau mau apapun lakukan sendiri! Jangan Menyuruhku!" Ucap IU

Dia memang menikah karena terpaksa, tapi dia juga tidak boleh bersikap begitu pada suaminya. Bagaimanapun juga Woo Young adalah suaminya. Status mereka adalah suami istri.

"Apa kau senang menikah denganku? Aku sudah tau, kau pasti terpesona kan dengan kecantikanku?" Tanya IU

"Ti-tidak." Jawab Woo Young

"Jangan bohong! Kau tidak terima-terima saj pernikahan ini, itu berarti kau suka." Ucap IU

"Aku hanya menurut pada orang tuaku. Lagi pula aku tidak suka wanita sepertimu. Aku suka wanita yang baik, lembut dan bersikap ke ibuan." Balas Woo Young

"Kalau begitu, cari wanita yang seperti itu!" Ucap IU yang kemudian meninggalkan Woo Young.

*****

CRAZY MARRIED [KOREAN FANFIC]


BY: NIKMAH ST

Cast:
•Lee Ji Eun/IU
•Jang Woo Young
•Song Joong Ki
•Lee Yoo Bi
Genre: Romance, Drama, Humor, Married Life
Rated: T+
Disclaimer: Tokoh milik tuhan dan orang tua masing2.
Warning: AU, OOC, TYPO, GAJE, DLL

CHAPTER 1

(SUMMER IN LONDON)

Tahun ini adalah tahun terakhir IU menyelesaikan sekolah musiknya di London sebelum dia kembali ke Seoul. Dia harus menuruti kemauan orang tuanya supaya pulang ke Korea, padahal sebenarnya ia masih ingin berada di London lebih lama lagi.

"Musim panas kali benar-benar membuatku tidak bisa tidur nyenyak." Ujar IU yang berada di perpustakaan sekolah.

Begitulah dia gadis yang sering tidur di sembarang tempat, bahkan di kelas pun dia sering tertidur. Sampai pelajaran selesai pun ia tidak sadar karna keasyikan tidur.

"IU, apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya Melanie yang berjalan menghampirinya.

"Seperti biasa." Jawab IU yang menyandarkan tubuhnya di dinding sambil memejamkan mata.

"Dasar tukang tidur!" Ucap Melanie yang duduk di sebelah IU.

"Biarkan saja, ini adalah salah satu hobiku. Ngomong-ngomong kenapa kau kemari?"

"Aku hanya ingin menemui sahabatku sebelum dia kembali ke tempat asalnya."

"Jangan seperti itu, kau akan membuatku sangat berat untuk meninggalkanmu." Ucap IU sambil memeluk Melanie.

"Kau benar-benar akan kembali ke korea?" Tanya Melanie

"Hm, ayah menyuruhku untuk pulang." Balas IU kemudian melepaskan pelukannya.

Wajahnya berubah menjadi sedih. Dia tidak ingin meninggalkan London dan juga teman-temannya disana. Jika harus memilih dia ingin tetap berada di london melanjutkan kuliah jurusan musik. Tapi apa daya keputusan ayahnya tidak bisa di ganggu gugat.

IU berjalan di halaman sekolah dengan wajah kusut. Kemudian seorang pria berteriak memanggil namanya.

"IU, tunggu sebentar!" Teriak pria itu yang di ketahui bernama Song Joong Ki.

IU berhenti dan menoleh ke arah Joong Ki.

"Oppa, ada apa?" Tanya IU

"Aku ingin mengobrol sebentar denganmu." Jawab Joong Ki

Mereka berdua pergi ke taman belakang sekolah. Soong Jong Ki merupakan sahabat IU sejak kecil, mereka cukup dekat, dan IU menganggap Joong Ki seperti kakak sendiri. Joong Ki adalah mahasiswa di salah satu Universitas ternama di London, dan tempatnya bersebelahan dengan sekolah IU.

"Oppa ingin mengobrol tentang apa?" Tanya IU

"Aku dengar, kau akan kembali ke Seoul, apa itu benar?" Tanya Joong Ki

"Iya, ayah menyuruhku pulang, padahal aku masih disini." Jawab IU sedih.

"Mungki paman merindukanmu, makanya dia menyuruhmu pulang." Ujar Joong Ki

"Dia ingin aku untuk kuliah di Korea." Balas IU

"Kuliah dimana saja itu tidak masalah, yang penting kau bisa menjalaninya dengan baik." Ucap Joong Ki

"Oppa, kau tidak usah sok bijak, biasanya kau sering melakukan hal-hal konyol." Balas IU

"Aku tidak sok bijak, memang beginilah gayaku." Ucap Joong Ki membuat IU tersenyum simpul.

"Kalau senyum begitu kan cantik, jangan suka cemberut nanti kau cepat keriput." Ucap Joong Ki

"Oppa tidak kembali ke korea?" Tanya IU

"Entah, belum aku pikirkan." Jawab Joong Ki

Setelah itu IU kembali ke apartementnya, ia mengemasi semua barang yang akan di bawanya ke Korea. Dia berangkat ke esokan harinya, hatinya kecewa harus berpisan dengan kota London.

"Good bye London!" Ucap IU

Setelah berjam-jam berada di pesawat, akhirnya ia sampai di kota kelahirannya. Sudah lama sekali dia tidak melihat suasana Seoul. Ayahnya menjemputnya dan langsung menuju ke rumahnya. Dia merebahkan tubuhnya yang letih karena terlalu lama berada di pesawat.

"Ji Eun, kau mandi dulu! Setelah itu kau makan." Teriak Ibunya dari luar kamarnya.

"Hm"

Dia tidur sebentar, kemudian mandi dan setelah itu langsung makan. Dia memandangi masakan yang berada di meja makan. Sudah lama sekali dia tidak makan makanan Korea sekaligus buatan ibunya.

"Kenapa tidak di makan?" Tanya Ibunya.

"Aku sudah lama tidak makan makanan Korea. Jadi terlihat sedikit asing bagiku." Jawab IU

"Jangan begitu! Ini adalah masakan paling enak buatan ibu. Jadi kau harus makan! Tidak peduli kau di Londong makan makanan western tapi masakan ibulah yang paling enak." Ucap Ny.Lee

Beberapa saat kemudian ayahnya bergabung bersamanya.

"Ayah, ingin memberitahumu sesuatu." Ucap Tn.Lee

"Apa?" Tanya IU sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Ayah akan menjodohkanmu dengan anak rekan bisnis ayah." Jawab Tn.Lee membuat IU tersedak.

"Bagaimana bisa ayah melakukannya? Jadi ini tujuan ayah menyuruhku pulang? Aku tidak mau di jodohkan!" Ucap IU

"Kalau kau tidak mau, maka buang jauh-jauh pikiranmu untuk melanjutkan kuliah jurusan musik." Balas Tn.Lee tegas.

"Kenapa ayah mengancamku? Musik adalah jiwaku. Aku saja belum mengenal pria itu." Ucap IU

"Itu tergantung padamu. Besok malam kita akan makan bersama dengan keluarganya." Balas Tn.Lee

"Ibu, tolong hentikan ayah!" Pinta IU manja.

"Maaf sayang, tapi ibu tidak bisa." Balas Ny.Lee

"Kalian jahat!" IU merajuk dan langsung masuk ke kamarnya.

Dia menangis sambil memeluk bonekanya di kamar. Kenapa bisa dia di jodohkan dengan pria yang tidak ia kenal? Terlebih lagi ayahnya mengambil keputusan tanpa berdiskusi dengannya dulu. Seperti apa pria itu? Apa dia tampan? Bagaimana jika dia tidak sesuai dengan kriteria pilihannya? Maka hancurlah dia.

"Kenapa jadi seperti ini?..." Teriak IU sambil mengacak rambutnya.

"Aku akan menghabisi pria itu." Ucap IU dengan wajah devil.

"Lihat saja nanti!" Lanjut IU

*****

SASUSAKU!!! BUKAN SASUHINA!!!

Hai hai... kali ini aku membahas mengenai salah satu pairing yang wow banget.

Kalian tahu kan pairing di anime Naruto, itu lo SasuSaku. Pairing yang menurut ku paling romantis dan paling cocok dari pairing lainnya.

Lihat saja perjuangannya Sakura untuk mendapat cinta dari Sasuke. Walaupun sikap Sasuke yang begitu dingin dan cuek, tapi Sakura tidak pernah berhenti untuk mencintai Sasuke. Sakura memang cinta mati sama Sasuke.

Sebenarnya Sasuke diam-diam juga menyukai Sakura, hanya saja tertutupi oleh dendamnya pada Itachi. Coba saja lihat sikap Sasuke pada Sakura yang lebih care, dibanding dengan sikap Sasuke pada gadis lain yang mendekatinya.

Tapi perasaan saya sedikit tersakiti karena adanya SHL alias SasuHina Lovers. Bagaimana bisa mereka memasangkan Sasuke dan Hinata? Mereka bilang SasuHina itu berjodoh hanya karena ada kemiripan diantara mereka. Catat ini baik-baik! Bukan berarti mereka ada kemiripan, mereka itu jodoh. Seseorang berjodoh bukan karena mirip, melainkan karena adanya suatu perbedaan. Karena perbedaan itulah yang membuat mereka saling melengkapi.

Apakah kalian pernah melihat Sasuke dan Hinata saling berinteraksi?? Kalian boleh saja membuat Statement, tapi ingat! Jangan sampai statement itu keluar dari fakta. Toh pada akhirnya Sasuke sama Sakura juga, mereka menjadi sebuah keluarga.

Aku juga suka sama charakter Hinata yang lembut, pemalu dan pendiam. Dan Hinata itu cocoknya sama Naruto. Hinata selalu mencoba mengungkapkan perasaan pada Naruto. Dan tepat, mereka menjadi sebuah keluarga.

Perasaan seseorang itu tidak bisa di paksakan. Meski mereka itu hanya charakter Anime, tapi tetap itu tidak boleh. Jangan pernah sesekali untuk merubah jalan cerita. Apa yang kalian harapkan belum tentu sesuai kenyataan.

Menurutku ada hal menarik pada diri SasuSaku. Kalau SHL bilang, warna rambut Sasuke dan Hinata itu hampir sama, rambut mereka gelap. Tapi menurutku rambut Sasuke yang gelap cocoknya dengan rambut Sakura yang cerah atau terang. Karena setiap ada gelap disitu juga ada terang. Di saat gelap pasti seseorang membutuhkan sesuatu yang terang. Iya kan?

Masih mau bukti lainnya?? Mau seberapa banyak?? Aku bukan bermaksud untuk membuat keributan atau hal lainya. Aku hanya tidak suka juga pria kesayanganku di pasangkan dengan wanita yang bukan kesayangannya.

Maaf kalau udah membuat SHL pada emosi. Tapi pesan saya jangan pernah memaksakan kehendak kalian. Kalian bermimpi untuk menjodohkan Sasuke dan Hinata, silahkan. Tapi ingat satu hal, jika mimpi itu hanya menjadi sebuah angan-angan, lalu apa gunanya mimpi itu?

Sekian dan Terima kasih... :)

Minggu, 02 Agustus 2015

SHOW ME YOUR LOVE-CHAPTER 3 [SASUSAKU FANFIC]

Author: Nickie Sai a.k.a Nikmah St

Indonesia| SasuSaku| Romance, Drama| T| Naruto© Masashi Kishimoto|


CHAPTER 3

Huft~

Pagi yg cerah, semoga saja hari ini aku tidak sesial kemarin.

Saat aku dan Ino sampai di sekolah, ada pria yg melambaikan tangan padaku. Hhhh, rupanya Rock Lee.

"Sakura-chan...", Lee terus melambaikan tangannya dan tersenyum lebar.

"Saku-chan, kau kenal dg pria berambut mangkok dg alis tebalnya itu?" Tanya Ino

"Iya, dia Lee temanku."

"Sepertinya kelakuannya itu tidak jauh berbeda dg Naruto." Ujar Ino

"Begitulah, tapi Naruto itu orangnya baik, kemarin saja dia menolongku."

"Apa kau akan tetap menyukai Sasuke, setelah apa yg dia lakukan padamu?"

"Kita ceritakan ini di kelas saja."

Aku dan Ino masuk ke kelas.

"Bagaimana Saku-chan, kau akan bertahan?" Tanya Ino

"Mungkin saja."

"Mungkin saja bagaimana?", Ino memukul pundak ku

"Pasalnya Sasuke itu cinta pertama ku."

"Cinta pertama belum tentu cinta terakhir."

"Lalu bagaimana, apa aku juga harus menyuruhnya terjun ke kolam renang?"

"Jangan ke kolam renang, ke kolam ikan atau ke laut saja." Ujar Ino

"Kalau kolam ikan menjijikan, kalau laut itu terlalu dalam. Aku tidak mau menyakitinya."

"Heh, apa kau tidak sadar kalau dia itu sudah banyak menyakitimu." Teriak Ino

"Sudah jangan teriak-teriak."

Saat jam istirahat, tiba-tiba Sasuke menarik tanganku.

"Ayo ikut aku." Ucap Sasuke sambil mengerlingkan matanya

"Ki-kita.. mau kemana?" Tanya ku sedikit gugup, mungkin saat ini wajah ku sudah memerah.

"Sudah ikut saja."

Sasuke membawaku ke luar.

"Hey Teme, kau mau kemana?" Teriak Naruto.

"Memangnya kita mau kemana?" Tanyaku

"Jangan berisik, kau ikut saja denganku.", Sasuke masih menggenggam tanganku.

Dia tidak akan mengerjaiku lagi kan.

Saat kami berjalan entah kemana, kami bersimpangan dg gadis berambut indigo bermata putih. Saat itu pula Sasuke dan gadis itu saling bertatapan, seperti ada sesuatu diantara mereka. Apa mungkin dia gadis yg di maksud Sasuke, yg pernah melukainya.

Ternyata Sasuke membawa ku ke belakang sekolah. Mau apa lagi dia.

"Sasuke, boleh aku bertanya padamu?"

"Tidak boleh." Jawabnya datar.

"Kau menyebalkan sekali, masa' mau tanya tidak boleh."

