Kamis, 30 Juli 2015

666 [SASUSAKU FANFIC]

666

Author: Nikmah St
Pairing: Sasuke U. & Sakura H.
Genre: Horror, Mistery
Rated: T+
Lenght: Oneshoot
Warning: AU, gaje, ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll



Pernikahan telah di gelar, kini sepasang insan telah resmi menjadi seorang suami istri, dan kehidupan baru akan di mulai. Sasuke dan Sakura sudah pindah ke rumah mereka di komplek Natsuari, tepatnya di rumah no.666. Rumah yang terlihat mewah dan megah terletak di ujung jalan.

Menurut isu para penghuni di komplek itu, rumah yang di tempati Sasuke dan Sakura menyimpan berjuta misteri. Pasalnya pemilik lama rumah itu mati tanpa di temukan jasadnya, dan membuat rumah itu tampak menyeramkan saat malam tiba. Tapi hal ini tidak di gubris oleh Sasuke, menurutnya rumah itu memiliki nilai estetika yang tidak di miliki rumah lain.

Sasuke dan Sakura sudah berada di rumah barunya itu, mereka sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu. Sehingga, mereka langsung dapat meninggalinya. Dua orang penjaga dan dua orang pelayan sudah cukup untuk merawat dan menjaga rumahnya.

"Lebih baik, kau istirahat saja dulu! Nanti aku akan siapkan makan siang untuk kita." Ucap Sakura

"Baiklah istriku yang cantik." Balas Sasuke sambil mencubit pipi Sakura.

Sakura keluar dari kamar mereka dan segera turun ke bawah menyiapkan makan siang. Dia menyiapkan makanannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Setelah selesai di sajikan, Sakura mengajak Sasuke untuk makan.

Sasuke bergegas pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, dia terlebih dulu mengecup kening istrinya sebelum dia keluar rumah.

"Kau hati-hati ya, jangan mengebut." Ucap Sakura sambil menatap lembut suaminya.

"Iya, kau tenang saja. Mungkin nanti aku pulang malam, jadi jangan menungguku untuk makan malam. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku." Balas Sasuke. Sakura mengangguk.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang sudah berada di depan rumah, kemudian dia melajukan mobilnya dengan cepat. Setelah Sasuke pergi, Sakura masuk ke dalam rumah, dia berada di ruang keluarga untuk menonton tv. Karena bosan dengan acaranya, dia memutuskan untuk menonton DVD film horror milik Sasuke. Sebenarnya Sakura tidak suka dengan hal-hal yang berbau horror dan sejenisnya. Karena itu dapat membuatnya mimpi buruk.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, tapi Sasuke belum juga pulang. Sambil menunggu suaminya, dia menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cuaca dingin sekali, angin berhembus kencang, bahkan tirai yang menutupi jendela pun ikut terbuka.

'Prang'
Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Sakura berjalan menengoknya, di lihatnya panci berada di lantai. Kenapa bisa hal itu terjadi? Tidak mungkin ada kucing yang masuk ke rumah itu, pasalnya semua pintu dan jendela sudah terkunci.

"Kenapa pancinya bisa jatuh?" Ucap Sakura sambil jongkok mengambil panci itu.

"Apa pelayanku yang menjatuhkannya? Tapi tidak ada tanda-tanda mereka di sekitar sini." Lanjut Sakura

Sakura heran dengan hal itu, kemudian ia kembali ke ruang keluarga. Saat dia asyik menonton tv, tiba-tiba telepon rumah berdering. Dan dia segera melangkah ke ruang tamu dan mengangkat.

"Hallo! Siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan angin yang kencang.

"Maaf, siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban juga, justru terdengar suara hujan dan suara guntur.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik jangan menelpon." Ucap Sakura langsung menutup telponnya. Kemudian dia kembali ke ruang keluarga.

Sakura diam terpaku saat melihat tv dalam keadaan mati, padahal sebelumnya tv masih menyala. Dia mengambil remote yang berada di depan tv dan menekan-nekannya. Tapi tvnya tidak mau menyala.

"Kenapa tvnya? Apa mungkin rusak?" Gumam Sakura

Dia mematikan lampu ruang keluarga, kemudian keluar. Saat dia berjalan tiba-tiba terdengar suara tv yang menyala.

'Deg'

Jantung Sakura berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Bulu kuduknya mulai berdiri, perasaannya tidak enak. Ada apa ini? Sakura memberanikan diri untuk masuk ke ruang keluarga. Ternyata benar tv itu menyala. Sakura langsung mematikannya, baru dua langkah dia berjalan, tv itu kembali menyala. Sakura ketakutan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, membiarkan tv tetap menyala. Sakura berjalan menaiki tangga, dan lampu ruang tamu yang tadinya menyala, seketika padam dengan sendirinya.

Sakura melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya, dia menutup pintu rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponselnya dan menelpon Sasuke, tapi berulang kali dia menelponnya tak satupun di angkat oleh Sasuke. Suaminya itu masih sibuk meeting dengan client yang sangat penting untuk perusahaannya. Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menarik selimutnya dan perlahan memejamkan mata.

'Kring....'

Dering telepon rumah membangunkan tidur Sakura, dia melihat jam weker, waktu menunjukan pukul 9 malam. Tapi sampai sekarang Sasuke belum juga pulang. Selangkah demi selangkah, Sakura berjalan ke ruang tamu, dan lampu dalam keadaan hidup. Apa mungkin pelayannya yang menghidupkannya. Telepon rumah terus berdering. Siapa yang kali ini menelponnya? Apa orang iseng seperti tadi? Sakura mengangkat gagang teleponnya dan di dekatkan ke telingannya.

"Hallo! Siapa disana?"

Kali ini juga tidak terdengar suara orang. Tanpa pikir panjang Sakura langsung menutup telponnya. Perasaan kesal bercampur takut. Sakura kembali ke kamarnya, wajahnya memucat, kemudian dia berbaring di ranjang, dia memeluk erat gulingnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu hendak terbuka. Detak jantungnya semakin cepat, dan suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

"Kau sudah tidur ya?"

Ternyata orang itu Sasuke, dia duduk di tepi ranjang. Mendengar suara Sasuke, Sakura seketika bangun dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Tanya Sasuke yang melihat istrinya seperti orang ketakutan. Apalagi dia mendengar desahan napas yang bertubi-tubi.

"Rumah ini aneh dan menyeramkan." Jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke erat.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke

"Sepertinya benar kata orang, jika rumah ini angker. Tadi tv tiba-tiba mati dan menyala dengan sendirinya, lampu tiba-tiba padam dan tadi ada orang iseng yang menelpon tapi tidak ada suaranya." Jawab Sakura

"Barangkali ada gangguan, besok aku akan menyuruh orang memperbaikinya." Ucap Sasuke

"Semuanya masih baru, pasti ada sesuatu di rumah ini. Aku takut sekali, kita pindah saja ya?" Balas Sakura

"Mungkin kau kecape'an, jadi kau berhalusinasi. Lagi pula kau kan tidak sendiri, ada aku dan juga ada para pelayan dan para penjaga." Ucap Sasuke membelai rambut Sakura.

"Aku tidak berhalusinasi, aku mengalami kejadian aneh di rumah ini. Kau pulang malam, para pelayan dan para penjaga tidak tau kejadian ini." Balas Sakura

"Aku akan memperingatkan mereka untuk menjagamu saat aku tidak ada, jadi kau tenang saja. Lebih baik sekarang kau tidur." Ujar Sasuke

Sakura mengangguk, kemudian dia tidur dengan posisi meringkuk. Sementara itu Sasuke pergi mandi, selesai mandi Sasuke menyusul istrinya tidur. Dia melingkar tangannya di perut Sakura.

Pagi telah tiba, Sakura dan Sasuke sudah berada dimeja makan. Sasuke memanggil pelayan dan penjaganya untuk menghadap kepadanya.

"Saat aku tidak ada, kalian harus menjaga Sakura-Sama, karena tadi malam dia mengalami kejadian aneh. Jadi ku harap kalian menjalankan tugas ini." Ucap Sasuke

"Baik tuan." Serentak para pelayan dan pekerja.

"Maaf, kejadian apa yang Sakura-Sama alami?" Tanya seorang pelayan.

"Apa semalam kau tidak dengar suara dering telepon yang bertubi-tubi, dan suara benda jatuh dari dapur?" Tanya Sakura

"Maaf Sakura-Sama, aku tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kamarmu berada di bawah, bagaimana bisa tidak dengar?" Tanya Sakura dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kalian boleh pergi." Ucap Sasuke

Pelayan dan penjaga meninggalkan ruang makan.