"Kalau aku menyebalkan, kenapa kau menyukai ku?" Ujar Sasuke

Aku menggaruk-garuk kepala ku yg tidak gatal.

"Kita duduk disini."

Kita berdua duduk di bangku dekat kolam renang.

"Apa kau mau menyuruhku untuk terjun ke kolam renang lagi? Apa kau belum puas dg yg kemarin?"

"Jadi kau masih mau ku suruh terjun kesana.", Sasuke menunjuk ke kolam renang.

"Apa? Tentu saja tidak. Lalu apa? Menyuruhku naik ke atap?"

"Kalau kau mau sih tidak masalah, tapi sebaiknya jangan. Nanti aku bisa di tuntut sama orang tuamu." Ucap Sasuke.

"Issh kau ini, apa gadis yg tadi itu, gadis yg pernah melukai hatimu?"

"Kenapa kau mau tau sekali?"

"Ku rasa memang dia orangnya, soalnya tatapan mu padanya itu berbeda, seperti ada sesuatu."

"Sesuatu seperti apa?" Tanya Sasuke.

"Mana aku tau, itu kan hanya kau dan dia yg tau."

"Aku tidak mau membicarakan nya. Aku mau membicarakan tentang kita."

Jantung ini berdegup kencang, apa jangan-jangan dia mau menerimaku. Semoga saja begitu.

"Tentang kita bagaimana?" Tanyaku

"Kau amnesia ya? Bukankah waktu itu mengungkap kan perasaanmu padaku, dan sekarang aku mau menjawabnya."

"Benarkah?" Tanya ku tak percaya

"Iya", Sasuke mencubit pipiku.

Aku melongo sampai tak berkedip, hati ini benar berbunga-bunga.

"Lalu apa jawabanmu?"

"Kau berbeda dg yg lain, kau itu unik. Untuk saat ini aku mau kau menjadi teman dekat ku." Ucap Sasuke tersenyum

"Teman dekat?"

"Iya teman dekat, kau tidak mau? Tidak semua orang bisa menjadi teman dekat ku, apa lagi seorang perempuan." Ujar Sasuke

"Tentu saja aku mau menjadi teman dekatmu.", Aku mengangguk kan kepala

Mungkin sekarang aku teman dekatnya, dan mungkin saja nanti lebih dari itu.

"Kau mau ke kantin dengan ku?" Tanya Sasuke

"Aku mau"

"Cepatlah"

Kami berdua berjalan ke kantin.

"Tidak biasanya kau ke kantin" Ucapku

"Memang, biasanya aku menyuruh Naruto untuk membelikan ku makanan dan membawa kannya ke perpustakaan"

"Kau ini tukang suruh ya."

"Benar, tapi sebaliknya aku tidak suka di suruh-suruh." Ucap Sasuke

"Dasar kau ini."

"Besok kau bawakan aku bekal lagi ya, rasanya enak." Ucap Sasuke

"Kau menyukainya?" Tanyaku

"Iya, itu kau atau ibumu yg buat?"

"Ibuku yg buat"

Senang sekali rasanya bisa makan bersama Sasuke.

Ino kaget saat melihat ku bersama Sasuke masuk ke kelas.

"Tadi apa yg kau lakukan bersama Sasuke?" Tanya Ino

"Pasti kau tidak percaya dg apa yg akan aku ceritakan."

"Cepat ceritakan!", Ino menggoyang goyang kan tubuh ku.

"Dia menjadikan ku teman dekatnya.", jawabku tersenyum.

"Hanya teman dekat?"

"Tidak semua orang bisa menjadi teman dekatnya, memang dia pernah memintamu menjadi temannya?"

"Tidak sih."

Pelajaran telah selesai, dan sekarang saatnya pulang.

"Sakura, kau mau pulang bersamaku?" Tanya Sasuke

"Iya aku mau."

Sasuke mengajakku pulang bersamanya menggunakan mobilnya, dia membukakan pintu untuk ku. Aku diperlakukan bagai seorang putri. Kemudian dia melajukan mobilnya.

"Kita sudah sampai" ucap Sasuke

"Ini bukan rumahku."

"Siapa yg bilang ini rumah mu? Ini rumahku, kau sudah menjadi teman dekat ku, setidaknya kau tau rumahku." Ujar Sasuke

Kami turun dari mobil.

"Ayo masuk!" Ajak Sasuke

"Rumahmu mewah."

"Menurutku biasa saja." Ucap Sasuke

"Tapi kenapa sepi sekali?"

"Aku tidak suka kebisingan, biasanya para pekerja bekerja di saat aku tidak ada di rumah." Ujar Sasuke

"Lalu di mana orang tuamu?"

"Mereka tidak tinggal disini, ini adalah rumah pribadiku. Orang tuaku tinggal di rumah utama, tapi mereka juga jarang di rumah, mereka lebih sering di luar negeri."

"Jadi begitu, apa kau tidak punya saudara?"

"Aku punya kakak laki-laki tapi dia sibuk kuliah." Ucap Sasuke

"Berarti kau sendiri disini, apa kau tidak merasa kesepian?"

"Aku sudah kebal dg yg namanya kesepian. Kau jangan bilang sama teman-teman kalau aku tinggal disini."

"Memang kenapa?" Tanyaku

"Mereka taunya aku tinggal di rumah orang tuaku."

"Tapi kenapa kau mengajak ku kesini?" Tanyaku

"Karna kau spesial."

"Selain aku, apa pernah ada yg datang kesini?"

"Ada, Naruto dan gadis itu." Ucap Sasuke

"Katanya kau tidak suka kebisingan, tapi kenapa kau sering pergi bersama gadis-gadis cantik? Kalian kemana?"

"O.. jadi kau sering membuntuti ku ya. Dasar tidak sopan!" Ucap Sasuke

"Itu hanya kebetulan saja aku melihatmu."

"Kau pikir aku menganjak mereka ke karaoke? Aku mengajak mereka membantu ku untuk mengurus anak-anak ku."

"Kau sudah punya anak?" Tanyaku kaget

"Anak-anak didik ku di panti asuhan. Aku sering sekali mengunjungi mereka karna mereka sangat baik dan lucu. Karna gadis-gadis itu mau berkencan dg ku, ku jadi kan kesempatan itu untuk menyuruh mereka." Ujar Sasuke.

Ternyata Sasuke punya jiwa sosial yg tinggi. Berarti pandangan ku tentangnya selama ini salah, dia bukan pria yg dingin. Saat aku mengenalnya lebih dekat, dia adalah pribadi yg hangat dan mengasyikan.

"Kau tidak perlu ku suguhi minum kan?"

"Biasanya tuan rumah itu menawari tamunya minum, tapi kau malah sebaiknya." Ucapku

"Kemarin kau kan sudah minum banyak air, jadi ku rasa tidak perlu ku suguhi minuman."

Aku memukul lengannya.

Dia mengajak ku ke dapur.

"Duduk disini, ok."

Dia membawakan ku kue dan segelas jus.

"Ini kue buatanku, cobalah."

"Kau bisa masak?" Tanyaku

"Tentu saja bisa. Aku pernah belajar di restoran milik keluargaku. Bagaimana dg mu, bisa masak tidak?"

"Aku ini perempuan, pastinya bisa lah. Setiap hari aku membantu ibuku di kedai." Jawab ku

"Kau punya kedai ya?"

"Hm.. untuk menambah penghasilan keluarga."

"Lain kali aku mau berkunjung ke rumahmu."

"Silahkan berkunjung saja, rumahku tidak jauh dr sini." Ucapku

Setelah asyik mengobrol, Sasuke mengajak ku berkeliling rumah. Banyak barang-barang mewah, dan juga ada perpustakan pribadinya. Ini benar-benar keren, sangat keren.

Saat aku sedang asyik membaca, tiba-tiba ada sentuhan lembut di pipiku. Sasuke menciumku.. Sekarang aku seperti patung tak bergerak sama sekali. Tapi dia malah senyum-senyum, mungkin karna melihat semburat merah di pipiku yg seperti tomat. Astaga aku malu sekali...

Kemudian dia mengantarku pulang. Aku masih tidak bisa membayangkan kejadian itu..

*****

SHOW ME YOUR LOVE-CHAPTER 2 [SASUSAKU FANFIC]

CHAPTER 2
AUTHOR:NICKIE SAI A.K.A NIKMAH ST

SASUSAKU| ROMANCE, DRAMA| T| NARUTO© MASASHI KISHIMOTO|
WARNING: AU, OOOC, GAJE, TYPO, DLL



Rasanya aku malas untuk bangun, apalagi berangkat ke sekolah. Aku tidak tau harus bagaimana lagi pada Sasuke.

"Ahh.. dasar bodoh!", aku memukuli kepalaku sendiri.

"Saku-chan, kau sudah bangun atau belum. Cepat mandi dan segera sarapan." Teriak Ibu dari luar kamar sambil menggedor-gedor pintu.

"Aku sudah bangun bu."

Aku segera mandi dan turun untuk sarapan.

"Ibu, bisakah kau bawakan bekal untuk ku."

Mungkin membawakan bekal adalah salah satu cara untuk meluluhkan hati Sasuke. Pasalnya dia jarang sekali ke kantin.

"Memang kenapa? Kau kan bisa makan di kantin."

"Aku mau memberikannya pada seseorang."

"Orang itu laki-laki ya?" Tanya Ibu

Aku hanya bisa tersenyum malu.

"Apa dia pria yg kau sukai? Wah.. ternyata putri ibu mulai jatuh cinta."

"Bawakan ya bu."

"Iya, akan ibu bawakan. Sekarang cepatlah makan!"

Selesai sarapan, aku segera berangkat ke sekolah.

"Ini bekalnya."

"Terima kasih ibu.", aku mencium pipi ibu dan berjalan keluar.

Aku berangkat sekolah dg naik bis.

Ketika aku sampai di depan gerbang sekolah, Ino datang menyapa ku.

"Ohaiyou Saku-chan." Sapa Ino

"Ohaiyou Ino-chan."

"Ayo kita ke kelas.", Ino menggandeng tanganku dan kita pergi ke kelas.

Saat aku dan Ino berjalan ke kelas, kami berpapasan dg Sasuke, dia berjalan dengan pria berambut pirang dg mata biru Sapphire, yg slalu tersenyum lebar. Ketika ku coba untuk menyapanya, dia hanya berlalu begitu saja.

"Heh.. lagi-lagi dia bersikap so' keren. Tapi memang keren sih. Hehehe.." ujar Ino

"Bagaimana sakura, apa kau sudah mengungkap kan perasaanmu padanya?" Tanya Ino

"Sudah."

"Lalu dia jawab apa?"

"Dia menyuruh ku untuk menunjuk kan rasa cintaku padanya."

"Kau masih beruntung Saku-chan, waktu itu aku langsung di tolak olehnya. Sepertinya kau ada kesempatan untuk mendapatkannya." Ujar Ino

"Benarkah?"

"Iya"

Aku dan Ino masuk ke kelas dan kemudian duduk.

Ku lihat Sasuke memasuki kelas dan sempat menatapku. Mata Onyx nya dan rambutnya yg seperti pantat ayam itu slalu bersarang di otak ku.

"Ino-chan."

"Iya"

"Apa kau kenal dg pria yg duduk di sebelah Sasuke itu?"

"Itu Naruto sahabat Sasuke, anak paling bodoh, konyol, cerewet yg sukanya bikin rusuh. Memang kenapa?"

"Dia kelihatan slalu ceria dan gembira, seperti tidak punya masalah."

"Em... Seperti itulah dia."

Saatnya jam istirahat.

Aku mengeluarkan kotak makanan yg akan ku berikan pada Sasuke, tapi dia sudah tidak ada di kelas. Mungkin dia sedang di perpustakaan.

"Ino-chan, aku pergi dulu ya."

Aku berlari keluar untuk menemui Sasuke. Aku mencarinya di perpustakaan, sudah ku telusuri ke semua sudut tapi dia tidak ada. Mungkin dia ada di tempat lain. Aku coba mencarinya di kantin, ku perhatikan satu persatu yg ada disana, tapi dia juga tidak ada.

Saat aku mau keluar dari kantin, ku lihat Naruto tengah asyik makan ramen. Aku memghampirinya, mungkin dia tau dimana Sasuke.

"Maaf mengganggu, aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Tidak mengganggu kok, kau mau bertanya tentang apa?"

"Apa kau tau dimana Sasuke?"

"Dia ada di belakang sekolah." Jawab Naruto menunjuk kan senyum khasnya

"Kalau begitu terima kasih ya Naruto."

Aku segera berlari ke belakang sekolah, dan ku lihat dia berjalan di pinggir kolam renang.

Aku memanggilnya dari belakang.

"S-sakuke.."

"Hn.", Dia membalik kan badannya dan menatap ku.

"Ini ku bawakan bekal untukmu.", Ku serah kan kotak makanan itu padanya.

"Jadi begini caramu menunjukkan rasa cintamu itu?" Ucap Sasuke

"Aku pikir kau belum makan, jadi ku bawakan bekal ini untukmu."

"Baiklah, karna kau sudah membawa kan nya, jadi ku terima makanan ini.", Sasuke mengambil bekal itu.

Aku senang sekali dia mau menerimanya.

"Aku mau kau melakukan sesuatu yg lebih berguna untuk ku." Ucap Sasuke

"Apa itu?"

Sasuke melepas kalung Uchiha nya dan melemparkan nya ke kolam renang.

"Tolong ya kau ambil kan kalung ku itu. Kalung itu sangat berharga untuk ku." Ucap Sasuke

Ternyata dia menyuruhku untuk mengambilkan kalungnya. Tapi aku tidak bisa berenang, lalu apa yg harus ku lakukan. Bagaimana ini?

'Kami-sama, aku mohon bantu aku.' Ucapku dalam hati.

Aku memberanikan diri untuk mengambilnya, ku lepas sepatuku dan terjun ke kolam renang.

Sepertinya aku menemukannya, tapi aku tidak bisa bertahan. Aku tidak bisa bernafas, aku takut sekali, ku lambai kan tangan supaya Sasuke menolongku.

'Byurrr'

Seseorang terjun ke kolam renang dan datang menolongku, apakah itu Sasuke? Ternyata bukan, yg menolongku ternyata Naruto. Dia mengankat ku ke pinggir kolam renang.