"Kau tenang, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Sasuke

"Tapi, aku sangat takut, bagaimana jika terjadi lagi? Nanti kau tidak pulang malam-malam kan?" Tanya Sakura

"Entah, aku akan lihat jadwalnya. Jika banyak pekerjaan, aku akan pulang terlambat." Jawab Sasuke

"Usahakan untuk tidak pulang malam-malam." Ucap Sakura

"Akan aku usahakan." Balas Sasuke

Selesai makan Sasuke bergegas berangkat kerja.

"Ittekimasu." Ucap Sasuke

"Itterasshai." Balas Sakura

Tak lupa, Sasuke mengecup kening istrinya dan di balas senyuman dari Sakura. Sasuke menuju mobilnya, dia melambaikan tangan pada istrinya. Sakura masuk ke dalam, perasaannya masih saja was-was, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tenang. Selalu saja pikiran-pikiran aneh mengelilingi kepalanya.

"Yumimaru! Komina! Kemari kalian!" Teriak Sakura yang tengah duduk di ruang tamu.

"Iya Sakura-Sama, ada apa?" Tanya Yumimaru yang sudah berada di hadapan Sakura bersama Komina.

"Duduk!" Ucap Sakura

Kedua pelayan itu duduk dengan wajah menunduk.

"Apa kalian tidak merasakan kejadian aneh di rumah ini?" Tanya Sakura

"Ti-tidak nona." Jawab Komina

"Sepertinya, ada makhluk gaib yang menghuni rumah ini. Aku ingin kalian bersamaku saat Sasuke belum pulang. Mengerti?"

"Baik."

Bulan sudah bergerak menyinari bumi, itu tandanya malam sudah tiba. Sakura berada di ruang keluarga, setiap saat, dia pasti memerhatikan jam, menunggu Sasuke pulang. Dia merasa merinding, tangannya begitu dingin, padahal penghangat ruangannya sudah di nyalakan. Mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali? Sakura mematikan tv dan bergerak ke arah kamar mandi lantai bawah. Dia mendengar suara air mengalir, perlahan-lahan dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam. Ternyata kran di wastafel menyala.

Sakura menyusuri kamar mandi, dia tidak menemukan siapapun disana. Kemudian berlari meninggalkan kamar mandi dan menuju ke kamar pelayannya. Dia menggedor pintu kamar pelayan dengan sangat keras.

"Cepat buka pintunya!!" Teriak Sakura

Pelayannya tidak membuka pintu, dia terus menggedor pintu itu. Kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak muncul saat Sakura membutuhkan mereka?

'Prangg prangg'
Sakura bergerak ke dapur, dan menjumpai panci dan piring tergeletak di lantai. Perasaannya berkecamuk, pikirannya kacau. Setelah itu dia mendengar dering telepon dan langsung di angkat olehnya. Sama seperti kemarin malam, tidak ada suara orang, setelah itu terdengar lagi suara benda jatuh dari arah dapur. Saat dia menuju dapur, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan dia langsung bergerak kesana.

"Kenapa bisa terbuka? Apa anginnya terlalu kencang?" Gumam Sakura

Dia melihat keadaan luar, semua lampu sudah mati. Kemudian dia menutup kembali pintunya, dia berjalan ke kamar pelayan, mencoba untuk memanggilnya. Dia menggedor keras pintu itu, dan akhirnya Yumimaru dan Komina membuka pintunya.

"Apa yang kalian lakukan di dalam? Aku sudah menggedor pintu berulang kali, dan sudah memanggil kalian. Kenapa kalian tidak keluar?" Bentak Sakura sambil mencoba mengatur napasnya.

"Ma-maaf Sakura-Sama, kami tidak dengar." Balas Komina

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk bersamaku sampai Sasuke pulang!"

"Ka-kami lupa."

Dengan seenak jidatnya, Sakura masuk ke kamar pelayannya.