"Hey, sadarlah.", Naruto menepuk-nepuk pipiku

Naruto berusaha mengeluarkan air dalam tubuhku.

'Uek..'

"Kau sudah sadar?" Tanya Naruto

Aku menganggukan kepala.

"Sasuke, ini kalungmu.", Ku berikan kalung itu padanya dan dia mengambilnya.

"Terima kasih." Jawabnya datar

Begitukah cara dia berterima kasih, tidak ada ekspresi sama sekali. Benar - benar dingin dan menyebalkan.

"Jadi kau yg menyuruhnya untuk terjun ke kolam renang? Apa kau ini mau mencelakakan anak orang?" Teriak Naruto pada Sasuke.

"Berisik kau Dobe." Ucap Sasuke, setelah itu dia mendekat kan wajahnya ke wajah ku.

"Aku minta maaf ya." Ucap Sasuke sedikit menyunggingkan bibirnya lalu pergi begitu saja.

"Dasar kau ini teme." Gumam Naruto

"Kau tidak apa-apa kan Nona?" Tanya Naruto

"Panggil saja aku Sakura, dan aku tidak apa-apa."

"Sakura, lebih baik kau ganti seragam mu. Nanti kau bisa masuk angin." Ucap Naruto.

Aku mengambil baju ku yg ada di loker dan segera mengganti pakaian.

Hari ini aku benar-benar sial, ingin rasanya aku menampar wajah Sasuke. Aku menyuguhkannya segelas air, tapi ia malah menyiramkannya ke wajah ku. Dia sungguh keterlaluan, tega-teganya dia melakukan itu padaku.

Saat ini jam menunjukkan pukul setengah 4 sore.

Naruto datang menemui Sasuke.

"Hai Teme" sapa Naruto

"Ada apa kau kemari dobe?" Tanya Sasuke.

Mereka duduk di sofa

"Aku mau bicara masalah tadi siang itu."

"Ternyata tentang itu, memangnya kenapa?"

"Untuk apa kau mengerjai Sakura, pakai acara menyuruhnya terjun ke kolam renang segala, padahal dia tidak bisa berenang." Ujar Naruto

"Mana aku tau kalau dia tidak bisa berenang. Sebenarnya aku mau menolongnya, tapi kau sudah terlebih dulu menolongnya, jadi ya tidak jadi."

"Kau ini teme. Sebenarnya apa tujuanmu melakukannya?" Tanya Naruto

"Aku hanya mau mengujinya saja."

"Apa?"

"Waktu itu dia mengungkapkan perasaannya padaku, jadi ku suruh dia menunjukkannya padaku. Dan dia benar-benar melakukannya, meski tidak bisa berenang tapi dia rela mengambil kalungku itu. Dia gadis yg tangguh dan menarik." Ujar Sasuke.

"Lalu, bagaimana perasaanmu padanya?" Tanya Naruto

"Entahlah.. tapi sepertinya aku sedikit jatuh hati padanya. Belum pernah aku menemui gadis seperti dia."

"Selanjutnya apa yg akan kau lakukan? Jangan sampai kau melukainya atau bahkan menyakiti hatinya." Ujar Naruto

"Aku akan melakukan sesuatu yg menarik padanya. Kau lihat saja nanti."

"Bukan sesuatu yg aneh-aneh kan?, awas saja kalau kau berani melukainya. Akan ku gantung kau di pohon toge." Ucap Naruto

"Sudahlah Dobe, lebih baik kau pulang sekarang. Aku mau istirahat.", Sasuke mengusir Naruto dan menutup pintu rumahnya.

"Sebenarnya dia itu bodoh apa bagaimana, apa dia tidak tau pohon toge itu seperti apa, mana bisa gantung diri disana. Ada-ada saja." Ujar Sasuke

Sementara itu aku hanya bisa tidur di kamar.

'Hacuh.. hacuh..'

Aku demam gara-gara kejadian itu. Menyebalkan sekali.

"Sakura, ini ibu bawakan bubur. Kau makan ya, dan jangan lupa minum obatnya. Ibu mau mengurus kedai dulu." Ucap ibu

"Iya nanti aku makan buburnya."

"Jangan nanti, sekarang juga kau makan!" Omel Ibu

"Iya iya, akan aku makan."

Ibu membuatku semakin pusing.

Apa mungkin Sasuke mau mengerjaiku terus menerus. Apa dia tidak tau bagaimana perjuanganku. Sudahlah, aku tidak ingin memikirkan nya dulu. Lebih baik ku pulihkan tenaga ku dulu.

*****

Sabtu, 01 Agustus 2015

SHOW ME YOUR LOVE-CHAPTER 1 [SASUSAKU FANFIC]

SHOW ME YOUR LOVE

Story by Nickie Sai a.k.a Nikmah St

Main Pair : SasuSaku

Indonesia | Romance, Drama| T | Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: AU, OOC, GAJE, TYPO, DLL.

CHAPTER 1

Setelah sekian lama libur sekolah, akhirnya besok masuk juga. Sebenarnya lebih enak di sekolah dari pada harus menjaga kedai milik ibu. Beginilah hidupku, terlahir dari keluarga yg sederhana dan harus membantu orang tua mencari uang. Bukannya aku tidak ikhlas, tapi aku ingin seperti teman-temanku tidak perlu memikirkan bagaimana nanti kau hidup. Tapi tidak masalah yg penting orang tuaku menyayangiku, dan mampu menyekolahkan ku di salah satu sekolah ternama, Konoha Internasional School. Sungguh aku sangat bersyukur sekali, karna tidak semua orang bisa masuk disana, bahkan anak orang kaya sekalipun.

Sekarang aku naik ke kelas XI, aku berharap aku bisa satu kelas dg Uchiha Sasuke, pria tertampan di sekolah yg ku sukai. Dia memiliki wajah seperti pangeran, namun sayang hatinya tidak setampan wajahnya. Dia terkenal sebagai Playboy berhati dingin, itu membuat ku sedih. Pernah beberapa kali aku melihatnya menggadeng beberapa gadis cantik. Tapi itu tidak membuatku menyerah untuk mendapatkan cintanya.

Waktu aku masih duduk di bangku kelas X, aku pernah beberapa kali mengirimkan surat cinta padanya, tapi tak ada satupun yg dibalas. Justru aku pernah melihatnya membuang surat dari ku ke tong sampah. Ironis memang, tapi tak masalah bagiku, aku akan terus berjuang. SEMANGAT!

Hari pertama masuk sekolah, ku langkahkan kakiku menuju papan pengumuman. Semoga aku bisa sekelas dg Mr.Cool, Sasuke. Ku lihat satu persatu penempatan kelas dan ternyata aku di kelas XI IPA 1 bersama Sasuke.

"Yeeee...." teriakku gembira, dan semua tatapan mata tertuju padaku.

Setelah itu aku menuju ke ruang kelas, memilih bangku nomor dua dari depan. Kemudian ada seorang gadis berambut panjang warna pirang dg mata biru Aquamarine menghampiriku.

"Hai, boleh aku duduk di sebelahmu?" Tanyanya padaku

"Tentu saja boleh, silahkan!"

"Perkenalkan namaku Yamanaka Ino, panggil saja Ino.", Ino mengulurkan tangannya.

"Namaku Haruno Sakura, panggil saja Sakura.", kita berjabatan tangan

Tiba-tiba pandanganku teralih pada Sasuke yg masuk ke kelas, akhirnya aku bisa melihatnya setiap hari. Aku senyum-senyum sendiri memandanginya dan malah mengacuhkan Ino.

"Saku-chan, kau lihat apa?", aku tidak tau kalau Ino sedang bicara padaku.

"Rupanya dari tadi kau memperhatikan Sasu-kun, sampai tidak menjawab pertanyaanku." Ujar Ino

"A.. Iya ada apa? Kau bilang apa tadi?" Tanyaku gelagapan karna fokus pada Sasuke.

"Kau suka sama Sasu-kun ya? Dari tadi kau senyum melihatnya."

Aku hanya bisa menggaruk-garuk kepala karna tidak tau harus bilang apa.

"Benar kan Sasu-chan?"

"Iya, kau benar. Aku menyukainya sejak kelas X." Jawabku jujur

"Kau tau kan Sasu-kun seperti apa? Dia itu playboy berhati dingin, jadi ku sarankan kau lupakan saja dia."

Kata-kata Ino membuatku sedikit terluka, tapi aku tidak akan mengurungkan niatku untuk tetap menyukai Sasuke.

"Aku tidak bisa melupakannya, aku terlalu menyukainya. Apa Ino-chan mengenalnya?"

"Sasu-kun teman sekelas ku waktu kelas X, jujur saja aku pernah menyukainya sama sepertimu, tapi dia menolak ku. Itu membuat ku sangat terluka.", Ino menunduk kan kepalanya, dan aku mengelus-elus kepalanya.

"Apa sampai sekarang kau masih menyukainya?"

"Tidak, aku sudah terlalu sakit hati padanya. Jika kau masih memperjuang kan cintamu itu, aku akan mendukungmu?" Jawab Ino tersenyum lebar kemudian memelukku.

Tidak ku sangka Ino sangat baik padaku. Sepertinya dia anak orang kaya, tapi dia tidak sombong, justru dia sangat menyenangkan.

Saatnya jam istirahat.

"Saku-chan, kau ingin ke kantin denganku?"

Ku lihat Sasuke keluar dari kelas.

"Maaf Ino-chan aku tidak bisa, aku ada urusan."

Aku keluar dari kelas meninggal kan Ino.

Diam-diam aku membututi Sasuke dari belakang, aku berjalan mengendap-endap seperti maling ayam. Ternyata dia pergi ke perpustakan, pantas saja dia menjadi murid paling pintar di sekolah, kan setiap hari ke perpustakaan.

"S-Sasuke", Aku coba untuk menyapanya yg sibuk membaca buku.

"Ada apa?" Jawabnya datar

"Boleh, aku berkenalan denganmu?"

"Bukankah kau sudah tau namaku? Lalu mau apa lagi?"

"Em.. Ada yg ingin aku bicarakan denganmu?"

"Kalau mau bicara, lebih baik duduk jangan berdiri seperti itu. Tidak sopan."

Ku langkah kaki dan duduk di depannya.

"Kau mau bicara apa?"

"Perkenalkan namaku Haruno Sakura dan aku sekelas denganmu", ku berikan senyum terbaik ku padanya

"O.. jadi kau gadis yg tempo hari mengirimi ku surat cinta yg menjijikan itu?"

"Apa?", Rasanya sedikit sakit mendengarkan perkataannya.

"Aku tidak suka hal kekanak-kanak kan seperti itu."

Dia benar-benar dingin.

"Sasu-kun, aku menyukaimu, aku sangat menyukaimu."

"Lalu kau berharap kalau aku juga menyukaimu, begitu?"

Aku hanya bisa mengangguk kan kepala.

"Apa alasanmu menyukai ku?"

Aku terdiam mendengar pertanyaanya itu.

"Kenapa diam? Sepertinya kau sama seperti gadis lain. Saat ditanya seperti itu, mereka akan jawab 'kenapa harus ada alasan untuk menyukai seseorang? karna cinta ini tulus', omong kosong macam apa itu? Bagaimana bisa kau menyukai seseorang tanpa alasan?, setidaknya ada satu alasan yg membuatmu menyukainya."

Entah aku harus mengatakan apa lagi.

Sasuke beranjak dari kursinya dan berjalan pergi.

"Akan ku jelaskan kenapa aku menyukaimu."

Ucapanku membuat Sasuke menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku.

"Aku menyukaimu karna kau tampan, kau pintar. Walau aku tau, kau playboy berhati dingin tapi aku tetap menyukaimu. Aku menyukaimu bukan hanya karna kelebihanmu tapi aku juga menyukai segala kelemahanmu. Aku menyukaimu tulus dari lubuk hatiku."

"Kalau begitu tunjukkan padaku. Tunjukkan padaku semua rasa cintamu padaku."

"Baiklah, akan ku lakukan."

"Besok ku tunggu kau ditaman jam 3 sore, kau tidak boleh terlambat sedetik pun. Mengerti?"

"Iya, aku mengerti."

Sasuke langsung pergi dari perpustakaan.

Jam sekolah telah usai, aku mengemasi semua barang-barang ku dan bersiap untuk pulang.

"Saku-chan, mau tidak mampir ke rumahku?", tanya Ino

"Tapi aku harus membantu ibu di kedai."

"Aku mohon, sebentar saja. Nanti aku akan mengantarmu pulang." Pinta Ino

"Baiklah, aku mau."

Kami sampai di rumah Ino, rumahnya besar dan bagus.

"Ayo masuk Saku-chan!", Ino membuka kan pintu.

Aku masuk ke dalam, dan ternyata jauh lebih bagus.

"Rumahmu lebih besar dari rumahku, Ino-chan."

"Itu tidak penting. Walaupun kecil jika ada yg menempati itu tidak apa-apa. Daripada besar tapi kosong itu bisa jadi menyeramkan."

Kita berdua tertawa terbahak-bahak.

"Rupanya ada teman Ino yg datang ya." Ucap seorang wanita paruh baya.

"Dia ibuku." Bisik Ino

"Namaku Sakura, dan aku temannya Ino.", ucapku sambil membungkuk kan badan.

"Kaa-san, aku mau mengajak Saku-chan ke kamar ku dulu."

Ino mengajak ku ke kamarnya yg berada di lantai atas.

Kami merebahkan tubuh di atas ranjang. Hah.. rasanya nyaman sekali. Kami mengobrolkan banyak hal, dan setelah itu Ino mengantarku pulang.

"Sampai bertemu di sekolah Saku-chan.", Ino melambaikan tangan.

Aku juga melambaikan tangan. Huft~ aku segera membantu ibu di kedai.

Hari ini aku akan bertemu Sasuke, jantungku serasa berdetak lebih kencang. Entah apa yg akan dia lakukan padaku. Aku berlari secepat-cepatnya supaya tidak terlambat.

"Hahhh.. hahhh..", nafasku terengah-engah.