"Rumah ini ada hantunya." Ujar Sakura

"Bagaimana Nona tahu?" Tanya Yumimaru

"Apa kalian yang menghidupkan kran di kamar mandi?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Yumimaru

"Apa kalian juga yang menjatuhkan benda-benda di dapur?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Komina

"Kalian pikir semua itu bisa terjadi dengan sendirinya? Aku yakin ada makhlus halus yang menghuni rumah ini." Ucap Sakura

"Apa Sakura-Sama melihat hantunya?" Tanya Komina, pelayan berambut coklat.

"Tidak."

"Aku ada cara agar bisa melihat hantu." Ucap Komina

"Bagaimana?" Tanya Sakura

"Kita matikan lampu kamar ini, setelah itu nyalakan lilin dan taruh di depan cermin, kita juga harus berdiri di depan cermin. Maka kita akan melihat penampakan hantu." Ucap Komina

"Kau saja sendiri, aku tidak akan melakukan hal gila itu." Balas Sakura

"Semua yang kau katakan hanya sebuah mitos." Ucap Yumimaru

"Tadaima..." suara Sasuke telah pulang, Sakura keluar dari kamar pelayanya dan menghampiri Sasuke.

"Okaerinasai." Balas Sakura dengan senyum sumringah.

"Ada apa? Kenapa kau keluar dari kamar itu?" Tanya Sasuke

"Aku ketakutan, kejadian itu terjadi lagi." Jawab Sakura

"Sayang, semua itu hanya sebuah halusinasimu saja." Ucap Sasuke

"Tidak. Rumah ini benar-benar angker." Balas Sakura

"Rumah ini nyaman. Mungkin ini dapat mengobati ketakutanmu. Dia bisa menemanimu." Ucap Sasuke sambil memberikan sebuah boneka Teddy Bear ukuran besar warna biru. Sakura langsung memeluk boneka itu.

"Bukan ini yang ku butuhkan, tapi dirimu. Aku ingin kau ada di sisiku di saat ku membutuhkanmu." Ucap Sakura

"Aku selalu ada untukmu. Kau tidak perlu khawatir." Balas Sasuke

"Tapi kenapa kau pulang malam-malam? Di saat itu, aku merasa ketakutan, risau, dan sebagainya. Aku coba memanggil pelayan, tapi mereka tidak dengar. Lalu apa yang harus ku lakukan?" Ucap Sakura

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, aku akan melindungimu. Semua akan baik-baik saja." Balas Sasuke yang kemudian merangkul istrinya dan mengajaknya ke lantai atas.

Mereka mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang. Sasuke mengelus pipi istrinya, memandangi wajahnya yang pucat, mungkin karena ketakutan.

'Benarkah rumah ini ada hantunya?' Batin Sasuke.

Dia tidak terlalu tahu tentang semua kejadian yang terjadi di rumahnya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Dia hanya mendengar semua kejadian aneh dari mulut istrinya, entah itu benar adanya atau hanya halusinasi istrinya saja. Bukan dia tidak percaya pada istrinya, tapi pekerja rumahnya tidak merasakan kejadian itu.

Hari sudah berganti, dan malam kembali tiba-tiba. Rasanya Sakura ingin menyusul Sasuke ke kantor, dia tidak betah terus berada di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak mempercayai perkataannya. Sakura berdiam diri di kamar, dia duduk di tempat riasnya, tatapan kosong. Beberapa Saat kemudian muncul sesosok gadis berusia sekitar 12 tahun berdiri di kamar itu. Sakura melihatnya dari cermin, nafasnya memburu tak karuan, dia mencoba menengoknya.

"Si-siapa kau?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kakak, tolong aku..." ucap gadis itu. Sepertinya dia adalah salah satu penghuni lama rumah itu yang tewas tanpa di temukan jasadnya.

"Untuk apa?" Tanya Sakura

"Pergilah ke ruangan bawah tanah!" Jawab gadis itu dan kemudian menghilang.

Sakura berlari ke bawah dan menemui pelayannya. Dia bertemu dengan Yumimaru yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Sakura-Sama?" Tanya Yumimaru

"Aku melihat penampakan gadis kecil di kamarku. Dia minta tolong padaku." Jawab Sakura

"Benarkah?" Tanya Yumimaru

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar dari dapur.

"Suara apa itu?" Tanya Yumimaru

"Itu suara yang tiap malam aku dengar." Jawab Sakura

"Jadi benar, jika rumah ini angker?"

Seketika lampu padam, mereka gelagapan. Yumimaru menarik Sakura menuju kamarnya. Mereka ketakutan, Komina yang tadinya sedang santai berubah menjadi panik.

"Kenapa lampunya padam?" Tanya Komina

"Aku tidak tau." Jawab Yumimaru

"Sudah ku bilang, rumah ini angker, tapi kalian tidak percaya." Ucap Sakura menggenggam erat tangan Yumimaru.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yumimaru.

Sakura mengambil ponsel di saku celananya dan segera menelpon Sasuke untuk menyuruhnya cepat pulang. Setelah satu jam lamanya, Sasuke pun pulang, dia menemui istrinya yang berada di kamar pelayan. Lampu rumah sudah menyala. Melihat Sasuke datang, Sakura langsung memeluknya erat dengan berlinang air mata.

"Kenapa kau selalu pulang malam? Disini aku ketakutan, aku baru saja melihat sesosok arwah." Sakura memukul dada Sasuke.

"Aku banyak pekerjaan."

"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting di banding diriku? Selama ini kau hanya menganggapku berhalusinasi, padahal semua itu kenyataan. Kau bisa tanyakan pada Yumimaru dan Komina." Ucap Sakura tersedu-sedu.

Kemudian Yumimaru dan Komina menjelaskan kejadian yang mereka alami pada Sasuke dan membuat Sasuke merasa iba pada istrinya. Dia tidak pernah percaya pada istrinya. Sasuke dan Sakura sudah berada di kamar mereka.

"Aku minta maaf, aku akan lebih memperhatikanmu. Besok aku akan memasang cctv di setiap sudut rumah ini, agar aku bisa mengontrol keadaan rumah ini." Ucap Sasuke kemudian mengecup puncak kepala Sakura.

"Kita pindah rumah saja." Ucap Sakura

"Aku akan mempertimbangkannya." Balas Sasuke

Hari demi hari berlalu, tapi saat melihat rekaman cctv, Sasuke tidak melihat satupun kejadian aneh di rumahnya. Saat ini pukul 8 malam, Sakura keluar dari dapur, dia melihat bayangan orang berjalan di teras rumahnya. Dia mengambil stick baseball dan berjalan ke arah jendela kaca, dia membuka sedikit gordennya dan melihat keluar, tidak ada siapa-siapa disana.

Sakura menuju ke kamar pelayan, tapi kamar itu kosong. Dia melangkah ke kamar mandi, disana juga tidak ada. Suara tv menyala, dan Sakura menengoknya, tidak ada siapapun disana. Kini suara telepon berdering, Sakura tidak menggubrisnya, dia memilih keluar rumah dan pergi ke pos penjaga. Para penjaga juga tidak ada, Sakura ketakutan, dia duduk sambil memeluk lututnya. Air matanya mengalir, dia ingin menghubungi Sasuke tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Sementara itu Sasuke tengah sibuk membolak-balik dokumennya. Dia menyempatkan diri untuk melihat keadaan rumah lewat laptopnya. Di lihatnya pria bertopeng tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Segera dia meninggalkan kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Beberapa saat kemudian, ia tiba di rumah. Mendengar suara mobil datang, Sakura keluar dari pos penjaga.

Sasuke melihat Sakura berada di pos penjaga, dia datang dan langsung memeluknya. Dia menyuruh Sakura menceritakan seluruh kejadian. Setelah itu, Sasuke mengajak Sakura masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan ke ruang bawah tanah, ada seseorang yang hendak memukul mereka dari belakang, tapi Sasuke berhasil menghindarinya.

Sasuke menarik Sakura menuju pintu depan. Mereka mencoba untuk keluar, tapi pintunya terkunci. Pria bertopeng itu semakin mendekat, Sasuke menarik Sakura ke ruang keluarga dan mengunci pintunya.

"Sasuke bagaimana ini? Siapa orang itu?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kau tenang saja, aku akan menelpon 911." Jawab Sasuke

Sasuke langsung menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Keadaannya benar-benar genting, apalagi pria bertopeng itu mencoba mendobrak pintu. Sasuke dan Sakura mendekat ke arah pintu, saat pria itu berhasil mendobrak pintunya, Sasuke langsung memukulinya menggunakan stick baseball. Tidak lupa Sasuke memberi beberapa tendangan dan membuat pria itu pingsan.