Ku coba mengatur nafas, dan mengusap keringat di dahi ku.

"O..ternyata kau sudah datang, Sakura..", Sasuke berjalan ke arah ku.

Sebenarnya Sasuke sudah berada disini terlebih dahulu, hanya saja dia muncul setelah aku.

"Sekarang aku harus melakukan apa?"

"Kau tidak perlu melakukan apa-apa. Kau hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan dariku. Sekarang duduklah.", Sasuke menyuruhku duduk di bangku taman.

Apa dia mau mengintrogasi ku.

"Apa kau benar-benar menyukai ku?"

Aku menganggukan kepala

"Aku tidak mau kau hanya mengangguk, jawab dg lantang."

"Iya, aku menyukaimu."

"Apa kau akan selalu melindungi ku?"

"Iya"

"Apa kau rela mati demi aku?"

"Tidak"

"Kenapa tidak?"

"Aku tidak mau mati hanya karna orang yg ku cintai, kecuali jika dia juga mencintai ku. Aku hanya akan mengobarkan nyawaku untuk orang yg mencintai ku sepenuh hati."

Sasuke menatapku tajam.

"Bagaimana jika aku menyakitimu, apa kau akan bertahan?"

"Sekuat apapun wanita dia tidak akan mampu bertahan jika terus di sakiti, apalagi dg orang yg dia cintai."

"Apa kau percaya dg cinta sejati?"

"Aku percaya"

"Bagaimana itu?"

"Cinta sejati hanya hatimu yg dapat mengetahuinya dan merasakannya."

Sasuke terdiam sejenak.

"Sepertinya kau itu gadis baik, sebaiknya kau cari pria yg baik juga. Karna aku bukan pria baik."

"Aku beritahu, tidak semua gadis baik menginginkan pria yg baik juga."

"Tapi aku tidak suka dg gadis baik-baik."

"Tapi kenapa?", aku menatapnya.

"Aku pernah memiliki kekasih seorang gadis baik, tapi justru dia meninggalkan ku tanpa perasaan. Karna belum tentu cover sama dg isinya.", matanya sayu

"Tapi tidak semua seperti itu."

"Tapi kurang lebih sama kan?", ucapnya dg nada agak tinggi.

Aku menunduk kan kepala tidak berani menatapnya.

"Aku pergi dulu."

Dia meninggalkan ku yg masih terdiam di bangku taman. Sebenarnya siapa gadis yg dia maksud.

Aku beranjak dari taman dan pulang ke rumah.

*****

I'M FINE THANK YOU- LADIES CODE

Tto nunmuri nae apeul garyeojuneyo
Geudae moseup hoksi boilkkabwa
Beolsseo sigani nado moreuge neujeonneyo
Oneuldo geudaeman gidaryeotjyo

Nan cham babocheoreom geudaeman bulleoyo
Eonjengan geudaedo nal bogetjyo
Hancham gidarida nunmuri goyeoyo
Ireoke tto haruga jinajyo

Oneul haruman I cry
Yeongwonhi haengbokhagil good bye
Gakkeumeun nae saenggage useodo joha
I'm fine thank you thank you

Amuil eopdeusi saragada bomyeoneun
Hoksi nareul ijeul sudo itjyo
Aju gakkeum nae saenggagi nadeorado
Jal isseuni geokjeong marayo

Nan cham babocheorom geudaeman bulleoyo
Eonjengan geudaedo nal bogetjyo
Hancham gidarida nun muri goyeoyo
Ireoke tto haruga jinajyo

Oneul haruman I cry
Yeongwonhi haengbokhagil good bye
Gakeumeun nae saenggage useodo joha
I'm fine thank you thank you

Neomu bogo sipeo himdeurojil ttaemyeon
Baram doeoe bureojugo
Gakkeum jeo eondeogeseo nae ireum bureomyeo
Dallyeowa himkkeot anajuryeom

Onel haruman I cry
Yeongwonhi haengbokhagil good bye
Gakkeumeun nae saenggage useodo joha
I'm fine thank you thank you

Oneul haruman I cry
Yeongwonhi haengbokhagil good bye
Gakkeumeun nae saenggage useodo joha
I'm fine thank you thank you

I'm fine thank you thank you
I'm fine thank you thank you

Jumat, 31 Juli 2015

DREAMING (OST. DREAM HIGH 1)

Jeo meolli hweuimi haejineun
Naeui kkumeul barabomyeo
Meonghani seoisseotjyo
Deo isang nameun ge eopseo
Modu pogi halkka haesseotjiman
Dashi ireonayo

Han georeum han georeum oneuldo
Joshim seureobge nae didyeoyo
Gaseum gadeukhi duryeo umgwa
Seolleimeul aneun chae
Biteul georigo heundeullyeodo
Nan tto han georeumeul nae didyeoyo
Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Idaero kkutnaneun geon anilji
Duryeomi nal jakkuman
Mangseorige hajiman
Gaseumsok giteun goseseo
Meomchuji anheun ullimi nal
Apeuro ikkeuljyo

Han georeum han georeum oneuldo
Joshim seureobge na didyeoyo
Gaseum gadeukhi duryeo umgwa
Seolleimeul aneun chae
Biteul georigo heundeullyeodo
Nan tto han georeumeul nae didyeoyo
Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Kamis, 30 Juli 2015

666 [SASUSAKU FANFIC]

666

Author: Nikmah St
Pairing: Sasuke U. & Sakura H.
Genre: Horror, Mistery
Rated: T+
Lenght: Oneshoot
Warning: AU, gaje, ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll



Pernikahan telah di gelar, kini sepasang insan telah resmi menjadi seorang suami istri, dan kehidupan baru akan di mulai. Sasuke dan Sakura sudah pindah ke rumah mereka di komplek Natsuari, tepatnya di rumah no.666. Rumah yang terlihat mewah dan megah terletak di ujung jalan.

Menurut isu para penghuni di komplek itu, rumah yang di tempati Sasuke dan Sakura menyimpan berjuta misteri. Pasalnya pemilik lama rumah itu mati tanpa di temukan jasadnya, dan membuat rumah itu tampak menyeramkan saat malam tiba. Tapi hal ini tidak di gubris oleh Sasuke, menurutnya rumah itu memiliki nilai estetika yang tidak di miliki rumah lain.

Sasuke dan Sakura sudah berada di rumah barunya itu, mereka sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu. Sehingga, mereka langsung dapat meninggalinya. Dua orang penjaga dan dua orang pelayan sudah cukup untuk merawat dan menjaga rumahnya.

"Lebih baik, kau istirahat saja dulu! Nanti aku akan siapkan makan siang untuk kita." Ucap Sakura

"Baiklah istriku yang cantik." Balas Sasuke sambil mencubit pipi Sakura.

Sakura keluar dari kamar mereka dan segera turun ke bawah menyiapkan makan siang. Dia menyiapkan makanannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Setelah selesai di sajikan, Sakura mengajak Sasuke untuk makan.

Sasuke bergegas pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, dia terlebih dulu mengecup kening istrinya sebelum dia keluar rumah.

"Kau hati-hati ya, jangan mengebut." Ucap Sakura sambil menatap lembut suaminya.

"Iya, kau tenang saja. Mungkin nanti aku pulang malam, jadi jangan menungguku untuk makan malam. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku." Balas Sasuke. Sakura mengangguk.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang sudah berada di depan rumah, kemudian dia melajukan mobilnya dengan cepat. Setelah Sasuke pergi, Sakura masuk ke dalam rumah, dia berada di ruang keluarga untuk menonton tv. Karena bosan dengan acaranya, dia memutuskan untuk menonton DVD film horror milik Sasuke. Sebenarnya Sakura tidak suka dengan hal-hal yang berbau horror dan sejenisnya. Karena itu dapat membuatnya mimpi buruk.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, tapi Sasuke belum juga pulang. Sambil menunggu suaminya, dia menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cuaca dingin sekali, angin berhembus kencang, bahkan tirai yang menutupi jendela pun ikut terbuka.

'Prang'
Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Sakura berjalan menengoknya, di lihatnya panci berada di lantai. Kenapa bisa hal itu terjadi? Tidak mungkin ada kucing yang masuk ke rumah itu, pasalnya semua pintu dan jendela sudah terkunci.

"Kenapa pancinya bisa jatuh?" Ucap Sakura sambil jongkok mengambil panci itu.

"Apa pelayanku yang menjatuhkannya? Tapi tidak ada tanda-tanda mereka di sekitar sini." Lanjut Sakura

Sakura heran dengan hal itu, kemudian ia kembali ke ruang keluarga. Saat dia asyik menonton tv, tiba-tiba telepon rumah berdering. Dan dia segera melangkah ke ruang tamu dan mengangkat.

"Hallo! Siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan angin yang kencang.

"Maaf, siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban juga, justru terdengar suara hujan dan suara guntur.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik jangan menelpon." Ucap Sakura langsung menutup telponnya. Kemudian dia kembali ke ruang keluarga.

Sakura diam terpaku saat melihat tv dalam keadaan mati, padahal sebelumnya tv masih menyala. Dia mengambil remote yang berada di depan tv dan menekan-nekannya. Tapi tvnya tidak mau menyala.

"Kenapa tvnya? Apa mungkin rusak?" Gumam Sakura

Dia mematikan lampu ruang keluarga, kemudian keluar. Saat dia berjalan tiba-tiba terdengar suara tv yang menyala.

'Deg'

Jantung Sakura berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Bulu kuduknya mulai berdiri, perasaannya tidak enak. Ada apa ini? Sakura memberanikan diri untuk masuk ke ruang keluarga. Ternyata benar tv itu menyala. Sakura langsung mematikannya, baru dua langkah dia berjalan, tv itu kembali menyala. Sakura ketakutan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, membiarkan tv tetap menyala. Sakura berjalan menaiki tangga, dan lampu ruang tamu yang tadinya menyala, seketika padam dengan sendirinya.

Sakura melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya, dia menutup pintu rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponselnya dan menelpon Sasuke, tapi berulang kali dia menelponnya tak satupun di angkat oleh Sasuke. Suaminya itu masih sibuk meeting dengan client yang sangat penting untuk perusahaannya. Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menarik selimutnya dan perlahan memejamkan mata.

'Kring....'

Dering telepon rumah membangunkan tidur Sakura, dia melihat jam weker, waktu menunjukan pukul 9 malam. Tapi sampai sekarang Sasuke belum juga pulang. Selangkah demi selangkah, Sakura berjalan ke ruang tamu, dan lampu dalam keadaan hidup. Apa mungkin pelayannya yang menghidupkannya. Telepon rumah terus berdering. Siapa yang kali ini menelponnya? Apa orang iseng seperti tadi? Sakura mengangkat gagang teleponnya dan di dekatkan ke telingannya.

"Hallo! Siapa disana?"

Kali ini juga tidak terdengar suara orang. Tanpa pikir panjang Sakura langsung menutup telponnya. Perasaan kesal bercampur takut. Sakura kembali ke kamarnya, wajahnya memucat, kemudian dia berbaring di ranjang, dia memeluk erat gulingnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu hendak terbuka. Detak jantungnya semakin cepat, dan suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

"Kau sudah tidur ya?"

Ternyata orang itu Sasuke, dia duduk di tepi ranjang. Mendengar suara Sasuke, Sakura seketika bangun dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Tanya Sasuke yang melihat istrinya seperti orang ketakutan. Apalagi dia mendengar desahan napas yang bertubi-tubi.

"Rumah ini aneh dan menyeramkan." Jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke erat.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke

"Sepertinya benar kata orang, jika rumah ini angker. Tadi tv tiba-tiba mati dan menyala dengan sendirinya, lampu tiba-tiba padam dan tadi ada orang iseng yang menelpon tapi tidak ada suaranya." Jawab Sakura

"Barangkali ada gangguan, besok aku akan menyuruh orang memperbaikinya." Ucap Sasuke

"Semuanya masih baru, pasti ada sesuatu di rumah ini. Aku takut sekali, kita pindah saja ya?" Balas Sakura

"Mungkin kau kecape'an, jadi kau berhalusinasi. Lagi pula kau kan tidak sendiri, ada aku dan juga ada para pelayan dan para penjaga." Ucap Sasuke membelai rambut Sakura.

"Aku tidak berhalusinasi, aku mengalami kejadian aneh di rumah ini. Kau pulang malam, para pelayan dan para penjaga tidak tau kejadian ini." Balas Sakura

"Aku akan memperingatkan mereka untuk menjagamu saat aku tidak ada, jadi kau tenang saja. Lebih baik sekarang kau tidur." Ujar Sasuke

Sakura mengangguk, kemudian dia tidur dengan posisi meringkuk. Sementara itu Sasuke pergi mandi, selesai mandi Sasuke menyusul istrinya tidur. Dia melingkar tangannya di perut Sakura.

Pagi telah tiba, Sakura dan Sasuke sudah berada dimeja makan. Sasuke memanggil pelayan dan penjaganya untuk menghadap kepadanya.

"Saat aku tidak ada, kalian harus menjaga Sakura-Sama, karena tadi malam dia mengalami kejadian aneh. Jadi ku harap kalian menjalankan tugas ini." Ucap Sasuke

"Baik tuan." Serentak para pelayan dan pekerja.

"Maaf, kejadian apa yang Sakura-Sama alami?" Tanya seorang pelayan.

"Apa semalam kau tidak dengar suara dering telepon yang bertubi-tubi, dan suara benda jatuh dari dapur?" Tanya Sakura

"Maaf Sakura-Sama, aku tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kamarmu berada di bawah, bagaimana bisa tidak dengar?" Tanya Sakura dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kalian boleh pergi." Ucap Sasuke

Pelayan dan penjaga meninggalkan ruang makan.

"Kau tenang, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Sasuke

"Tapi, aku sangat takut, bagaimana jika terjadi lagi? Nanti kau tidak pulang malam-malam kan?" Tanya Sakura

"Entah, aku akan lihat jadwalnya. Jika banyak pekerjaan, aku akan pulang terlambat." Jawab Sasuke

"Usahakan untuk tidak pulang malam-malam." Ucap Sakura

"Akan aku usahakan." Balas Sasuke

Selesai makan Sasuke bergegas berangkat kerja.

"Ittekimasu." Ucap Sasuke

"Itterasshai." Balas Sakura

Tak lupa, Sasuke mengecup kening istrinya dan di balas senyuman dari Sakura. Sasuke menuju mobilnya, dia melambaikan tangan pada istrinya. Sakura masuk ke dalam, perasaannya masih saja was-was, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tenang. Selalu saja pikiran-pikiran aneh mengelilingi kepalanya.

"Yumimaru! Komina! Kemari kalian!" Teriak Sakura yang tengah duduk di ruang tamu.

"Iya Sakura-Sama, ada apa?" Tanya Yumimaru yang sudah berada di hadapan Sakura bersama Komina.

"Duduk!" Ucap Sakura

Kedua pelayan itu duduk dengan wajah menunduk.

"Apa kalian tidak merasakan kejadian aneh di rumah ini?" Tanya Sakura

"Ti-tidak nona." Jawab Komina

"Sepertinya, ada makhluk gaib yang menghuni rumah ini. Aku ingin kalian bersamaku saat Sasuke belum pulang. Mengerti?"

"Baik."

Bulan sudah bergerak menyinari bumi, itu tandanya malam sudah tiba. Sakura berada di ruang keluarga, setiap saat, dia pasti memerhatikan jam, menunggu Sasuke pulang. Dia merasa merinding, tangannya begitu dingin, padahal penghangat ruangannya sudah di nyalakan. Mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali? Sakura mematikan tv dan bergerak ke arah kamar mandi lantai bawah. Dia mendengar suara air mengalir, perlahan-lahan dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam. Ternyata kran di wastafel menyala.

Sakura menyusuri kamar mandi, dia tidak menemukan siapapun disana. Kemudian berlari meninggalkan kamar mandi dan menuju ke kamar pelayannya. Dia menggedor pintu kamar pelayan dengan sangat keras.

"Cepat buka pintunya!!" Teriak Sakura

Pelayannya tidak membuka pintu, dia terus menggedor pintu itu. Kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak muncul saat Sakura membutuhkan mereka?

'Prangg prangg'
Sakura bergerak ke dapur, dan menjumpai panci dan piring tergeletak di lantai. Perasaannya berkecamuk, pikirannya kacau. Setelah itu dia mendengar dering telepon dan langsung di angkat olehnya. Sama seperti kemarin malam, tidak ada suara orang, setelah itu terdengar lagi suara benda jatuh dari arah dapur. Saat dia menuju dapur, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan dia langsung bergerak kesana.

"Kenapa bisa terbuka? Apa anginnya terlalu kencang?" Gumam Sakura

Dia melihat keadaan luar, semua lampu sudah mati. Kemudian dia menutup kembali pintunya, dia berjalan ke kamar pelayan, mencoba untuk memanggilnya. Dia menggedor keras pintu itu, dan akhirnya Yumimaru dan Komina membuka pintunya.

"Apa yang kalian lakukan di dalam? Aku sudah menggedor pintu berulang kali, dan sudah memanggil kalian. Kenapa kalian tidak keluar?" Bentak Sakura sambil mencoba mengatur napasnya.

"Ma-maaf Sakura-Sama, kami tidak dengar." Balas Komina

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk bersamaku sampai Sasuke pulang!"

"Ka-kami lupa."

Dengan seenak jidatnya, Sakura masuk ke kamar pelayannya.

"Rumah ini ada hantunya." Ujar Sakura

"Bagaimana Nona tahu?" Tanya Yumimaru

"Apa kalian yang menghidupkan kran di kamar mandi?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Yumimaru

"Apa kalian juga yang menjatuhkan benda-benda di dapur?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Komina

"Kalian pikir semua itu bisa terjadi dengan sendirinya? Aku yakin ada makhlus halus yang menghuni rumah ini." Ucap Sakura

"Apa Sakura-Sama melihat hantunya?" Tanya Komina, pelayan berambut coklat.

"Tidak."

"Aku ada cara agar bisa melihat hantu." Ucap Komina

"Bagaimana?" Tanya Sakura

"Kita matikan lampu kamar ini, setelah itu nyalakan lilin dan taruh di depan cermin, kita juga harus berdiri di depan cermin. Maka kita akan melihat penampakan hantu." Ucap Komina

"Kau saja sendiri, aku tidak akan melakukan hal gila itu." Balas Sakura

"Semua yang kau katakan hanya sebuah mitos." Ucap Yumimaru

"Tadaima..." suara Sasuke telah pulang, Sakura keluar dari kamar pelayanya dan menghampiri Sasuke.

"Okaerinasai." Balas Sakura dengan senyum sumringah.

"Ada apa? Kenapa kau keluar dari kamar itu?" Tanya Sasuke

"Aku ketakutan, kejadian itu terjadi lagi." Jawab Sakura

"Sayang, semua itu hanya sebuah halusinasimu saja." Ucap Sasuke

"Tidak. Rumah ini benar-benar angker." Balas Sakura

"Rumah ini nyaman. Mungkin ini dapat mengobati ketakutanmu. Dia bisa menemanimu." Ucap Sasuke sambil memberikan sebuah boneka Teddy Bear ukuran besar warna biru. Sakura langsung memeluk boneka itu.

"Bukan ini yang ku butuhkan, tapi dirimu. Aku ingin kau ada di sisiku di saat ku membutuhkanmu." Ucap Sakura

"Aku selalu ada untukmu. Kau tidak perlu khawatir." Balas Sasuke

"Tapi kenapa kau pulang malam-malam? Di saat itu, aku merasa ketakutan, risau, dan sebagainya. Aku coba memanggil pelayan, tapi mereka tidak dengar. Lalu apa yang harus ku lakukan?" Ucap Sakura

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, aku akan melindungimu. Semua akan baik-baik saja." Balas Sasuke yang kemudian merangkul istrinya dan mengajaknya ke lantai atas.

Mereka mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang. Sasuke mengelus pipi istrinya, memandangi wajahnya yang pucat, mungkin karena ketakutan.

'Benarkah rumah ini ada hantunya?' Batin Sasuke.

Dia tidak terlalu tahu tentang semua kejadian yang terjadi di rumahnya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Dia hanya mendengar semua kejadian aneh dari mulut istrinya, entah itu benar adanya atau hanya halusinasi istrinya saja. Bukan dia tidak percaya pada istrinya, tapi pekerja rumahnya tidak merasakan kejadian itu.

Hari sudah berganti, dan malam kembali tiba-tiba. Rasanya Sakura ingin menyusul Sasuke ke kantor, dia tidak betah terus berada di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak mempercayai perkataannya. Sakura berdiam diri di kamar, dia duduk di tempat riasnya, tatapan kosong. Beberapa Saat kemudian muncul sesosok gadis berusia sekitar 12 tahun berdiri di kamar itu. Sakura melihatnya dari cermin, nafasnya memburu tak karuan, dia mencoba menengoknya.

"Si-siapa kau?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kakak, tolong aku..." ucap gadis itu. Sepertinya dia adalah salah satu penghuni lama rumah itu yang tewas tanpa di temukan jasadnya.

"Untuk apa?" Tanya Sakura

"Pergilah ke ruangan bawah tanah!" Jawab gadis itu dan kemudian menghilang.

Sakura berlari ke bawah dan menemui pelayannya. Dia bertemu dengan Yumimaru yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Sakura-Sama?" Tanya Yumimaru

"Aku melihat penampakan gadis kecil di kamarku. Dia minta tolong padaku." Jawab Sakura

"Benarkah?" Tanya Yumimaru

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar dari dapur.

"Suara apa itu?" Tanya Yumimaru

"Itu suara yang tiap malam aku dengar." Jawab Sakura

"Jadi benar, jika rumah ini angker?"

Seketika lampu padam, mereka gelagapan. Yumimaru menarik Sakura menuju kamarnya. Mereka ketakutan, Komina yang tadinya sedang santai berubah menjadi panik.

"Kenapa lampunya padam?" Tanya Komina

"Aku tidak tau." Jawab Yumimaru

"Sudah ku bilang, rumah ini angker, tapi kalian tidak percaya." Ucap Sakura menggenggam erat tangan Yumimaru.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yumimaru.

Sakura mengambil ponsel di saku celananya dan segera menelpon Sasuke untuk menyuruhnya cepat pulang. Setelah satu jam lamanya, Sasuke pun pulang, dia menemui istrinya yang berada di kamar pelayan. Lampu rumah sudah menyala. Melihat Sasuke datang, Sakura langsung memeluknya erat dengan berlinang air mata.

"Kenapa kau selalu pulang malam? Disini aku ketakutan, aku baru saja melihat sesosok arwah." Sakura memukul dada Sasuke.

"Aku banyak pekerjaan."

"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting di banding diriku? Selama ini kau hanya menganggapku berhalusinasi, padahal semua itu kenyataan. Kau bisa tanyakan pada Yumimaru dan Komina." Ucap Sakura tersedu-sedu.

Kemudian Yumimaru dan Komina menjelaskan kejadian yang mereka alami pada Sasuke dan membuat Sasuke merasa iba pada istrinya. Dia tidak pernah percaya pada istrinya. Sasuke dan Sakura sudah berada di kamar mereka.

"Aku minta maaf, aku akan lebih memperhatikanmu. Besok aku akan memasang cctv di setiap sudut rumah ini, agar aku bisa mengontrol keadaan rumah ini." Ucap Sasuke kemudian mengecup puncak kepala Sakura.

"Kita pindah rumah saja." Ucap Sakura

"Aku akan mempertimbangkannya." Balas Sasuke

Hari demi hari berlalu, tapi saat melihat rekaman cctv, Sasuke tidak melihat satupun kejadian aneh di rumahnya. Saat ini pukul 8 malam, Sakura keluar dari dapur, dia melihat bayangan orang berjalan di teras rumahnya. Dia mengambil stick baseball dan berjalan ke arah jendela kaca, dia membuka sedikit gordennya dan melihat keluar, tidak ada siapa-siapa disana.

Sakura menuju ke kamar pelayan, tapi kamar itu kosong. Dia melangkah ke kamar mandi, disana juga tidak ada. Suara tv menyala, dan Sakura menengoknya, tidak ada siapapun disana. Kini suara telepon berdering, Sakura tidak menggubrisnya, dia memilih keluar rumah dan pergi ke pos penjaga. Para penjaga juga tidak ada, Sakura ketakutan, dia duduk sambil memeluk lututnya. Air matanya mengalir, dia ingin menghubungi Sasuke tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Sementara itu Sasuke tengah sibuk membolak-balik dokumennya. Dia menyempatkan diri untuk melihat keadaan rumah lewat laptopnya. Di lihatnya pria bertopeng tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Segera dia meninggalkan kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Beberapa saat kemudian, ia tiba di rumah. Mendengar suara mobil datang, Sakura keluar dari pos penjaga.

Sasuke melihat Sakura berada di pos penjaga, dia datang dan langsung memeluknya. Dia menyuruh Sakura menceritakan seluruh kejadian. Setelah itu, Sasuke mengajak Sakura masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan ke ruang bawah tanah, ada seseorang yang hendak memukul mereka dari belakang, tapi Sasuke berhasil menghindarinya.

Sasuke menarik Sakura menuju pintu depan. Mereka mencoba untuk keluar, tapi pintunya terkunci. Pria bertopeng itu semakin mendekat, Sasuke menarik Sakura ke ruang keluarga dan mengunci pintunya.

"Sasuke bagaimana ini? Siapa orang itu?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kau tenang saja, aku akan menelpon 911." Jawab Sasuke

Sasuke langsung menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Keadaannya benar-benar genting, apalagi pria bertopeng itu mencoba mendobrak pintu. Sasuke dan Sakura mendekat ke arah pintu, saat pria itu berhasil mendobrak pintunya, Sasuke langsung memukulinya menggunakan stick baseball. Tidak lupa Sasuke memberi beberapa tendangan dan membuat pria itu pingsan.

Sasuke menggandeng Sakura ke ruangan bawah tanah, selama disana dia tidak pernah tahu mengenai ruangan itu. Mereka masuk ke dalam, mengejutkan sekali, ruangan itu ada beberapa peti, dan sepertinya ruangan itu di gunakan untuk persembahan.

"Tempat apa ini?" Tanya Sakura

"Entah, sepertinya tempat untuk persembahan." Jawab Sasuke

"Persembahan bagaimana?" Tanya Sakura

"Mungkin pemilik ruangan ini penganut sekte terlarang, lihatlah semua benda-benda itu!" Jawab Sasuke

Banyak benda-benda aneh di ruangan itu, ada angka 666 yang di jadikan sebuah simbol dari sekte yang dianut pemilik ruangan itu.

"Lihat itu! Angka 666 simbol sektenya, sama dengan nomor rumah ini." Ucap Sasuke

"Kau benar, dan kita menikah tanggal 6 bulan 6 dan di laksanakan pukul 6.06 malam." Balas Sakura

"Itu tidak berpengaruh." Ucap Sasuke

Sasuke mengajak Sakura mendekat ke arah peti, perlahan-lahan Sasuke membuka peti itu, seorang mayat perempuan paruh baya membujur kaku disana. Tak lupa dia membuka peti yang lain, ada seorang gadis usia anak kuliahan, seorang laki-laki sekitar anak SMA, dan seorang gadis berusia sekitar 12 tahun terbaring di masing-masing peti.

"Dia gadis yang menemuiku waktu itu, dia minta tolong dan menyuruhku kemari." Ujar Sakura

"Mereka di jadikan tumbal, dan sepertinya pria bertopeng itulah dalang di balik semua ini." Ucap Sasuke

"Jadi bagaimana?" Tanya Sakura

"Sebentar lagi polisi datang. Jangan risau!" Jawab Sakura

'Brakk'
Pintu ruangan itu terbuka, pria bertopeng sudah sadar. Dia berjalan ke arah mereka sambil menggenggam pisau. Sasuke dan Sakura bergerak ke belakang, mereka panik. Lama kelamaan pria itu semakin mendekat, dia memainkan pisaunya. Mata Sasuke tertuju ke arah sebuah meja, dia melihat sebuah katana berada disana. Dia mengambil katana itu dan mendekati pria bertopeng, dia menendang tangan pria bertopeng, sehingga pisau yang di bawanya jatuh. Sasuke mendorong pria itu dan mengambil pisaunya.

Sasuke menarik Sakura keluar ruangan, tapi tangan pria itu menahan kaki Sakura. Sasuke langsung menggoreskan katana itu dan mengenai lengan pria bertopeng. Saat dia kesakitan, Sasuke dan Sakura berlari keluar, tapi pria itu terus mengejar. Pria itu berjalan membawa sebuah balok kayu, dia menyudutkan Sasuke dan Sakura. Saat dia hampir memukul Sasuke, tiba-tiba polisi datang dan menembak kakinya. Dia terjatuh, polisi menangkap dan memborgolnya.

Setelah itu Sasuke, Sakura dan polisi mencari keberadaan pelayan dan penjaganya. Mereka menyusuri setiap sudut rumah, ternyata pelayan dan penjaga di sekap di gudang. Kemudian polisi membawa pria itu menuju kantor polisi.

"Aku akan membalas kalian!" Ucap pria itu saat berjalan menuju mobil polisi.

Sakura masih ketakutan, dia sedikit trauma, dia tidak ingin sendirian di rumah. Sasuke merangkul istrinya penuh kasih sayang.

"Besok kita pindah." Ucap Sasuke yang membuat Sakura sedikit tenang.

Sasuke dan Sakura memutuskan pindah ke komplek yang sama dengan orang tua mereka. Tapi Sasuke tetap memilih no.666, menurutnya tidak ada yang nomor sial dan sebagainya. Semua hal buruk yang terjadi pada kita itu muncul karena pikiran negatif kita sendiri.

•THE END•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya author bisa bikin ff genre horror.. Apa horrornya terasa? Jangan-jangan kalian justru ketawa membaca ff ini? Kayaknya Author gak kasih bagian humornya deh.. Kalau kalian tertawa, berarti ada yang salah pada diri kalian.. Ups.. Just Kidding.. ^^

666 [SASUSAKU FANFIC]

666

Author: Nikmah St
Pairing: Sasuke U. & Sakura H.
Genre: Horror, Mistery
Rated: T+
Lenght: Oneshoot
Warning: AU, gaje, ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll



Pernikahan telah di gelar, kini sepasang insan telah resmi menjadi seorang suami istri, dan kehidupan baru akan di mulai. Sasuke dan Sakura sudah pindah ke rumah mereka di komplek Natsuari, tepatnya di rumah no.666. Rumah yang terlihat mewah dan megah terletak di ujung jalan.

Menurut isu para penghuni di komplek itu, rumah yang di tempati Sasuke dan Sakura menyimpan berjuta misteri. Pasalnya pemilik lama rumah itu mati tanpa di temukan jasadnya, dan membuat rumah itu tampak menyeramkan saat malam tiba. Tapi hal ini tidak di gubris oleh Sasuke, menurutnya rumah itu memiliki nilai estetika yang tidak di miliki rumah lain.

Sasuke dan Sakura sudah berada di rumah barunya itu, mereka sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu. Sehingga, mereka langsung dapat meninggalinya. Dua orang penjaga dan dua orang pelayan sudah cukup untuk merawat dan menjaga rumahnya.

"Lebih baik, kau istirahat saja dulu! Nanti aku akan siapkan makan siang untuk kita." Ucap Sakura

"Baiklah istriku yang cantik." Balas Sasuke sambil mencubit pipi Sakura.

Sakura keluar dari kamar mereka dan segera turun ke bawah menyiapkan makan siang. Dia menyiapkan makanannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Setelah selesai di sajikan, Sakura mengajak Sasuke untuk makan.

Sasuke bergegas pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, dia terlebih dulu mengecup kening istrinya sebelum dia keluar rumah.

"Kau hati-hati ya, jangan mengebut." Ucap Sakura sambil menatap lembut suaminya.

"Iya, kau tenang saja. Mungkin nanti aku pulang malam, jadi jangan menungguku untuk makan malam. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku." Balas Sasuke. Sakura mengangguk.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang sudah berada di depan rumah, kemudian dia melajukan mobilnya dengan cepat. Setelah Sasuke pergi, Sakura masuk ke dalam rumah, dia berada di ruang keluarga untuk menonton tv. Karena bosan dengan acaranya, dia memutuskan untuk menonton DVD film horror milik Sasuke. Sebenarnya Sakura tidak suka dengan hal-hal yang berbau horror dan sejenisnya. Karena itu dapat membuatnya mimpi buruk.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, tapi Sasuke belum juga pulang. Sambil menunggu suaminya, dia menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cuaca dingin sekali, angin berhembus kencang, bahkan tirai yang menutupi jendela pun ikut terbuka.

'Prang'
Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Sakura berjalan menengoknya, di lihatnya panci berada di lantai. Kenapa bisa hal itu terjadi? Tidak mungkin ada kucing yang masuk ke rumah itu, pasalnya semua pintu dan jendela sudah terkunci.

"Kenapa pancinya bisa jatuh?" Ucap Sakura sambil jongkok mengambil panci itu.

"Apa pelayanku yang menjatuhkannya? Tapi tidak ada tanda-tanda mereka di sekitar sini." Lanjut Sakura

Sakura heran dengan hal itu, kemudian ia kembali ke ruang keluarga. Saat dia asyik menonton tv, tiba-tiba telepon rumah berdering. Dan dia segera melangkah ke ruang tamu dan mengangkat.

"Hallo! Siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan angin yang kencang.

"Maaf, siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban juga, justru terdengar suara hujan dan suara guntur.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik jangan menelpon." Ucap Sakura langsung menutup telponnya. Kemudian dia kembali ke ruang keluarga.

Sakura diam terpaku saat melihat tv dalam keadaan mati, padahal sebelumnya tv masih menyala. Dia mengambil remote yang berada di depan tv dan menekan-nekannya. Tapi tvnya tidak mau menyala.

"Kenapa tvnya? Apa mungkin rusak?" Gumam Sakura

Dia mematikan lampu ruang keluarga, kemudian keluar. Saat dia berjalan tiba-tiba terdengar suara tv yang menyala.

'Deg'

Jantung Sakura berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Bulu kuduknya mulai berdiri, perasaannya tidak enak. Ada apa ini? Sakura memberanikan diri untuk masuk ke ruang keluarga. Ternyata benar tv itu menyala. Sakura langsung mematikannya, baru dua langkah dia berjalan, tv itu kembali menyala. Sakura ketakutan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, membiarkan tv tetap menyala. Sakura berjalan menaiki tangga, dan lampu ruang tamu yang tadinya menyala, seketika padam dengan sendirinya.

Sakura melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya, dia menutup pintu rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponselnya dan menelpon Sasuke, tapi berulang kali dia menelponnya tak satupun di angkat oleh Sasuke. Suaminya itu masih sibuk meeting dengan client yang sangat penting untuk perusahaannya. Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menarik selimutnya dan perlahan memejamkan mata.

'Kring....'

Dering telepon rumah membangunkan tidur Sakura, dia melihat jam weker, waktu menunjukan pukul 9 malam. Tapi sampai sekarang Sasuke belum juga pulang. Selangkah demi selangkah, Sakura berjalan ke ruang tamu, dan lampu dalam keadaan hidup. Apa mungkin pelayannya yang menghidupkannya. Telepon rumah terus berdering. Siapa yang kali ini menelponnya? Apa orang iseng seperti tadi? Sakura mengangkat gagang teleponnya dan di dekatkan ke telingannya.

"Hallo! Siapa disana?"

Kali ini juga tidak terdengar suara orang. Tanpa pikir panjang Sakura langsung menutup telponnya. Perasaan kesal bercampur takut. Sakura kembali ke kamarnya, wajahnya memucat, kemudian dia berbaring di ranjang, dia memeluk erat gulingnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu hendak terbuka. Detak jantungnya semakin cepat, dan suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

"Kau sudah tidur ya?"

Ternyata orang itu Sasuke, dia duduk di tepi ranjang. Mendengar suara Sasuke, Sakura seketika bangun dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Tanya Sasuke yang melihat istrinya seperti orang ketakutan. Apalagi dia mendengar desahan napas yang bertubi-tubi.

"Rumah ini aneh dan menyeramkan." Jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke erat.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke

"Sepertinya benar kata orang, jika rumah ini angker. Tadi tv tiba-tiba mati dan menyala dengan sendirinya, lampu tiba-tiba padam dan tadi ada orang iseng yang menelpon tapi tidak ada suaranya." Jawab Sakura

"Barangkali ada gangguan, besok aku akan menyuruh orang memperbaikinya." Ucap Sasuke

"Semuanya masih baru, pasti ada sesuatu di rumah ini. Aku takut sekali, kita pindah saja ya?" Balas Sakura

"Mungkin kau kecape'an, jadi kau berhalusinasi. Lagi pula kau kan tidak sendiri, ada aku dan juga ada para pelayan dan para penjaga." Ucap Sasuke membelai rambut Sakura.

"Aku tidak berhalusinasi, aku mengalami kejadian aneh di rumah ini. Kau pulang malam, para pelayan dan para penjaga tidak tau kejadian ini." Balas Sakura

"Aku akan memperingatkan mereka untuk menjagamu saat aku tidak ada, jadi kau tenang saja. Lebih baik sekarang kau tidur." Ujar Sasuke

Sakura mengangguk, kemudian dia tidur dengan posisi meringkuk. Sementara itu Sasuke pergi mandi, selesai mandi Sasuke menyusul istrinya tidur. Dia melingkar tangannya di perut Sakura.

Pagi telah tiba, Sakura dan Sasuke sudah berada dimeja makan. Sasuke memanggil pelayan dan penjaganya untuk menghadap kepadanya.

"Saat aku tidak ada, kalian harus menjaga Sakura-Sama, karena tadi malam dia mengalami kejadian aneh. Jadi ku harap kalian menjalankan tugas ini." Ucap Sasuke

"Baik tuan." Serentak para pelayan dan pekerja.

"Maaf, kejadian apa yang Sakura-Sama alami?" Tanya seorang pelayan.

"Apa semalam kau tidak dengar suara dering telepon yang bertubi-tubi, dan suara benda jatuh dari dapur?" Tanya Sakura

"Maaf Sakura-Sama, aku tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kamarmu berada di bawah, bagaimana bisa tidak dengar?" Tanya Sakura dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kalian boleh pergi." Ucap Sasuke

Pelayan dan penjaga meninggalkan ruang makan.

"Kau tenang, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Sasuke

"Tapi, aku sangat takut, bagaimana jika terjadi lagi? Nanti kau tidak pulang malam-malam kan?" Tanya Sakura

"Entah, aku akan lihat jadwalnya. Jika banyak pekerjaan, aku akan pulang terlambat." Jawab Sasuke

"Usahakan untuk tidak pulang malam-malam." Ucap Sakura

"Akan aku usahakan." Balas Sasuke

Selesai makan Sasuke bergegas berangkat kerja.

"Ittekimasu." Ucap Sasuke

"Itterasshai." Balas Sakura

Tak lupa, Sasuke mengecup kening istrinya dan di balas senyuman dari Sakura. Sasuke menuju mobilnya, dia melambaikan tangan pada istrinya. Sakura masuk ke dalam, perasaannya masih saja was-was, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tenang. Selalu saja pikiran-pikiran aneh mengelilingi kepalanya.

"Yumimaru! Komina! Kemari kalian!" Teriak Sakura yang tengah duduk di ruang tamu.

"Iya Sakura-Sama, ada apa?" Tanya Yumimaru yang sudah berada di hadapan Sakura bersama Komina.

"Duduk!" Ucap Sakura

Kedua pelayan itu duduk dengan wajah menunduk.

"Apa kalian tidak merasakan kejadian aneh di rumah ini?" Tanya Sakura

"Ti-tidak nona." Jawab Komina

"Sepertinya, ada makhluk gaib yang menghuni rumah ini. Aku ingin kalian bersamaku saat Sasuke belum pulang. Mengerti?"

"Baik."

Bulan sudah bergerak menyinari bumi, itu tandanya malam sudah tiba. Sakura berada di ruang keluarga, setiap saat, dia pasti memerhatikan jam, menunggu Sasuke pulang. Dia merasa merinding, tangannya begitu dingin, padahal penghangat ruangannya sudah di nyalakan. Mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali? Sakura mematikan tv dan bergerak ke arah kamar mandi lantai bawah. Dia mendengar suara air mengalir, perlahan-lahan dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam. Ternyata kran di wastafel menyala.

Sakura menyusuri kamar mandi, dia tidak menemukan siapapun disana. Kemudian berlari meninggalkan kamar mandi dan menuju ke kamar pelayannya. Dia menggedor pintu kamar pelayan dengan sangat keras.

"Cepat buka pintunya!!" Teriak Sakura

Pelayannya tidak membuka pintu, dia terus menggedor pintu itu. Kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak muncul saat Sakura membutuhkan mereka?

'Prangg prangg'
Sakura bergerak ke dapur, dan menjumpai panci dan piring tergeletak di lantai. Perasaannya berkecamuk, pikirannya kacau. Setelah itu dia mendengar dering telepon dan langsung di angkat olehnya. Sama seperti kemarin malam, tidak ada suara orang, setelah itu terdengar lagi suara benda jatuh dari arah dapur. Saat dia menuju dapur, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan dia langsung bergerak kesana.

"Kenapa bisa terbuka? Apa anginnya terlalu kencang?" Gumam Sakura

Dia melihat keadaan luar, semua lampu sudah mati. Kemudian dia menutup kembali pintunya, dia berjalan ke kamar pelayan, mencoba untuk memanggilnya. Dia menggedor keras pintu itu, dan akhirnya Yumimaru dan Komina membuka pintunya.

"Apa yang kalian lakukan di dalam? Aku sudah menggedor pintu berulang kali, dan sudah memanggil kalian. Kenapa kalian tidak keluar?" Bentak Sakura sambil mencoba mengatur napasnya.

"Ma-maaf Sakura-Sama, kami tidak dengar." Balas Komina

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk bersamaku sampai Sasuke pulang!"

"Ka-kami lupa."

Dengan seenak jidatnya, Sakura masuk ke kamar pelayannya.

"Rumah ini ada hantunya." Ujar Sakura

"Bagaimana Nona tahu?" Tanya Yumimaru

"Apa kalian yang menghidupkan kran di kamar mandi?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Yumimaru

"Apa kalian juga yang menjatuhkan benda-benda di dapur?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Komina

"Kalian pikir semua itu bisa terjadi dengan sendirinya? Aku yakin ada makhlus halus yang menghuni rumah ini." Ucap Sakura

"Apa Sakura-Sama melihat hantunya?" Tanya Komina, pelayan berambut coklat.

"Tidak."

"Aku ada cara agar bisa melihat hantu." Ucap Komina

"Bagaimana?" Tanya Sakura

"Kita matikan lampu kamar ini, setelah itu nyalakan lilin dan taruh di depan cermin, kita juga harus berdiri di depan cermin. Maka kita akan melihat penampakan hantu." Ucap Komina

"Kau saja sendiri, aku tidak akan melakukan hal gila itu." Balas Sakura

"Semua yang kau katakan hanya sebuah mitos." Ucap Yumimaru

"Tadaima..." suara Sasuke telah pulang, Sakura keluar dari kamar pelayanya dan menghampiri Sasuke.

"Okaerinasai." Balas Sakura dengan senyum sumringah.

"Ada apa? Kenapa kau keluar dari kamar itu?" Tanya Sasuke

"Aku ketakutan, kejadian itu terjadi lagi." Jawab Sakura

"Sayang, semua itu hanya sebuah halusinasimu saja." Ucap Sasuke

"Tidak. Rumah ini benar-benar angker." Balas Sakura

"Rumah ini nyaman. Mungkin ini dapat mengobati ketakutanmu. Dia bisa menemanimu." Ucap Sasuke sambil memberikan sebuah boneka Teddy Bear ukuran besar warna biru. Sakura langsung memeluk boneka itu.

"Bukan ini yang ku butuhkan, tapi dirimu. Aku ingin kau ada di sisiku di saat ku membutuhkanmu." Ucap Sakura

"Aku selalu ada untukmu. Kau tidak perlu khawatir." Balas Sasuke

"Tapi kenapa kau pulang malam-malam? Di saat itu, aku merasa ketakutan, risau, dan sebagainya. Aku coba memanggil pelayan, tapi mereka tidak dengar. Lalu apa yang harus ku lakukan?" Ucap Sakura

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, aku akan melindungimu. Semua akan baik-baik saja." Balas Sasuke yang kemudian merangkul istrinya dan mengajaknya ke lantai atas.

Mereka mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang. Sasuke mengelus pipi istrinya, memandangi wajahnya yang pucat, mungkin karena ketakutan.

'Benarkah rumah ini ada hantunya?' Batin Sasuke.

Dia tidak terlalu tahu tentang semua kejadian yang terjadi di rumahnya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Dia hanya mendengar semua kejadian aneh dari mulut istrinya, entah itu benar adanya atau hanya halusinasi istrinya saja. Bukan dia tidak percaya pada istrinya, tapi pekerja rumahnya tidak merasakan kejadian itu.

Hari sudah berganti, dan malam kembali tiba-tiba. Rasanya Sakura ingin menyusul Sasuke ke kantor, dia tidak betah terus berada di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak mempercayai perkataannya. Sakura berdiam diri di kamar, dia duduk di tempat riasnya, tatapan kosong. Beberapa Saat kemudian muncul sesosok gadis berusia sekitar 12 tahun berdiri di kamar itu. Sakura melihatnya dari cermin, nafasnya memburu tak karuan, dia mencoba menengoknya.

"Si-siapa kau?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kakak, tolong aku..." ucap gadis itu. Sepertinya dia adalah salah satu penghuni lama rumah itu yang tewas tanpa di temukan jasadnya.

"Untuk apa?" Tanya Sakura

"Pergilah ke ruangan bawah tanah!" Jawab gadis itu dan kemudian menghilang.

Sakura berlari ke bawah dan menemui pelayannya. Dia bertemu dengan Yumimaru yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Sakura-Sama?" Tanya Yumimaru

"Aku melihat penampakan gadis kecil di kamarku. Dia minta tolong padaku." Jawab Sakura

"Benarkah?" Tanya Yumimaru

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar dari dapur.

"Suara apa itu?" Tanya Yumimaru

"Itu suara yang tiap malam aku dengar." Jawab Sakura

"Jadi benar, jika rumah ini angker?"

Seketika lampu padam, mereka gelagapan. Yumimaru menarik Sakura menuju kamarnya. Mereka ketakutan, Komina yang tadinya sedang santai berubah menjadi panik.

"Kenapa lampunya padam?" Tanya Komina

"Aku tidak tau." Jawab Yumimaru

"Sudah ku bilang, rumah ini angker, tapi kalian tidak percaya." Ucap Sakura menggenggam erat tangan Yumimaru.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yumimaru.

Sakura mengambil ponsel di saku celananya dan segera menelpon Sasuke untuk menyuruhnya cepat pulang. Setelah satu jam lamanya, Sasuke pun pulang, dia menemui istrinya yang berada di kamar pelayan. Lampu rumah sudah menyala. Melihat Sasuke datang, Sakura langsung memeluknya erat dengan berlinang air mata.

"Kenapa kau selalu pulang malam? Disini aku ketakutan, aku baru saja melihat sesosok arwah." Sakura memukul dada Sasuke.

"Aku banyak pekerjaan."

"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting di banding diriku? Selama ini kau hanya menganggapku berhalusinasi, padahal semua itu kenyataan. Kau bisa tanyakan pada Yumimaru dan Komina." Ucap Sakura tersedu-sedu.

Kemudian Yumimaru dan Komina menjelaskan kejadian yang mereka alami pada Sasuke dan membuat Sasuke merasa iba pada istrinya. Dia tidak pernah percaya pada istrinya. Sasuke dan Sakura sudah berada di kamar mereka.

"Aku minta maaf, aku akan lebih memperhatikanmu. Besok aku akan memasang cctv di setiap sudut rumah ini, agar aku bisa mengontrol keadaan rumah ini." Ucap Sasuke kemudian mengecup puncak kepala Sakura.

"Kita pindah rumah saja." Ucap Sakura

"Aku akan mempertimbangkannya." Balas Sasuke

Hari demi hari berlalu, tapi saat melihat rekaman cctv, Sasuke tidak melihat satupun kejadian aneh di rumahnya. Saat ini pukul 8 malam, Sakura keluar dari dapur, dia melihat bayangan orang berjalan di teras rumahnya. Dia mengambil stick baseball dan berjalan ke arah jendela kaca, dia membuka sedikit gordennya dan melihat keluar, tidak ada siapa-siapa disana.

Sakura menuju ke kamar pelayan, tapi kamar itu kosong. Dia melangkah ke kamar mandi, disana juga tidak ada. Suara tv menyala, dan Sakura menengoknya, tidak ada siapapun disana. Kini suara telepon berdering, Sakura tidak menggubrisnya, dia memilih keluar rumah dan pergi ke pos penjaga. Para penjaga juga tidak ada, Sakura ketakutan, dia duduk sambil memeluk lututnya. Air matanya mengalir, dia ingin menghubungi Sasuke tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Sementara itu Sasuke tengah sibuk membolak-balik dokumennya. Dia menyempatkan diri untuk melihat keadaan rumah lewat laptopnya. Di lihatnya pria bertopeng tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Segera dia meninggalkan kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Beberapa saat kemudian, ia tiba di rumah. Mendengar suara mobil datang, Sakura keluar dari pos penjaga.

Sasuke melihat Sakura berada di pos penjaga, dia datang dan langsung memeluknya. Dia menyuruh Sakura menceritakan seluruh kejadian. Setelah itu, Sasuke mengajak Sakura masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan ke ruang bawah tanah, ada seseorang yang hendak memukul mereka dari belakang, tapi Sasuke berhasil menghindarinya.

Sasuke menarik Sakura menuju pintu depan. Mereka mencoba untuk keluar, tapi pintunya terkunci. Pria bertopeng itu semakin mendekat, Sasuke menarik Sakura ke ruang keluarga dan mengunci pintunya.

"Sasuke bagaimana ini? Siapa orang itu?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kau tenang saja, aku akan menelpon 911." Jawab Sasuke

Sasuke langsung menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Keadaannya benar-benar genting, apalagi pria bertopeng itu mencoba mendobrak pintu. Sasuke dan Sakura mendekat ke arah pintu, saat pria itu berhasil mendobrak pintunya, Sasuke langsung memukulinya menggunakan stick baseball. Tidak lupa Sasuke memberi beberapa tendangan dan membuat pria itu pingsan.

Sasuke menggandeng Sakura ke ruangan bawah tanah, selama disana dia tidak pernah tahu mengenai ruangan itu. Mereka masuk ke dalam, mengejutkan sekali, ruangan itu ada beberapa peti, dan sepertinya ruangan itu di gunakan untuk persembahan.

"Tempat apa ini?" Tanya Sakura

"Entah, sepertinya tempat untuk persembahan." Jawab Sasuke

"Persembahan bagaimana?" Tanya Sakura

"Mungkin pemilik ruangan ini penganut sekte terlarang, lihatlah semua benda-benda itu!" Jawab Sasuke

Banyak benda-benda aneh di ruangan itu, ada angka 666 yang di jadikan sebuah simbol dari sekte yang dianut pemilik ruangan itu.

"Lihat itu! Angka 666 simbol sektenya, sama dengan nomor rumah ini." Ucap Sasuke

"Kau benar, dan kita menikah tanggal 6 bulan 6 dan di laksanakan pukul 6.06 malam." Balas Sakura

"Itu tidak berpengaruh." Ucap Sasuke

Sasuke mengajak Sakura mendekat ke arah peti, perlahan-lahan Sasuke membuka peti itu, seorang mayat perempuan paruh baya membujur kaku disana. Tak lupa dia membuka peti yang lain, ada seorang gadis usia anak kuliahan, seorang laki-laki sekitar anak SMA, dan seorang gadis berusia sekitar 12 tahun terbaring di masing-masing peti.

"Dia gadis yang menemuiku waktu itu, dia minta tolong dan menyuruhku kemari." Ujar Sakura

"Mereka di jadikan tumbal, dan sepertinya pria bertopeng itulah dalang di balik semua ini." Ucap Sasuke

"Jadi bagaimana?" Tanya Sakura

"Sebentar lagi polisi datang. Jangan risau!" Jawab Sakura

'Brakk'
Pintu ruangan itu terbuka, pria bertopeng sudah sadar. Dia berjalan ke arah mereka sambil menggenggam pisau. Sasuke dan Sakura bergerak ke belakang, mereka panik. Lama kelamaan pria itu semakin mendekat, dia memainkan pisaunya. Mata Sasuke tertuju ke arah sebuah meja, dia melihat sebuah katana berada disana. Dia mengambil katana itu dan mendekati pria bertopeng, dia menendang tangan pria bertopeng, sehingga pisau yang di bawanya jatuh. Sasuke mendorong pria itu dan mengambil pisaunya.

Sasuke menarik Sakura keluar ruangan, tapi tangan pria itu menahan kaki Sakura. Sasuke langsung menggoreskan katana itu dan mengenai lengan pria bertopeng. Saat dia kesakitan, Sasuke dan Sakura berlari keluar, tapi pria itu terus mengejar. Pria itu berjalan membawa sebuah balok kayu, dia menyudutkan Sasuke dan Sakura. Saat dia hampir memukul Sasuke, tiba-tiba polisi datang dan menembak kakinya. Dia terjatuh, polisi menangkap dan memborgolnya.

Setelah itu Sasuke, Sakura dan polisi mencari keberadaan pelayan dan penjaganya. Mereka menyusuri setiap sudut rumah, ternyata pelayan dan penjaga di sekap di gudang. Kemudian polisi membawa pria itu menuju kantor polisi.

"Aku akan membalas kalian!" Ucap pria itu saat berjalan menuju mobil polisi.

Sakura masih ketakutan, dia sedikit trauma, dia tidak ingin sendirian di rumah. Sasuke merangkul istrinya penuh kasih sayang.

"Besok kita pindah." Ucap Sasuke yang membuat Sakura sedikit tenang.

Sasuke dan Sakura memutuskan pindah ke komplek yang sama dengan orang tua mereka. Tapi Sasuke tetap memilih no.666, menurutnya tidak ada yang nomor sial dan sebagainya. Semua hal buruk yang terjadi pada kita itu muncul karena pikiran negatif kita sendiri.

•THE END•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya author bisa bikin ff genre horror.. Apa horrornya terasa? Jangan-jangan kalian justru ketawa membaca ff ini? Kayaknya Author gak kasih bagian humornya deh.. Kalau kalian tertawa, berarti ada yang salah pada diri kalian.. Ups.. Just Kidding.. ^^

Rabu, 29 Juli 2015

THANK YOU CHAPTER 1 (KANATA, SASUKE, SAKURA, & MISHAKI)

Konnichiwa minna-san, Navers dan semuanya..

Siang ini Author juga mau ngepost fanfic buatan Author, di fic ini Author juga menambahkan OC buatan Author. Pokoknya readers jangan bosan-bosan baca fic buatan Author, meski gak bagus sih.. Dan pesan author buat readers, pastikan tinggalkan kritik dan sarannya. Karena Author gak suka sama yang namanya Silent readers..

Satu lagi, jangan berani-berani buat ngecopas fic buatan Author. So, happy reading guys....


<3

THANK YOU

Author: Nikmah St

Pair :
•U. Kanata (OC)
•U. Sasuke
•H. Sakura
•N. Mishaki (OC)
Genre: Drama, Sad, School Life
Rated: T+
Disclaimer:
•Masashi Kishimoto
•Nikmah St
Warning: OOC, gaje, typo(s), tidak sesuai eyd, dll

CHAPTER 1

Tahun pertamaku masuk SMA, kini aku bukan lagi murid SMP. Aku tidak lagi berada di Osaka. Ayah dan Ibu menyuruhku untuk tinggal di Konoha bersama paman dan bibiku. Semua ini terpaksa ku lakukan jika tidak ayah akan memukuli ku. Aku akan sekolah di SMA Konoha.

Aku beruntung karena ada temanku dari Osaka yg sekolah di konoha. Mereka adalah Haruka, Kenka, dan satu lagi Mishaki. Aku dan Mishaki punya hubungan spesial, meski kita tidak berpacaran tapi teman-teman bilang aku dan Mishaki itu TTM alias teman tapi mesra. Dia adalah pria yang baik dan sangat perhatian padaku. Dia yang mengobati luka ku saat terluka. Dia yang mengubah kesedihanku menjadi tawa kegembiraan.

Hari pertama masuk sekolah, aku masih memakai seragam dari SMP ku berasal. Aku berangkat bersama kakak sepupuku Uzumaki Naruto menggunakan motornya.

"Hati-hati ya.." teriak Kushina, ibu Naruto.

Naruto mengendarai motornya menuju sekolah.

Aku dan Naruto sampai sekolah, pasti kegiatan hari ini MOS, hal yang paling ku benci. Menurutku senioritas sudah tidak berlaku, mereka akan mengerjai murid baru dalam acara ini.

Semua murid baru di kumpulkan di halaman sekolah untuk mengikuti upacara pembukaan. Para senior kelas XI dan XII berdiri di depan kami. Mataku tertuju pada pria berambut raven yang pernah ku kenal. Jadi, dia sekolah disini? Apa kota ini kampung halamannya?

Aku tidak ingin memikirkannya. Dia orang yang telah menghancurkan hati dan perasaanku. Kenapa aku bertemu lagi dengannya? Hatiku sudah cukup sakit atas semua perbuatannya. Dia meninggalkanku seenak jidatnya, dia pergi setelah acara kelulusannya waktu di SMP Osaka. Dia hanya bilang ingin kembali ke asalnya, setelah itu pergi begitu saja, tidak ada kabar sedikitpun. Benar-benar kejam! Aku benci padanya! Aku anggap hubungan kami sudah berakhir, meski tidak ada kata putus.

"Pagi semua!" Sapa senior berambut blonde dan bermata Aquamarine.

"Pagi..." serentak semua murid baru.

"Hari ini, hari pertama kalian. Dan acaranya perkenalan dan pembagian kelas. Mengerti?"

"Iya."

"Aku akan memperkenalkan ketua OSIS kita, namanya Uchiha Sasuke. Silahkan!"

"Namaku Uchiha Sasuke, aku menjabat sebagai ketua OSIS. Aku harap aku bisa menjadi panutan yang baik buat kalian." Ucap Sasuke

"Iya..."

'Lagi-lagi ketua OSIS!' Batinku

"Sekarang, aku ingin kalian memperkenalkan diri satu persatu." Ucap Seorang gadis beriris Emerald yang berdiri di sebelah Sasuke.

"Kita yang akan menunjuk kalian." Ucap pria berambut coklat panjang.

"Aku ingin kau yang berambut merah panjang!" Teriak gadis Aquamarine.

Kenapa aku yang pertama kali? Aku maju dan berdiri di depan mereka. Meski aku menatap ke depan, tetapi aku tidak mau menatap Onyx itu.

"Perkenalkan dirimu!" Pinta gadis Emerald.

"Namaku Uzumaki Kanata. Aku dari Osaka." Ucapku

"Sudah?" Tanya gadis emerald.

"Lalu apa lagi?" Tanyaku dingin

"Kau bisa memberikan alamat rumahmu sekarang, atau hal yang kau sukai." Ucap gadis emerald

"Itu tidak penting!" Aku melangkahkan kaki untuk menjauh dari mereka tapi ada yang menahan tanganku.

"Kau harus lebih sopan pada seniormu!" Ucap gadis Aquamarine

"Senior? Aku pikir senioritas sudah tidak berlaku." Balasku ketus

"Kau jangan kurang ajar!" Ucapnya kesal.

"Tidak, apa ada yang salah?"

"Ino, lepaskan tangannya!" Ucap Sasuke

Suara itu, aku tidak ingin mendengarnya lagi.

Ino melepaskan tanganku, dan aku langsung berjalan ke belakang.

"Tunggu dulu!" Suara Ino menghentikan langkahku.

"Dimana jas mu?" Tanya Ino

Jas? Untuk apa dia tanya tentang jas itu? Aku sudah membuang jas itu saat acara kelulusan. Karena jas itu pemberian Sasuke.

"Tidak ada." Jawabku tanpa membalikkan badan.

"Kalau kau tidak memakai lengkap, kau akan kena hukuman." Ujar Ino

Suara langkah kaki mendekat ke arahku. Ternyata dia Mishaki, pria yang sangat berarti bagiku.

"Ini." Mishaki menyerahkan jas itu padaku.

Kenapa bisa jas itu ada padanya? Aku sudah membuangnya waktu itu.

"Siapa kau? Kenapa jasnya ada padamu?" Tanya Ino penasaran.

"Aku mengambilnya saat gadis ini membuang jas ini setelah kelulusan sekolah." Jawab Mishaki

"Kau memungutnya? Apa kau itu kekasihnya?" Tanya Ino

"Bisa dibilang begitu." Jawab Mishaki sambil tersenyum simpul. Tapi setelah itu wajah Sasuke sedikit kesal. Ada apa ini? Itu bukan lagi urusanku.

Mishaki menggandeng tanganku dan kita kembali ke barisan. Aku merasa nyaman bersama pria berambut kuning ini. Dia selalu membawa kehangatan padaku, dulu aku pernah merasakannya dengan pria raven. Tapi itu dulu, semua telah berlalu. Tidak ada yang bisa di harapkan darinya, aku membencinya.

Setelah acara pembukaan, semua murid baru masuk ke kelas masing-masing. Beruntungnya diriku, kali ini aku masih sekelas dengan ketiga sahabatku, kami berada di kelas X-1. Aku duduk di kursi paling depan bersama Haruka. Akan ada senior pembimbing yang datang ke kelas kami.

Suara langkah kaki mendekat dan masuk ke kelasku, ku lihat dia. Aiish, kenapa harus dia? Lagi-lagi selalu dia. Memangnya tidak ada senior lain? Apa semua ini sudah di rencanakan sejak awal? Yupps senior itu adalah Uchiha Sasuke, Mr.Duckbutt. Dia bersama pria berambut coklat panjang. Mereka berdua memperkenalkan diri dan berdiri tepat di hadapanku.

"Pagi semua, aku akan memperkenalkan diriku sekali lagi. Namaku Uchiha Sasuke dan ini Hyuuga Neji." Ucap Sasuke yang disertai anggukan dari Neji.

"Kita akan melakukan sebuah permainan yang menyenangkan. Kalian tidak perlu khawatir, karena kami tidak akan membully kalian." Ucap Neji kemudian mengerlingkan matanya padaku.

Apa-apan itu? Kenapa dia melakukan itu? Ku lirik sedikit wajah Sasuke yang menampakan ekspresi cool. Aku suka ekspresi itu. Issh, tidak boleh, tidak boleh, aku tidak ingin terjebak lagi dalam rayuan setannya. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku, meskipun aku membencinya, tapi aku masih menyimpan perasaan suka padanya.

Permainan berlangsung dengan sangat mengansyikan. Aku dan teman-teman tertawa bahagia, sesekali aku menatap wajah cool itu. Selalu saja gadis-gadis mendekati Sasuke, tapi sayangnya, Sasuke selalu cuek pada mereka. Kenapa aku membicarakannya?

Setelah permainan selesai, saatnya waktu istirahat di mulai. Semua teman-teman ku sudah pergi ke kantin, ketiga sahabatku juga sudah meninggalkanku. Di ruangan hanya tinggal aku dan Sasuke. Aku tidak ingin terjebak dalam suasana seperti ini. Aku melangkahkan kaki entah ke kantin atau ke tempat lain, yang penting tidak bersama Sasuke. Saat aku hampir keluar, Sasuke menahan tanganku dan membuatku harus menatapnya.

Apa yang ingin dia lakukan? Dia menatapku dalam, rasanya aku ingin menangis. Hatiku terasa sakit, aku hanya diam. Keheningan hilang saat sebuah kata-kata keluar dari mulutnya.

"Kenapa kau sekolah disini?" Tanyanya menatapku tajam.

"Memangnya tidak boleh?" Jawabku datar.

"Kau berubah menjadi lebih dingin." Ucap Sasuke

"Aku tidak berubah, aku masih sama seperti yang dulu. Menurutmu aku dingin? Itu semua karenamu." Balasku datar

"Kenapa karenaku?" Tanya Sasuke

"Kau membuatku seperti ini. Apa kau tidak sadar, kau yang telah menghancurkan hatiku. Kau meninggalkanku seenak jidatmu, waktu itu kau bilang akan kembali ke kampung halamanmu tapi kau tidak pernah mengabariku. Kenapa kau lakukan itu padaku?" Jawabku menahan emosi.

"Maafkan aku." Ucapnya lembut.

"Tidak perlu minta maaf, semuanya sudah berakhir." Balasku ketus

"Apa kau masih mencintaiku?" Pertanyaan itu membuatku sakit. Kenapa bisa dia tanyakan tentang itu.

"Kau pikir, setelah semua yang kau lakukan, aku masih bisa mencintaimu? Tidak, aku justru membencimu!" Balasku dengan nada tinggi. Dia memastikan ucapanku, dia pasti kaget, karena aku tidak cegukan. Mungkin menurutnya, aku ini berbohong, tapi untungnya dewi fortuna berpihak kepadaku.

Aku ini memang gadis pengidap syndrom pinnochio, setiap kali berbohong pasti aku akan cegukan. Aku benci itu. Semua orang terdekatku mengetahui hal itu termasuk Sasuke.

"Kau tidak bohong?" Tanya Sasuke.

"Tentu saja tidak." Jawabku datar

"Aku tau aku salah, tapi bisakah kau maafkan aku?"

"Tidak bisa." Ucapku kemudian membelakanginya. Sepertinya air mataku mulai keluar. Aku menyekanya, aku tidak ingin Sasuke tahu kalau aku menangis.

"Ada apa denganmu?" Tanya Sasuke. Aku diam dan memilih pergi menjauh darinya.

Aku menyendiri di taman belakang sekolah, aku ingin teriak sekencang-kencangnya. Tiba-tiba seseorang mendekat ke arahku dan duduk di sebelahku.

"Kenapa menangis?" Tanyanya memerhatikanku. Ternyata dia melihatku menangis.

"Aku tidak menangis." Balasku dan disusul dengan cegukan yang menandakan jika aku ini berbohong.

"Aku melihatmu menangis, jadi tidak perlu kau sembunyikan." Ucapnya lembut.

"Apa kau menangis karena di bully senior?" Tanyanya

"Tidak." Jawabku pelan.

"Oh,, perkenalkan namaku Yahiko, aku kelas XII-3. Siapa namamu?" Tanya Yahiko

"Namaku Kanata, Uzumaki Kanata, aku kelas X-1." Jawabku sambil tersenyum.

"Pasti kau murid yang pintar?" Ujar Yahiko

"Tidak kok Senpai." Balasku

"Tidak perlu panggil Senpai, panggil saja Yahiko." Ucap Yahiko

"Jangan, kau ini kakak kelasku, jadi aku harus memanggilmu Senpai." Balasku

"Aku tidak suka di panggil seperti itu." Ucap Yahiko sambil menggaruk-garuk kepala.

"Kalau begitu, aku akan memanggil kak Yahiko." Balasku

"Baiklah gadis kecil." Ucapnya sambil mengacak pelan rambutku.

Yahiko merupakan pribadi yang menyenangkan, meskipun sedikit konyol. Tapi aku suka lelucon buatannya, dia bisa membuatku tertawa terbahak-bahak. Sikapnya hampir mirip dengan Naruto, tapi Naruto jauh lebih parah darinya.

Mungkin aku harus merubah jalan pikiranku yang menyukai tipe pria yang seperti Sasuke, dingin dan cuek. Padahal sebenarnya pria dingin itu romantis, meski terlihat dingin di depan orang lain, namun saat bersama orang yang di cintainya, dia akan bersikap super penyayang.

Hari pertama sekolah kelar, tidak ada masalah yang rumit. Namanya baru pertama, kalau seterusnya entah apa yang akan terjadi. Aku berjalan bersama Haruka, Kenka, dan Mishaki keluar gerbang.

"Kau mau pulang denganku?" Tanya Mishaki

"Tidak usah, lagi pula arah rumah kita kan berbeda. Aku tidak ingin merepotkanmu." Jawabku

"Ya sudah, aku pulang dulu. Kau harus hati-hati." Ucap Mishaki tersenyum dan kemudian pergi menjauh bersama Kenka dan Haruka.

Kembali ku langkahkan kaki, tapi suara sepeda motor berhenti di sampingku. Dia membuka helmnya, dan tampaklah wajah Yahiko. Dia menawariku pulang bersamanya.

"Mau pulang bersama Nona?" Tanya Yahiko

"Tidak, terima kasih. Aku akan menunggu kakak sepupuku." Aku menolak tawarannya.

"Siapa sepupumu?" Tanya Yahiko

"Uzumaki Naruto." Jawabku

"Si konyol itu, sepertinya dia ada urusan dengan team basketnya. Daripada menunggunya, ayo pulang bersamaku!" Ajaknya sekali lagi.

"Aku bisa naik bus. Kakak pulang saja dulu!" Tolakku dan bergegas meninggalkannya.

Aku melihat Sasuke keluar dari gerbang menaiki motornya. Kemudian aku langsung ke halte bus, aku menunggu cukup lama. Setelah itu, busnya datang, aku berdesakan dengan penumpang lain, terpaksa aku harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Tanpa ku sadari, Sasuke juga berada di dalam bus. Mau apa dia? Kemana motornya? Dia menatapku penuh perasaan.

*****

Sudah baca kan readers? Buat Chapter berikutnya akan secepatnya di post. Seperti yang sudah Author beritahu diatas. Jangan lupa kritik dan sarannya setelah membaca, karena itu sangat berharga buat Author untuk mengembangkan karangannya.

Arigatou, selamat istirahat siang.... :*