Sasuke menggandeng Sakura ke ruangan bawah tanah, selama disana dia tidak pernah tahu mengenai ruangan itu. Mereka masuk ke dalam, mengejutkan sekali, ruangan itu ada beberapa peti, dan sepertinya ruangan itu di gunakan untuk persembahan.

"Tempat apa ini?" Tanya Sakura

"Entah, sepertinya tempat untuk persembahan." Jawab Sasuke

"Persembahan bagaimana?" Tanya Sakura

"Mungkin pemilik ruangan ini penganut sekte terlarang, lihatlah semua benda-benda itu!" Jawab Sasuke

Banyak benda-benda aneh di ruangan itu, ada angka 666 yang di jadikan sebuah simbol dari sekte yang dianut pemilik ruangan itu.

"Lihat itu! Angka 666 simbol sektenya, sama dengan nomor rumah ini." Ucap Sasuke

"Kau benar, dan kita menikah tanggal 6 bulan 6 dan di laksanakan pukul 6.06 malam." Balas Sakura

"Itu tidak berpengaruh." Ucap Sasuke

Sasuke mengajak Sakura mendekat ke arah peti, perlahan-lahan Sasuke membuka peti itu, seorang mayat perempuan paruh baya membujur kaku disana. Tak lupa dia membuka peti yang lain, ada seorang gadis usia anak kuliahan, seorang laki-laki sekitar anak SMA, dan seorang gadis berusia sekitar 12 tahun terbaring di masing-masing peti.

"Dia gadis yang menemuiku waktu itu, dia minta tolong dan menyuruhku kemari." Ujar Sakura

"Mereka di jadikan tumbal, dan sepertinya pria bertopeng itulah dalang di balik semua ini." Ucap Sasuke

"Jadi bagaimana?" Tanya Sakura

"Sebentar lagi polisi datang. Jangan risau!" Jawab Sakura

'Brakk'
Pintu ruangan itu terbuka, pria bertopeng sudah sadar. Dia berjalan ke arah mereka sambil menggenggam pisau. Sasuke dan Sakura bergerak ke belakang, mereka panik. Lama kelamaan pria itu semakin mendekat, dia memainkan pisaunya. Mata Sasuke tertuju ke arah sebuah meja, dia melihat sebuah katana berada disana. Dia mengambil katana itu dan mendekati pria bertopeng, dia menendang tangan pria bertopeng, sehingga pisau yang di bawanya jatuh. Sasuke mendorong pria itu dan mengambil pisaunya.

Sasuke menarik Sakura keluar ruangan, tapi tangan pria itu menahan kaki Sakura. Sasuke langsung menggoreskan katana itu dan mengenai lengan pria bertopeng. Saat dia kesakitan, Sasuke dan Sakura berlari keluar, tapi pria itu terus mengejar. Pria itu berjalan membawa sebuah balok kayu, dia menyudutkan Sasuke dan Sakura. Saat dia hampir memukul Sasuke, tiba-tiba polisi datang dan menembak kakinya. Dia terjatuh, polisi menangkap dan memborgolnya.

Setelah itu Sasuke, Sakura dan polisi mencari keberadaan pelayan dan penjaganya. Mereka menyusuri setiap sudut rumah, ternyata pelayan dan penjaga di sekap di gudang. Kemudian polisi membawa pria itu menuju kantor polisi.

"Aku akan membalas kalian!" Ucap pria itu saat berjalan menuju mobil polisi.

Sakura masih ketakutan, dia sedikit trauma, dia tidak ingin sendirian di rumah. Sasuke merangkul istrinya penuh kasih sayang.

"Besok kita pindah." Ucap Sasuke yang membuat Sakura sedikit tenang.

Sasuke dan Sakura memutuskan pindah ke komplek yang sama dengan orang tua mereka. Tapi Sasuke tetap memilih no.666, menurutnya tidak ada yang nomor sial dan sebagainya. Semua hal buruk yang terjadi pada kita itu muncul karena pikiran negatif kita sendiri.

•THE END•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya author bisa bikin ff genre horror.. Apa horrornya terasa? Jangan-jangan kalian justru ketawa membaca ff ini? Kayaknya Author gak kasih bagian humornya deh.. Kalau kalian tertawa, berarti ada yang salah pada diri kalian.. Ups.. Just Kidding.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar