Jumat, 31 Juli 2015

DREAMING (OST. DREAM HIGH 1)

Jeo meolli hweuimi haejineun
Naeui kkumeul barabomyeo
Meonghani seoisseotjyo
Deo isang nameun ge eopseo
Modu pogi halkka haesseotjiman
Dashi ireonayo

Han georeum han georeum oneuldo
Joshim seureobge nae didyeoyo
Gaseum gadeukhi duryeo umgwa
Seolleimeul aneun chae
Biteul georigo heundeullyeodo
Nan tto han georeumeul nae didyeoyo
Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Idaero kkutnaneun geon anilji
Duryeomi nal jakkuman
Mangseorige hajiman
Gaseumsok giteun goseseo
Meomchuji anheun ullimi nal
Apeuro ikkeuljyo

Han georeum han georeum oneuldo
Joshim seureobge na didyeoyo
Gaseum gadeukhi duryeo umgwa
Seolleimeul aneun chae
Biteul georigo heundeullyeodo
Nan tto han georeumeul nae didyeoyo
Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Eonjenga mannal nae kkumeul hyanghae

Kamis, 30 Juli 2015

666 [SASUSAKU FANFIC]

666

Author: Nikmah St
Pairing: Sasuke U. & Sakura H.
Genre: Horror, Mistery
Rated: T+
Lenght: Oneshoot
Warning: AU, gaje, ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll



Pernikahan telah di gelar, kini sepasang insan telah resmi menjadi seorang suami istri, dan kehidupan baru akan di mulai. Sasuke dan Sakura sudah pindah ke rumah mereka di komplek Natsuari, tepatnya di rumah no.666. Rumah yang terlihat mewah dan megah terletak di ujung jalan.

Menurut isu para penghuni di komplek itu, rumah yang di tempati Sasuke dan Sakura menyimpan berjuta misteri. Pasalnya pemilik lama rumah itu mati tanpa di temukan jasadnya, dan membuat rumah itu tampak menyeramkan saat malam tiba. Tapi hal ini tidak di gubris oleh Sasuke, menurutnya rumah itu memiliki nilai estetika yang tidak di miliki rumah lain.

Sasuke dan Sakura sudah berada di rumah barunya itu, mereka sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu. Sehingga, mereka langsung dapat meninggalinya. Dua orang penjaga dan dua orang pelayan sudah cukup untuk merawat dan menjaga rumahnya.

"Lebih baik, kau istirahat saja dulu! Nanti aku akan siapkan makan siang untuk kita." Ucap Sakura

"Baiklah istriku yang cantik." Balas Sasuke sambil mencubit pipi Sakura.

Sakura keluar dari kamar mereka dan segera turun ke bawah menyiapkan makan siang. Dia menyiapkan makanannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Setelah selesai di sajikan, Sakura mengajak Sasuke untuk makan.

Sasuke bergegas pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, dia terlebih dulu mengecup kening istrinya sebelum dia keluar rumah.

"Kau hati-hati ya, jangan mengebut." Ucap Sakura sambil menatap lembut suaminya.

"Iya, kau tenang saja. Mungkin nanti aku pulang malam, jadi jangan menungguku untuk makan malam. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku." Balas Sasuke. Sakura mengangguk.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang sudah berada di depan rumah, kemudian dia melajukan mobilnya dengan cepat. Setelah Sasuke pergi, Sakura masuk ke dalam rumah, dia berada di ruang keluarga untuk menonton tv. Karena bosan dengan acaranya, dia memutuskan untuk menonton DVD film horror milik Sasuke. Sebenarnya Sakura tidak suka dengan hal-hal yang berbau horror dan sejenisnya. Karena itu dapat membuatnya mimpi buruk.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, tapi Sasuke belum juga pulang. Sambil menunggu suaminya, dia menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cuaca dingin sekali, angin berhembus kencang, bahkan tirai yang menutupi jendela pun ikut terbuka.

'Prang'
Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Sakura berjalan menengoknya, di lihatnya panci berada di lantai. Kenapa bisa hal itu terjadi? Tidak mungkin ada kucing yang masuk ke rumah itu, pasalnya semua pintu dan jendela sudah terkunci.

"Kenapa pancinya bisa jatuh?" Ucap Sakura sambil jongkok mengambil panci itu.

"Apa pelayanku yang menjatuhkannya? Tapi tidak ada tanda-tanda mereka di sekitar sini." Lanjut Sakura

Sakura heran dengan hal itu, kemudian ia kembali ke ruang keluarga. Saat dia asyik menonton tv, tiba-tiba telepon rumah berdering. Dan dia segera melangkah ke ruang tamu dan mengangkat.

"Hallo! Siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan angin yang kencang.

"Maaf, siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban juga, justru terdengar suara hujan dan suara guntur.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik jangan menelpon." Ucap Sakura langsung menutup telponnya. Kemudian dia kembali ke ruang keluarga.

Sakura diam terpaku saat melihat tv dalam keadaan mati, padahal sebelumnya tv masih menyala. Dia mengambil remote yang berada di depan tv dan menekan-nekannya. Tapi tvnya tidak mau menyala.

"Kenapa tvnya? Apa mungkin rusak?" Gumam Sakura

Dia mematikan lampu ruang keluarga, kemudian keluar. Saat dia berjalan tiba-tiba terdengar suara tv yang menyala.

'Deg'

Jantung Sakura berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Bulu kuduknya mulai berdiri, perasaannya tidak enak. Ada apa ini? Sakura memberanikan diri untuk masuk ke ruang keluarga. Ternyata benar tv itu menyala. Sakura langsung mematikannya, baru dua langkah dia berjalan, tv itu kembali menyala. Sakura ketakutan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, membiarkan tv tetap menyala. Sakura berjalan menaiki tangga, dan lampu ruang tamu yang tadinya menyala, seketika padam dengan sendirinya.

Sakura melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya, dia menutup pintu rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponselnya dan menelpon Sasuke, tapi berulang kali dia menelponnya tak satupun di angkat oleh Sasuke. Suaminya itu masih sibuk meeting dengan client yang sangat penting untuk perusahaannya. Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menarik selimutnya dan perlahan memejamkan mata.

'Kring....'

Dering telepon rumah membangunkan tidur Sakura, dia melihat jam weker, waktu menunjukan pukul 9 malam. Tapi sampai sekarang Sasuke belum juga pulang. Selangkah demi selangkah, Sakura berjalan ke ruang tamu, dan lampu dalam keadaan hidup. Apa mungkin pelayannya yang menghidupkannya. Telepon rumah terus berdering. Siapa yang kali ini menelponnya? Apa orang iseng seperti tadi? Sakura mengangkat gagang teleponnya dan di dekatkan ke telingannya.

"Hallo! Siapa disana?"

Kali ini juga tidak terdengar suara orang. Tanpa pikir panjang Sakura langsung menutup telponnya. Perasaan kesal bercampur takut. Sakura kembali ke kamarnya, wajahnya memucat, kemudian dia berbaring di ranjang, dia memeluk erat gulingnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu hendak terbuka. Detak jantungnya semakin cepat, dan suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

"Kau sudah tidur ya?"

Ternyata orang itu Sasuke, dia duduk di tepi ranjang. Mendengar suara Sasuke, Sakura seketika bangun dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Tanya Sasuke yang melihat istrinya seperti orang ketakutan. Apalagi dia mendengar desahan napas yang bertubi-tubi.

"Rumah ini aneh dan menyeramkan." Jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke erat.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke

"Sepertinya benar kata orang, jika rumah ini angker. Tadi tv tiba-tiba mati dan menyala dengan sendirinya, lampu tiba-tiba padam dan tadi ada orang iseng yang menelpon tapi tidak ada suaranya." Jawab Sakura

"Barangkali ada gangguan, besok aku akan menyuruh orang memperbaikinya." Ucap Sasuke

"Semuanya masih baru, pasti ada sesuatu di rumah ini. Aku takut sekali, kita pindah saja ya?" Balas Sakura

"Mungkin kau kecape'an, jadi kau berhalusinasi. Lagi pula kau kan tidak sendiri, ada aku dan juga ada para pelayan dan para penjaga." Ucap Sasuke membelai rambut Sakura.

"Aku tidak berhalusinasi, aku mengalami kejadian aneh di rumah ini. Kau pulang malam, para pelayan dan para penjaga tidak tau kejadian ini." Balas Sakura

"Aku akan memperingatkan mereka untuk menjagamu saat aku tidak ada, jadi kau tenang saja. Lebih baik sekarang kau tidur." Ujar Sasuke

Sakura mengangguk, kemudian dia tidur dengan posisi meringkuk. Sementara itu Sasuke pergi mandi, selesai mandi Sasuke menyusul istrinya tidur. Dia melingkar tangannya di perut Sakura.

Pagi telah tiba, Sakura dan Sasuke sudah berada dimeja makan. Sasuke memanggil pelayan dan penjaganya untuk menghadap kepadanya.

"Saat aku tidak ada, kalian harus menjaga Sakura-Sama, karena tadi malam dia mengalami kejadian aneh. Jadi ku harap kalian menjalankan tugas ini." Ucap Sasuke

"Baik tuan." Serentak para pelayan dan pekerja.

"Maaf, kejadian apa yang Sakura-Sama alami?" Tanya seorang pelayan.

"Apa semalam kau tidak dengar suara dering telepon yang bertubi-tubi, dan suara benda jatuh dari dapur?" Tanya Sakura

"Maaf Sakura-Sama, aku tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kamarmu berada di bawah, bagaimana bisa tidak dengar?" Tanya Sakura dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kalian boleh pergi." Ucap Sasuke

Pelayan dan penjaga meninggalkan ruang makan.

"Kau tenang, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Sasuke

"Tapi, aku sangat takut, bagaimana jika terjadi lagi? Nanti kau tidak pulang malam-malam kan?" Tanya Sakura

"Entah, aku akan lihat jadwalnya. Jika banyak pekerjaan, aku akan pulang terlambat." Jawab Sasuke

"Usahakan untuk tidak pulang malam-malam." Ucap Sakura

"Akan aku usahakan." Balas Sasuke

Selesai makan Sasuke bergegas berangkat kerja.

"Ittekimasu." Ucap Sasuke

"Itterasshai." Balas Sakura

Tak lupa, Sasuke mengecup kening istrinya dan di balas senyuman dari Sakura. Sasuke menuju mobilnya, dia melambaikan tangan pada istrinya. Sakura masuk ke dalam, perasaannya masih saja was-was, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tenang. Selalu saja pikiran-pikiran aneh mengelilingi kepalanya.

"Yumimaru! Komina! Kemari kalian!" Teriak Sakura yang tengah duduk di ruang tamu.

"Iya Sakura-Sama, ada apa?" Tanya Yumimaru yang sudah berada di hadapan Sakura bersama Komina.

"Duduk!" Ucap Sakura

Kedua pelayan itu duduk dengan wajah menunduk.

"Apa kalian tidak merasakan kejadian aneh di rumah ini?" Tanya Sakura

"Ti-tidak nona." Jawab Komina

"Sepertinya, ada makhluk gaib yang menghuni rumah ini. Aku ingin kalian bersamaku saat Sasuke belum pulang. Mengerti?"

"Baik."

Bulan sudah bergerak menyinari bumi, itu tandanya malam sudah tiba. Sakura berada di ruang keluarga, setiap saat, dia pasti memerhatikan jam, menunggu Sasuke pulang. Dia merasa merinding, tangannya begitu dingin, padahal penghangat ruangannya sudah di nyalakan. Mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali? Sakura mematikan tv dan bergerak ke arah kamar mandi lantai bawah. Dia mendengar suara air mengalir, perlahan-lahan dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam. Ternyata kran di wastafel menyala.

Sakura menyusuri kamar mandi, dia tidak menemukan siapapun disana. Kemudian berlari meninggalkan kamar mandi dan menuju ke kamar pelayannya. Dia menggedor pintu kamar pelayan dengan sangat keras.

"Cepat buka pintunya!!" Teriak Sakura

Pelayannya tidak membuka pintu, dia terus menggedor pintu itu. Kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak muncul saat Sakura membutuhkan mereka?

'Prangg prangg'
Sakura bergerak ke dapur, dan menjumpai panci dan piring tergeletak di lantai. Perasaannya berkecamuk, pikirannya kacau. Setelah itu dia mendengar dering telepon dan langsung di angkat olehnya. Sama seperti kemarin malam, tidak ada suara orang, setelah itu terdengar lagi suara benda jatuh dari arah dapur. Saat dia menuju dapur, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan dia langsung bergerak kesana.

"Kenapa bisa terbuka? Apa anginnya terlalu kencang?" Gumam Sakura

Dia melihat keadaan luar, semua lampu sudah mati. Kemudian dia menutup kembali pintunya, dia berjalan ke kamar pelayan, mencoba untuk memanggilnya. Dia menggedor keras pintu itu, dan akhirnya Yumimaru dan Komina membuka pintunya.

"Apa yang kalian lakukan di dalam? Aku sudah menggedor pintu berulang kali, dan sudah memanggil kalian. Kenapa kalian tidak keluar?" Bentak Sakura sambil mencoba mengatur napasnya.

"Ma-maaf Sakura-Sama, kami tidak dengar." Balas Komina

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk bersamaku sampai Sasuke pulang!"

"Ka-kami lupa."

Dengan seenak jidatnya, Sakura masuk ke kamar pelayannya.

"Rumah ini ada hantunya." Ujar Sakura

"Bagaimana Nona tahu?" Tanya Yumimaru

"Apa kalian yang menghidupkan kran di kamar mandi?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Yumimaru

"Apa kalian juga yang menjatuhkan benda-benda di dapur?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Komina

"Kalian pikir semua itu bisa terjadi dengan sendirinya? Aku yakin ada makhlus halus yang menghuni rumah ini." Ucap Sakura

"Apa Sakura-Sama melihat hantunya?" Tanya Komina, pelayan berambut coklat.

"Tidak."

"Aku ada cara agar bisa melihat hantu." Ucap Komina

"Bagaimana?" Tanya Sakura

"Kita matikan lampu kamar ini, setelah itu nyalakan lilin dan taruh di depan cermin, kita juga harus berdiri di depan cermin. Maka kita akan melihat penampakan hantu." Ucap Komina

"Kau saja sendiri, aku tidak akan melakukan hal gila itu." Balas Sakura

"Semua yang kau katakan hanya sebuah mitos." Ucap Yumimaru

"Tadaima..." suara Sasuke telah pulang, Sakura keluar dari kamar pelayanya dan menghampiri Sasuke.

"Okaerinasai." Balas Sakura dengan senyum sumringah.

"Ada apa? Kenapa kau keluar dari kamar itu?" Tanya Sasuke

"Aku ketakutan, kejadian itu terjadi lagi." Jawab Sakura

"Sayang, semua itu hanya sebuah halusinasimu saja." Ucap Sasuke

"Tidak. Rumah ini benar-benar angker." Balas Sakura

"Rumah ini nyaman. Mungkin ini dapat mengobati ketakutanmu. Dia bisa menemanimu." Ucap Sasuke sambil memberikan sebuah boneka Teddy Bear ukuran besar warna biru. Sakura langsung memeluk boneka itu.

"Bukan ini yang ku butuhkan, tapi dirimu. Aku ingin kau ada di sisiku di saat ku membutuhkanmu." Ucap Sakura

"Aku selalu ada untukmu. Kau tidak perlu khawatir." Balas Sasuke

"Tapi kenapa kau pulang malam-malam? Di saat itu, aku merasa ketakutan, risau, dan sebagainya. Aku coba memanggil pelayan, tapi mereka tidak dengar. Lalu apa yang harus ku lakukan?" Ucap Sakura

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, aku akan melindungimu. Semua akan baik-baik saja." Balas Sasuke yang kemudian merangkul istrinya dan mengajaknya ke lantai atas.

Mereka mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang. Sasuke mengelus pipi istrinya, memandangi wajahnya yang pucat, mungkin karena ketakutan.

'Benarkah rumah ini ada hantunya?' Batin Sasuke.

Dia tidak terlalu tahu tentang semua kejadian yang terjadi di rumahnya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Dia hanya mendengar semua kejadian aneh dari mulut istrinya, entah itu benar adanya atau hanya halusinasi istrinya saja. Bukan dia tidak percaya pada istrinya, tapi pekerja rumahnya tidak merasakan kejadian itu.

Hari sudah berganti, dan malam kembali tiba-tiba. Rasanya Sakura ingin menyusul Sasuke ke kantor, dia tidak betah terus berada di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak mempercayai perkataannya. Sakura berdiam diri di kamar, dia duduk di tempat riasnya, tatapan kosong. Beberapa Saat kemudian muncul sesosok gadis berusia sekitar 12 tahun berdiri di kamar itu. Sakura melihatnya dari cermin, nafasnya memburu tak karuan, dia mencoba menengoknya.

"Si-siapa kau?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kakak, tolong aku..." ucap gadis itu. Sepertinya dia adalah salah satu penghuni lama rumah itu yang tewas tanpa di temukan jasadnya.

"Untuk apa?" Tanya Sakura

"Pergilah ke ruangan bawah tanah!" Jawab gadis itu dan kemudian menghilang.

Sakura berlari ke bawah dan menemui pelayannya. Dia bertemu dengan Yumimaru yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Sakura-Sama?" Tanya Yumimaru

"Aku melihat penampakan gadis kecil di kamarku. Dia minta tolong padaku." Jawab Sakura

"Benarkah?" Tanya Yumimaru

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar dari dapur.

"Suara apa itu?" Tanya Yumimaru

"Itu suara yang tiap malam aku dengar." Jawab Sakura

"Jadi benar, jika rumah ini angker?"

Seketika lampu padam, mereka gelagapan. Yumimaru menarik Sakura menuju kamarnya. Mereka ketakutan, Komina yang tadinya sedang santai berubah menjadi panik.

"Kenapa lampunya padam?" Tanya Komina

"Aku tidak tau." Jawab Yumimaru

"Sudah ku bilang, rumah ini angker, tapi kalian tidak percaya." Ucap Sakura menggenggam erat tangan Yumimaru.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yumimaru.

Sakura mengambil ponsel di saku celananya dan segera menelpon Sasuke untuk menyuruhnya cepat pulang. Setelah satu jam lamanya, Sasuke pun pulang, dia menemui istrinya yang berada di kamar pelayan. Lampu rumah sudah menyala. Melihat Sasuke datang, Sakura langsung memeluknya erat dengan berlinang air mata.

"Kenapa kau selalu pulang malam? Disini aku ketakutan, aku baru saja melihat sesosok arwah." Sakura memukul dada Sasuke.

"Aku banyak pekerjaan."

"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting di banding diriku? Selama ini kau hanya menganggapku berhalusinasi, padahal semua itu kenyataan. Kau bisa tanyakan pada Yumimaru dan Komina." Ucap Sakura tersedu-sedu.

Kemudian Yumimaru dan Komina menjelaskan kejadian yang mereka alami pada Sasuke dan membuat Sasuke merasa iba pada istrinya. Dia tidak pernah percaya pada istrinya. Sasuke dan Sakura sudah berada di kamar mereka.

"Aku minta maaf, aku akan lebih memperhatikanmu. Besok aku akan memasang cctv di setiap sudut rumah ini, agar aku bisa mengontrol keadaan rumah ini." Ucap Sasuke kemudian mengecup puncak kepala Sakura.

"Kita pindah rumah saja." Ucap Sakura

"Aku akan mempertimbangkannya." Balas Sasuke

Hari demi hari berlalu, tapi saat melihat rekaman cctv, Sasuke tidak melihat satupun kejadian aneh di rumahnya. Saat ini pukul 8 malam, Sakura keluar dari dapur, dia melihat bayangan orang berjalan di teras rumahnya. Dia mengambil stick baseball dan berjalan ke arah jendela kaca, dia membuka sedikit gordennya dan melihat keluar, tidak ada siapa-siapa disana.

Sakura menuju ke kamar pelayan, tapi kamar itu kosong. Dia melangkah ke kamar mandi, disana juga tidak ada. Suara tv menyala, dan Sakura menengoknya, tidak ada siapapun disana. Kini suara telepon berdering, Sakura tidak menggubrisnya, dia memilih keluar rumah dan pergi ke pos penjaga. Para penjaga juga tidak ada, Sakura ketakutan, dia duduk sambil memeluk lututnya. Air matanya mengalir, dia ingin menghubungi Sasuke tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Sementara itu Sasuke tengah sibuk membolak-balik dokumennya. Dia menyempatkan diri untuk melihat keadaan rumah lewat laptopnya. Di lihatnya pria bertopeng tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Segera dia meninggalkan kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Beberapa saat kemudian, ia tiba di rumah. Mendengar suara mobil datang, Sakura keluar dari pos penjaga.

Sasuke melihat Sakura berada di pos penjaga, dia datang dan langsung memeluknya. Dia menyuruh Sakura menceritakan seluruh kejadian. Setelah itu, Sasuke mengajak Sakura masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan ke ruang bawah tanah, ada seseorang yang hendak memukul mereka dari belakang, tapi Sasuke berhasil menghindarinya.

Sasuke menarik Sakura menuju pintu depan. Mereka mencoba untuk keluar, tapi pintunya terkunci. Pria bertopeng itu semakin mendekat, Sasuke menarik Sakura ke ruang keluarga dan mengunci pintunya.

"Sasuke bagaimana ini? Siapa orang itu?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kau tenang saja, aku akan menelpon 911." Jawab Sasuke

Sasuke langsung menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Keadaannya benar-benar genting, apalagi pria bertopeng itu mencoba mendobrak pintu. Sasuke dan Sakura mendekat ke arah pintu, saat pria itu berhasil mendobrak pintunya, Sasuke langsung memukulinya menggunakan stick baseball. Tidak lupa Sasuke memberi beberapa tendangan dan membuat pria itu pingsan.

Sasuke menggandeng Sakura ke ruangan bawah tanah, selama disana dia tidak pernah tahu mengenai ruangan itu. Mereka masuk ke dalam, mengejutkan sekali, ruangan itu ada beberapa peti, dan sepertinya ruangan itu di gunakan untuk persembahan.

"Tempat apa ini?" Tanya Sakura

"Entah, sepertinya tempat untuk persembahan." Jawab Sasuke

"Persembahan bagaimana?" Tanya Sakura

"Mungkin pemilik ruangan ini penganut sekte terlarang, lihatlah semua benda-benda itu!" Jawab Sasuke

Banyak benda-benda aneh di ruangan itu, ada angka 666 yang di jadikan sebuah simbol dari sekte yang dianut pemilik ruangan itu.

"Lihat itu! Angka 666 simbol sektenya, sama dengan nomor rumah ini." Ucap Sasuke

"Kau benar, dan kita menikah tanggal 6 bulan 6 dan di laksanakan pukul 6.06 malam." Balas Sakura

"Itu tidak berpengaruh." Ucap Sasuke

Sasuke mengajak Sakura mendekat ke arah peti, perlahan-lahan Sasuke membuka peti itu, seorang mayat perempuan paruh baya membujur kaku disana. Tak lupa dia membuka peti yang lain, ada seorang gadis usia anak kuliahan, seorang laki-laki sekitar anak SMA, dan seorang gadis berusia sekitar 12 tahun terbaring di masing-masing peti.

"Dia gadis yang menemuiku waktu itu, dia minta tolong dan menyuruhku kemari." Ujar Sakura

"Mereka di jadikan tumbal, dan sepertinya pria bertopeng itulah dalang di balik semua ini." Ucap Sasuke

"Jadi bagaimana?" Tanya Sakura

"Sebentar lagi polisi datang. Jangan risau!" Jawab Sakura

'Brakk'
Pintu ruangan itu terbuka, pria bertopeng sudah sadar. Dia berjalan ke arah mereka sambil menggenggam pisau. Sasuke dan Sakura bergerak ke belakang, mereka panik. Lama kelamaan pria itu semakin mendekat, dia memainkan pisaunya. Mata Sasuke tertuju ke arah sebuah meja, dia melihat sebuah katana berada disana. Dia mengambil katana itu dan mendekati pria bertopeng, dia menendang tangan pria bertopeng, sehingga pisau yang di bawanya jatuh. Sasuke mendorong pria itu dan mengambil pisaunya.

Sasuke menarik Sakura keluar ruangan, tapi tangan pria itu menahan kaki Sakura. Sasuke langsung menggoreskan katana itu dan mengenai lengan pria bertopeng. Saat dia kesakitan, Sasuke dan Sakura berlari keluar, tapi pria itu terus mengejar. Pria itu berjalan membawa sebuah balok kayu, dia menyudutkan Sasuke dan Sakura. Saat dia hampir memukul Sasuke, tiba-tiba polisi datang dan menembak kakinya. Dia terjatuh, polisi menangkap dan memborgolnya.

Setelah itu Sasuke, Sakura dan polisi mencari keberadaan pelayan dan penjaganya. Mereka menyusuri setiap sudut rumah, ternyata pelayan dan penjaga di sekap di gudang. Kemudian polisi membawa pria itu menuju kantor polisi.

"Aku akan membalas kalian!" Ucap pria itu saat berjalan menuju mobil polisi.

Sakura masih ketakutan, dia sedikit trauma, dia tidak ingin sendirian di rumah. Sasuke merangkul istrinya penuh kasih sayang.

"Besok kita pindah." Ucap Sasuke yang membuat Sakura sedikit tenang.

Sasuke dan Sakura memutuskan pindah ke komplek yang sama dengan orang tua mereka. Tapi Sasuke tetap memilih no.666, menurutnya tidak ada yang nomor sial dan sebagainya. Semua hal buruk yang terjadi pada kita itu muncul karena pikiran negatif kita sendiri.

•THE END•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya author bisa bikin ff genre horror.. Apa horrornya terasa? Jangan-jangan kalian justru ketawa membaca ff ini? Kayaknya Author gak kasih bagian humornya deh.. Kalau kalian tertawa, berarti ada yang salah pada diri kalian.. Ups.. Just Kidding.. ^^

666 [SASUSAKU FANFIC]

666

Author: Nikmah St
Pairing: Sasuke U. & Sakura H.
Genre: Horror, Mistery
Rated: T+
Lenght: Oneshoot
Warning: AU, gaje, ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll



Pernikahan telah di gelar, kini sepasang insan telah resmi menjadi seorang suami istri, dan kehidupan baru akan di mulai. Sasuke dan Sakura sudah pindah ke rumah mereka di komplek Natsuari, tepatnya di rumah no.666. Rumah yang terlihat mewah dan megah terletak di ujung jalan.

Menurut isu para penghuni di komplek itu, rumah yang di tempati Sasuke dan Sakura menyimpan berjuta misteri. Pasalnya pemilik lama rumah itu mati tanpa di temukan jasadnya, dan membuat rumah itu tampak menyeramkan saat malam tiba. Tapi hal ini tidak di gubris oleh Sasuke, menurutnya rumah itu memiliki nilai estetika yang tidak di miliki rumah lain.

Sasuke dan Sakura sudah berada di rumah barunya itu, mereka sudah menyuruh orang untuk membersihkan rumah itu. Sehingga, mereka langsung dapat meninggalinya. Dua orang penjaga dan dua orang pelayan sudah cukup untuk merawat dan menjaga rumahnya.

"Lebih baik, kau istirahat saja dulu! Nanti aku akan siapkan makan siang untuk kita." Ucap Sakura

"Baiklah istriku yang cantik." Balas Sasuke sambil mencubit pipi Sakura.

Sakura keluar dari kamar mereka dan segera turun ke bawah menyiapkan makan siang. Dia menyiapkan makanannya sendiri tanpa bantuan pelayan. Setelah selesai di sajikan, Sakura mengajak Sasuke untuk makan.

Sasuke bergegas pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, dia terlebih dulu mengecup kening istrinya sebelum dia keluar rumah.

"Kau hati-hati ya, jangan mengebut." Ucap Sakura sambil menatap lembut suaminya.

"Iya, kau tenang saja. Mungkin nanti aku pulang malam, jadi jangan menungguku untuk makan malam. Kalau terjadi apa-apa, hubungi aku." Balas Sasuke. Sakura mengangguk.

Sasuke berjalan menuju mobilnya yang sudah berada di depan rumah, kemudian dia melajukan mobilnya dengan cepat. Setelah Sasuke pergi, Sakura masuk ke dalam rumah, dia berada di ruang keluarga untuk menonton tv. Karena bosan dengan acaranya, dia memutuskan untuk menonton DVD film horror milik Sasuke. Sebenarnya Sakura tidak suka dengan hal-hal yang berbau horror dan sejenisnya. Karena itu dapat membuatnya mimpi buruk.

Waktu menunjukan pukul 7 malam, tapi Sasuke belum juga pulang. Sambil menunggu suaminya, dia menonton tv di ruang keluarga. Malam ini cuaca dingin sekali, angin berhembus kencang, bahkan tirai yang menutupi jendela pun ikut terbuka.

'Prang'
Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dapur. Sakura berjalan menengoknya, di lihatnya panci berada di lantai. Kenapa bisa hal itu terjadi? Tidak mungkin ada kucing yang masuk ke rumah itu, pasalnya semua pintu dan jendela sudah terkunci.

"Kenapa pancinya bisa jatuh?" Ucap Sakura sambil jongkok mengambil panci itu.

"Apa pelayanku yang menjatuhkannya? Tapi tidak ada tanda-tanda mereka di sekitar sini." Lanjut Sakura

Sakura heran dengan hal itu, kemudian ia kembali ke ruang keluarga. Saat dia asyik menonton tv, tiba-tiba telepon rumah berdering. Dan dia segera melangkah ke ruang tamu dan mengangkat.

"Hallo! Siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban, hanya terdengar hembusan angin yang kencang.

"Maaf, siapa disana?" Tanya Sakura

Tidak ada jawaban juga, justru terdengar suara hujan dan suara guntur.

"Kalau tidak ada kepentingan, lebih baik jangan menelpon." Ucap Sakura langsung menutup telponnya. Kemudian dia kembali ke ruang keluarga.

Sakura diam terpaku saat melihat tv dalam keadaan mati, padahal sebelumnya tv masih menyala. Dia mengambil remote yang berada di depan tv dan menekan-nekannya. Tapi tvnya tidak mau menyala.

"Kenapa tvnya? Apa mungkin rusak?" Gumam Sakura

Dia mematikan lampu ruang keluarga, kemudian keluar. Saat dia berjalan tiba-tiba terdengar suara tv yang menyala.

'Deg'

Jantung Sakura berdegup kencang, keringat dingin mulai bercucuran. Bulu kuduknya mulai berdiri, perasaannya tidak enak. Ada apa ini? Sakura memberanikan diri untuk masuk ke ruang keluarga. Ternyata benar tv itu menyala. Sakura langsung mematikannya, baru dua langkah dia berjalan, tv itu kembali menyala. Sakura ketakutan dan langsung berlari meninggalkan ruangan itu, membiarkan tv tetap menyala. Sakura berjalan menaiki tangga, dan lampu ruang tamu yang tadinya menyala, seketika padam dengan sendirinya.

Sakura melangkahkan kakinya cepat menuju kamarnya, dia menutup pintu rapat-rapat. Dia berjalan mengambil ponselnya dan menelpon Sasuke, tapi berulang kali dia menelponnya tak satupun di angkat oleh Sasuke. Suaminya itu masih sibuk meeting dengan client yang sangat penting untuk perusahaannya. Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang, dia menarik selimutnya dan perlahan memejamkan mata.

'Kring....'

Dering telepon rumah membangunkan tidur Sakura, dia melihat jam weker, waktu menunjukan pukul 9 malam. Tapi sampai sekarang Sasuke belum juga pulang. Selangkah demi selangkah, Sakura berjalan ke ruang tamu, dan lampu dalam keadaan hidup. Apa mungkin pelayannya yang menghidupkannya. Telepon rumah terus berdering. Siapa yang kali ini menelponnya? Apa orang iseng seperti tadi? Sakura mengangkat gagang teleponnya dan di dekatkan ke telingannya.

"Hallo! Siapa disana?"

Kali ini juga tidak terdengar suara orang. Tanpa pikir panjang Sakura langsung menutup telponnya. Perasaan kesal bercampur takut. Sakura kembali ke kamarnya, wajahnya memucat, kemudian dia berbaring di ranjang, dia memeluk erat gulingnya. Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu hendak terbuka. Detak jantungnya semakin cepat, dan suara langkah kaki semakin lama semakin mendekat ke arahnya.

"Kau sudah tidur ya?"

Ternyata orang itu Sasuke, dia duduk di tepi ranjang. Mendengar suara Sasuke, Sakura seketika bangun dan langsung memeluk Sasuke erat.

"Ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu yang buruk?" Tanya Sasuke yang melihat istrinya seperti orang ketakutan. Apalagi dia mendengar desahan napas yang bertubi-tubi.

"Rumah ini aneh dan menyeramkan." Jawab Sakura yang masih memeluk Sasuke erat.

"Apa maksudmu?" Tanya Sasuke

"Sepertinya benar kata orang, jika rumah ini angker. Tadi tv tiba-tiba mati dan menyala dengan sendirinya, lampu tiba-tiba padam dan tadi ada orang iseng yang menelpon tapi tidak ada suaranya." Jawab Sakura

"Barangkali ada gangguan, besok aku akan menyuruh orang memperbaikinya." Ucap Sasuke

"Semuanya masih baru, pasti ada sesuatu di rumah ini. Aku takut sekali, kita pindah saja ya?" Balas Sakura

"Mungkin kau kecape'an, jadi kau berhalusinasi. Lagi pula kau kan tidak sendiri, ada aku dan juga ada para pelayan dan para penjaga." Ucap Sasuke membelai rambut Sakura.

"Aku tidak berhalusinasi, aku mengalami kejadian aneh di rumah ini. Kau pulang malam, para pelayan dan para penjaga tidak tau kejadian ini." Balas Sakura

"Aku akan memperingatkan mereka untuk menjagamu saat aku tidak ada, jadi kau tenang saja. Lebih baik sekarang kau tidur." Ujar Sasuke

Sakura mengangguk, kemudian dia tidur dengan posisi meringkuk. Sementara itu Sasuke pergi mandi, selesai mandi Sasuke menyusul istrinya tidur. Dia melingkar tangannya di perut Sakura.

Pagi telah tiba, Sakura dan Sasuke sudah berada dimeja makan. Sasuke memanggil pelayan dan penjaganya untuk menghadap kepadanya.

"Saat aku tidak ada, kalian harus menjaga Sakura-Sama, karena tadi malam dia mengalami kejadian aneh. Jadi ku harap kalian menjalankan tugas ini." Ucap Sasuke

"Baik tuan." Serentak para pelayan dan pekerja.

"Maaf, kejadian apa yang Sakura-Sama alami?" Tanya seorang pelayan.

"Apa semalam kau tidak dengar suara dering telepon yang bertubi-tubi, dan suara benda jatuh dari dapur?" Tanya Sakura

"Maaf Sakura-Sama, aku tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kamarmu berada di bawah, bagaimana bisa tidak dengar?" Tanya Sakura dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf, tapi aku benar-benar tidak dengar." Jawab pelayan itu.

"Kalian boleh pergi." Ucap Sasuke

Pelayan dan penjaga meninggalkan ruang makan.

"Kau tenang, tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Sasuke

"Tapi, aku sangat takut, bagaimana jika terjadi lagi? Nanti kau tidak pulang malam-malam kan?" Tanya Sakura

"Entah, aku akan lihat jadwalnya. Jika banyak pekerjaan, aku akan pulang terlambat." Jawab Sasuke

"Usahakan untuk tidak pulang malam-malam." Ucap Sakura

"Akan aku usahakan." Balas Sasuke

Selesai makan Sasuke bergegas berangkat kerja.

"Ittekimasu." Ucap Sasuke

"Itterasshai." Balas Sakura

Tak lupa, Sasuke mengecup kening istrinya dan di balas senyuman dari Sakura. Sasuke menuju mobilnya, dia melambaikan tangan pada istrinya. Sakura masuk ke dalam, perasaannya masih saja was-was, kejadian semalam tidak bisa membuatnya tenang. Selalu saja pikiran-pikiran aneh mengelilingi kepalanya.

"Yumimaru! Komina! Kemari kalian!" Teriak Sakura yang tengah duduk di ruang tamu.

"Iya Sakura-Sama, ada apa?" Tanya Yumimaru yang sudah berada di hadapan Sakura bersama Komina.

"Duduk!" Ucap Sakura

Kedua pelayan itu duduk dengan wajah menunduk.

"Apa kalian tidak merasakan kejadian aneh di rumah ini?" Tanya Sakura

"Ti-tidak nona." Jawab Komina

"Sepertinya, ada makhluk gaib yang menghuni rumah ini. Aku ingin kalian bersamaku saat Sasuke belum pulang. Mengerti?"

"Baik."

Bulan sudah bergerak menyinari bumi, itu tandanya malam sudah tiba. Sakura berada di ruang keluarga, setiap saat, dia pasti memerhatikan jam, menunggu Sasuke pulang. Dia merasa merinding, tangannya begitu dingin, padahal penghangat ruangannya sudah di nyalakan. Mungkinkah kejadian itu akan terulang kembali? Sakura mematikan tv dan bergerak ke arah kamar mandi lantai bawah. Dia mendengar suara air mengalir, perlahan-lahan dia memutar gagang pintu dan masuk ke dalam. Ternyata kran di wastafel menyala.

Sakura menyusuri kamar mandi, dia tidak menemukan siapapun disana. Kemudian berlari meninggalkan kamar mandi dan menuju ke kamar pelayannya. Dia menggedor pintu kamar pelayan dengan sangat keras.

"Cepat buka pintunya!!" Teriak Sakura

Pelayannya tidak membuka pintu, dia terus menggedor pintu itu. Kemana para pelayan? Kenapa mereka tidak muncul saat Sakura membutuhkan mereka?

'Prangg prangg'
Sakura bergerak ke dapur, dan menjumpai panci dan piring tergeletak di lantai. Perasaannya berkecamuk, pikirannya kacau. Setelah itu dia mendengar dering telepon dan langsung di angkat olehnya. Sama seperti kemarin malam, tidak ada suara orang, setelah itu terdengar lagi suara benda jatuh dari arah dapur. Saat dia menuju dapur, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan dia langsung bergerak kesana.

"Kenapa bisa terbuka? Apa anginnya terlalu kencang?" Gumam Sakura

Dia melihat keadaan luar, semua lampu sudah mati. Kemudian dia menutup kembali pintunya, dia berjalan ke kamar pelayan, mencoba untuk memanggilnya. Dia menggedor keras pintu itu, dan akhirnya Yumimaru dan Komina membuka pintunya.

"Apa yang kalian lakukan di dalam? Aku sudah menggedor pintu berulang kali, dan sudah memanggil kalian. Kenapa kalian tidak keluar?" Bentak Sakura sambil mencoba mengatur napasnya.

"Ma-maaf Sakura-Sama, kami tidak dengar." Balas Komina

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk bersamaku sampai Sasuke pulang!"

"Ka-kami lupa."

Dengan seenak jidatnya, Sakura masuk ke kamar pelayannya.

"Rumah ini ada hantunya." Ujar Sakura

"Bagaimana Nona tahu?" Tanya Yumimaru

"Apa kalian yang menghidupkan kran di kamar mandi?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Yumimaru

"Apa kalian juga yang menjatuhkan benda-benda di dapur?" Tanya Sakura

"Tidak." Jawab Komina

"Kalian pikir semua itu bisa terjadi dengan sendirinya? Aku yakin ada makhlus halus yang menghuni rumah ini." Ucap Sakura

"Apa Sakura-Sama melihat hantunya?" Tanya Komina, pelayan berambut coklat.

"Tidak."

"Aku ada cara agar bisa melihat hantu." Ucap Komina

"Bagaimana?" Tanya Sakura

"Kita matikan lampu kamar ini, setelah itu nyalakan lilin dan taruh di depan cermin, kita juga harus berdiri di depan cermin. Maka kita akan melihat penampakan hantu." Ucap Komina

"Kau saja sendiri, aku tidak akan melakukan hal gila itu." Balas Sakura

"Semua yang kau katakan hanya sebuah mitos." Ucap Yumimaru

"Tadaima..." suara Sasuke telah pulang, Sakura keluar dari kamar pelayanya dan menghampiri Sasuke.

"Okaerinasai." Balas Sakura dengan senyum sumringah.

"Ada apa? Kenapa kau keluar dari kamar itu?" Tanya Sasuke

"Aku ketakutan, kejadian itu terjadi lagi." Jawab Sakura

"Sayang, semua itu hanya sebuah halusinasimu saja." Ucap Sasuke

"Tidak. Rumah ini benar-benar angker." Balas Sakura

"Rumah ini nyaman. Mungkin ini dapat mengobati ketakutanmu. Dia bisa menemanimu." Ucap Sasuke sambil memberikan sebuah boneka Teddy Bear ukuran besar warna biru. Sakura langsung memeluk boneka itu.

"Bukan ini yang ku butuhkan, tapi dirimu. Aku ingin kau ada di sisiku di saat ku membutuhkanmu." Ucap Sakura

"Aku selalu ada untukmu. Kau tidak perlu khawatir." Balas Sasuke

"Tapi kenapa kau pulang malam-malam? Di saat itu, aku merasa ketakutan, risau, dan sebagainya. Aku coba memanggil pelayan, tapi mereka tidak dengar. Lalu apa yang harus ku lakukan?" Ucap Sakura

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, aku akan melindungimu. Semua akan baik-baik saja." Balas Sasuke yang kemudian merangkul istrinya dan mengajaknya ke lantai atas.

Mereka mengistirahatkan tubuhnya di atas ranjang. Sasuke mengelus pipi istrinya, memandangi wajahnya yang pucat, mungkin karena ketakutan.

'Benarkah rumah ini ada hantunya?' Batin Sasuke.

Dia tidak terlalu tahu tentang semua kejadian yang terjadi di rumahnya. Karena dia lebih sering menghabiskan waktunya di kantor. Dia hanya mendengar semua kejadian aneh dari mulut istrinya, entah itu benar adanya atau hanya halusinasi istrinya saja. Bukan dia tidak percaya pada istrinya, tapi pekerja rumahnya tidak merasakan kejadian itu.

Hari sudah berganti, dan malam kembali tiba-tiba. Rasanya Sakura ingin menyusul Sasuke ke kantor, dia tidak betah terus berada di rumah itu. Tapi mau bagaimana lagi, Sasuke tidak mempercayai perkataannya. Sakura berdiam diri di kamar, dia duduk di tempat riasnya, tatapan kosong. Beberapa Saat kemudian muncul sesosok gadis berusia sekitar 12 tahun berdiri di kamar itu. Sakura melihatnya dari cermin, nafasnya memburu tak karuan, dia mencoba menengoknya.

"Si-siapa kau?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kakak, tolong aku..." ucap gadis itu. Sepertinya dia adalah salah satu penghuni lama rumah itu yang tewas tanpa di temukan jasadnya.

"Untuk apa?" Tanya Sakura

"Pergilah ke ruangan bawah tanah!" Jawab gadis itu dan kemudian menghilang.

Sakura berlari ke bawah dan menemui pelayannya. Dia bertemu dengan Yumimaru yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Ada apa Sakura-Sama?" Tanya Yumimaru

"Aku melihat penampakan gadis kecil di kamarku. Dia minta tolong padaku." Jawab Sakura

"Benarkah?" Tanya Yumimaru

Tiba-tiba suara benda jatuh terdengar dari dapur.

"Suara apa itu?" Tanya Yumimaru

"Itu suara yang tiap malam aku dengar." Jawab Sakura

"Jadi benar, jika rumah ini angker?"

Seketika lampu padam, mereka gelagapan. Yumimaru menarik Sakura menuju kamarnya. Mereka ketakutan, Komina yang tadinya sedang santai berubah menjadi panik.

"Kenapa lampunya padam?" Tanya Komina

"Aku tidak tau." Jawab Yumimaru

"Sudah ku bilang, rumah ini angker, tapi kalian tidak percaya." Ucap Sakura menggenggam erat tangan Yumimaru.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Yumimaru.

Sakura mengambil ponsel di saku celananya dan segera menelpon Sasuke untuk menyuruhnya cepat pulang. Setelah satu jam lamanya, Sasuke pun pulang, dia menemui istrinya yang berada di kamar pelayan. Lampu rumah sudah menyala. Melihat Sasuke datang, Sakura langsung memeluknya erat dengan berlinang air mata.

"Kenapa kau selalu pulang malam? Disini aku ketakutan, aku baru saja melihat sesosok arwah." Sakura memukul dada Sasuke.

"Aku banyak pekerjaan."

"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting di banding diriku? Selama ini kau hanya menganggapku berhalusinasi, padahal semua itu kenyataan. Kau bisa tanyakan pada Yumimaru dan Komina." Ucap Sakura tersedu-sedu.

Kemudian Yumimaru dan Komina menjelaskan kejadian yang mereka alami pada Sasuke dan membuat Sasuke merasa iba pada istrinya. Dia tidak pernah percaya pada istrinya. Sasuke dan Sakura sudah berada di kamar mereka.

"Aku minta maaf, aku akan lebih memperhatikanmu. Besok aku akan memasang cctv di setiap sudut rumah ini, agar aku bisa mengontrol keadaan rumah ini." Ucap Sasuke kemudian mengecup puncak kepala Sakura.

"Kita pindah rumah saja." Ucap Sakura

"Aku akan mempertimbangkannya." Balas Sasuke

Hari demi hari berlalu, tapi saat melihat rekaman cctv, Sasuke tidak melihat satupun kejadian aneh di rumahnya. Saat ini pukul 8 malam, Sakura keluar dari dapur, dia melihat bayangan orang berjalan di teras rumahnya. Dia mengambil stick baseball dan berjalan ke arah jendela kaca, dia membuka sedikit gordennya dan melihat keluar, tidak ada siapa-siapa disana.

Sakura menuju ke kamar pelayan, tapi kamar itu kosong. Dia melangkah ke kamar mandi, disana juga tidak ada. Suara tv menyala, dan Sakura menengoknya, tidak ada siapapun disana. Kini suara telepon berdering, Sakura tidak menggubrisnya, dia memilih keluar rumah dan pergi ke pos penjaga. Para penjaga juga tidak ada, Sakura ketakutan, dia duduk sambil memeluk lututnya. Air matanya mengalir, dia ingin menghubungi Sasuke tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Sementara itu Sasuke tengah sibuk membolak-balik dokumennya. Dia menyempatkan diri untuk melihat keadaan rumah lewat laptopnya. Di lihatnya pria bertopeng tengah mondar-mandir di ruang tamu rumahnya. Segera dia meninggalkan kantor dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Beberapa saat kemudian, ia tiba di rumah. Mendengar suara mobil datang, Sakura keluar dari pos penjaga.

Sasuke melihat Sakura berada di pos penjaga, dia datang dan langsung memeluknya. Dia menyuruh Sakura menceritakan seluruh kejadian. Setelah itu, Sasuke mengajak Sakura masuk ke dalam rumah. Mereka berjalan ke ruang bawah tanah, ada seseorang yang hendak memukul mereka dari belakang, tapi Sasuke berhasil menghindarinya.

Sasuke menarik Sakura menuju pintu depan. Mereka mencoba untuk keluar, tapi pintunya terkunci. Pria bertopeng itu semakin mendekat, Sasuke menarik Sakura ke ruang keluarga dan mengunci pintunya.

"Sasuke bagaimana ini? Siapa orang itu?" Tanya Sakura ketakutan.

"Kau tenang saja, aku akan menelpon 911." Jawab Sasuke

Sasuke langsung menghubungi 911 untuk meminta bantuan. Keadaannya benar-benar genting, apalagi pria bertopeng itu mencoba mendobrak pintu. Sasuke dan Sakura mendekat ke arah pintu, saat pria itu berhasil mendobrak pintunya, Sasuke langsung memukulinya menggunakan stick baseball. Tidak lupa Sasuke memberi beberapa tendangan dan membuat pria itu pingsan.

Sasuke menggandeng Sakura ke ruangan bawah tanah, selama disana dia tidak pernah tahu mengenai ruangan itu. Mereka masuk ke dalam, mengejutkan sekali, ruangan itu ada beberapa peti, dan sepertinya ruangan itu di gunakan untuk persembahan.

"Tempat apa ini?" Tanya Sakura

"Entah, sepertinya tempat untuk persembahan." Jawab Sasuke

"Persembahan bagaimana?" Tanya Sakura

"Mungkin pemilik ruangan ini penganut sekte terlarang, lihatlah semua benda-benda itu!" Jawab Sasuke

Banyak benda-benda aneh di ruangan itu, ada angka 666 yang di jadikan sebuah simbol dari sekte yang dianut pemilik ruangan itu.

"Lihat itu! Angka 666 simbol sektenya, sama dengan nomor rumah ini." Ucap Sasuke

"Kau benar, dan kita menikah tanggal 6 bulan 6 dan di laksanakan pukul 6.06 malam." Balas Sakura

"Itu tidak berpengaruh." Ucap Sasuke

Sasuke mengajak Sakura mendekat ke arah peti, perlahan-lahan Sasuke membuka peti itu, seorang mayat perempuan paruh baya membujur kaku disana. Tak lupa dia membuka peti yang lain, ada seorang gadis usia anak kuliahan, seorang laki-laki sekitar anak SMA, dan seorang gadis berusia sekitar 12 tahun terbaring di masing-masing peti.

"Dia gadis yang menemuiku waktu itu, dia minta tolong dan menyuruhku kemari." Ujar Sakura

"Mereka di jadikan tumbal, dan sepertinya pria bertopeng itulah dalang di balik semua ini." Ucap Sasuke

"Jadi bagaimana?" Tanya Sakura

"Sebentar lagi polisi datang. Jangan risau!" Jawab Sakura

'Brakk'
Pintu ruangan itu terbuka, pria bertopeng sudah sadar. Dia berjalan ke arah mereka sambil menggenggam pisau. Sasuke dan Sakura bergerak ke belakang, mereka panik. Lama kelamaan pria itu semakin mendekat, dia memainkan pisaunya. Mata Sasuke tertuju ke arah sebuah meja, dia melihat sebuah katana berada disana. Dia mengambil katana itu dan mendekati pria bertopeng, dia menendang tangan pria bertopeng, sehingga pisau yang di bawanya jatuh. Sasuke mendorong pria itu dan mengambil pisaunya.

Sasuke menarik Sakura keluar ruangan, tapi tangan pria itu menahan kaki Sakura. Sasuke langsung menggoreskan katana itu dan mengenai lengan pria bertopeng. Saat dia kesakitan, Sasuke dan Sakura berlari keluar, tapi pria itu terus mengejar. Pria itu berjalan membawa sebuah balok kayu, dia menyudutkan Sasuke dan Sakura. Saat dia hampir memukul Sasuke, tiba-tiba polisi datang dan menembak kakinya. Dia terjatuh, polisi menangkap dan memborgolnya.

Setelah itu Sasuke, Sakura dan polisi mencari keberadaan pelayan dan penjaganya. Mereka menyusuri setiap sudut rumah, ternyata pelayan dan penjaga di sekap di gudang. Kemudian polisi membawa pria itu menuju kantor polisi.

"Aku akan membalas kalian!" Ucap pria itu saat berjalan menuju mobil polisi.

Sakura masih ketakutan, dia sedikit trauma, dia tidak ingin sendirian di rumah. Sasuke merangkul istrinya penuh kasih sayang.

"Besok kita pindah." Ucap Sasuke yang membuat Sakura sedikit tenang.

Sasuke dan Sakura memutuskan pindah ke komplek yang sama dengan orang tua mereka. Tapi Sasuke tetap memilih no.666, menurutnya tidak ada yang nomor sial dan sebagainya. Semua hal buruk yang terjadi pada kita itu muncul karena pikiran negatif kita sendiri.

•THE END•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya author bisa bikin ff genre horror.. Apa horrornya terasa? Jangan-jangan kalian justru ketawa membaca ff ini? Kayaknya Author gak kasih bagian humornya deh.. Kalau kalian tertawa, berarti ada yang salah pada diri kalian.. Ups.. Just Kidding.. ^^

Rabu, 29 Juli 2015

THANK YOU CHAPTER 1 (KANATA, SASUKE, SAKURA, & MISHAKI)

Konnichiwa minna-san, Navers dan semuanya..

Siang ini Author juga mau ngepost fanfic buatan Author, di fic ini Author juga menambahkan OC buatan Author. Pokoknya readers jangan bosan-bosan baca fic buatan Author, meski gak bagus sih.. Dan pesan author buat readers, pastikan tinggalkan kritik dan sarannya. Karena Author gak suka sama yang namanya Silent readers..

Satu lagi, jangan berani-berani buat ngecopas fic buatan Author. So, happy reading guys....


<3

THANK YOU

Author: Nikmah St

Pair :
•U. Kanata (OC)
•U. Sasuke
•H. Sakura
•N. Mishaki (OC)
Genre: Drama, Sad, School Life
Rated: T+
Disclaimer:
•Masashi Kishimoto
•Nikmah St
Warning: OOC, gaje, typo(s), tidak sesuai eyd, dll

CHAPTER 1

Tahun pertamaku masuk SMA, kini aku bukan lagi murid SMP. Aku tidak lagi berada di Osaka. Ayah dan Ibu menyuruhku untuk tinggal di Konoha bersama paman dan bibiku. Semua ini terpaksa ku lakukan jika tidak ayah akan memukuli ku. Aku akan sekolah di SMA Konoha.

Aku beruntung karena ada temanku dari Osaka yg sekolah di konoha. Mereka adalah Haruka, Kenka, dan satu lagi Mishaki. Aku dan Mishaki punya hubungan spesial, meski kita tidak berpacaran tapi teman-teman bilang aku dan Mishaki itu TTM alias teman tapi mesra. Dia adalah pria yang baik dan sangat perhatian padaku. Dia yang mengobati luka ku saat terluka. Dia yang mengubah kesedihanku menjadi tawa kegembiraan.

Hari pertama masuk sekolah, aku masih memakai seragam dari SMP ku berasal. Aku berangkat bersama kakak sepupuku Uzumaki Naruto menggunakan motornya.

"Hati-hati ya.." teriak Kushina, ibu Naruto.

Naruto mengendarai motornya menuju sekolah.

Aku dan Naruto sampai sekolah, pasti kegiatan hari ini MOS, hal yang paling ku benci. Menurutku senioritas sudah tidak berlaku, mereka akan mengerjai murid baru dalam acara ini.

Semua murid baru di kumpulkan di halaman sekolah untuk mengikuti upacara pembukaan. Para senior kelas XI dan XII berdiri di depan kami. Mataku tertuju pada pria berambut raven yang pernah ku kenal. Jadi, dia sekolah disini? Apa kota ini kampung halamannya?

Aku tidak ingin memikirkannya. Dia orang yang telah menghancurkan hati dan perasaanku. Kenapa aku bertemu lagi dengannya? Hatiku sudah cukup sakit atas semua perbuatannya. Dia meninggalkanku seenak jidatnya, dia pergi setelah acara kelulusannya waktu di SMP Osaka. Dia hanya bilang ingin kembali ke asalnya, setelah itu pergi begitu saja, tidak ada kabar sedikitpun. Benar-benar kejam! Aku benci padanya! Aku anggap hubungan kami sudah berakhir, meski tidak ada kata putus.

"Pagi semua!" Sapa senior berambut blonde dan bermata Aquamarine.

"Pagi..." serentak semua murid baru.

"Hari ini, hari pertama kalian. Dan acaranya perkenalan dan pembagian kelas. Mengerti?"

"Iya."

"Aku akan memperkenalkan ketua OSIS kita, namanya Uchiha Sasuke. Silahkan!"

"Namaku Uchiha Sasuke, aku menjabat sebagai ketua OSIS. Aku harap aku bisa menjadi panutan yang baik buat kalian." Ucap Sasuke

"Iya..."

'Lagi-lagi ketua OSIS!' Batinku

"Sekarang, aku ingin kalian memperkenalkan diri satu persatu." Ucap Seorang gadis beriris Emerald yang berdiri di sebelah Sasuke.

"Kita yang akan menunjuk kalian." Ucap pria berambut coklat panjang.

"Aku ingin kau yang berambut merah panjang!" Teriak gadis Aquamarine.

Kenapa aku yang pertama kali? Aku maju dan berdiri di depan mereka. Meski aku menatap ke depan, tetapi aku tidak mau menatap Onyx itu.

"Perkenalkan dirimu!" Pinta gadis Emerald.

"Namaku Uzumaki Kanata. Aku dari Osaka." Ucapku

"Sudah?" Tanya gadis emerald.

"Lalu apa lagi?" Tanyaku dingin

"Kau bisa memberikan alamat rumahmu sekarang, atau hal yang kau sukai." Ucap gadis emerald

"Itu tidak penting!" Aku melangkahkan kaki untuk menjauh dari mereka tapi ada yang menahan tanganku.

"Kau harus lebih sopan pada seniormu!" Ucap gadis Aquamarine

"Senior? Aku pikir senioritas sudah tidak berlaku." Balasku ketus

"Kau jangan kurang ajar!" Ucapnya kesal.

"Tidak, apa ada yang salah?"

"Ino, lepaskan tangannya!" Ucap Sasuke

Suara itu, aku tidak ingin mendengarnya lagi.

Ino melepaskan tanganku, dan aku langsung berjalan ke belakang.

"Tunggu dulu!" Suara Ino menghentikan langkahku.

"Dimana jas mu?" Tanya Ino

Jas? Untuk apa dia tanya tentang jas itu? Aku sudah membuang jas itu saat acara kelulusan. Karena jas itu pemberian Sasuke.

"Tidak ada." Jawabku tanpa membalikkan badan.

"Kalau kau tidak memakai lengkap, kau akan kena hukuman." Ujar Ino

Suara langkah kaki mendekat ke arahku. Ternyata dia Mishaki, pria yang sangat berarti bagiku.

"Ini." Mishaki menyerahkan jas itu padaku.

Kenapa bisa jas itu ada padanya? Aku sudah membuangnya waktu itu.

"Siapa kau? Kenapa jasnya ada padamu?" Tanya Ino penasaran.

"Aku mengambilnya saat gadis ini membuang jas ini setelah kelulusan sekolah." Jawab Mishaki

"Kau memungutnya? Apa kau itu kekasihnya?" Tanya Ino

"Bisa dibilang begitu." Jawab Mishaki sambil tersenyum simpul. Tapi setelah itu wajah Sasuke sedikit kesal. Ada apa ini? Itu bukan lagi urusanku.

Mishaki menggandeng tanganku dan kita kembali ke barisan. Aku merasa nyaman bersama pria berambut kuning ini. Dia selalu membawa kehangatan padaku, dulu aku pernah merasakannya dengan pria raven. Tapi itu dulu, semua telah berlalu. Tidak ada yang bisa di harapkan darinya, aku membencinya.

Setelah acara pembukaan, semua murid baru masuk ke kelas masing-masing. Beruntungnya diriku, kali ini aku masih sekelas dengan ketiga sahabatku, kami berada di kelas X-1. Aku duduk di kursi paling depan bersama Haruka. Akan ada senior pembimbing yang datang ke kelas kami.

Suara langkah kaki mendekat dan masuk ke kelasku, ku lihat dia. Aiish, kenapa harus dia? Lagi-lagi selalu dia. Memangnya tidak ada senior lain? Apa semua ini sudah di rencanakan sejak awal? Yupps senior itu adalah Uchiha Sasuke, Mr.Duckbutt. Dia bersama pria berambut coklat panjang. Mereka berdua memperkenalkan diri dan berdiri tepat di hadapanku.

"Pagi semua, aku akan memperkenalkan diriku sekali lagi. Namaku Uchiha Sasuke dan ini Hyuuga Neji." Ucap Sasuke yang disertai anggukan dari Neji.

"Kita akan melakukan sebuah permainan yang menyenangkan. Kalian tidak perlu khawatir, karena kami tidak akan membully kalian." Ucap Neji kemudian mengerlingkan matanya padaku.

Apa-apan itu? Kenapa dia melakukan itu? Ku lirik sedikit wajah Sasuke yang menampakan ekspresi cool. Aku suka ekspresi itu. Issh, tidak boleh, tidak boleh, aku tidak ingin terjebak lagi dalam rayuan setannya. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku, meskipun aku membencinya, tapi aku masih menyimpan perasaan suka padanya.

Permainan berlangsung dengan sangat mengansyikan. Aku dan teman-teman tertawa bahagia, sesekali aku menatap wajah cool itu. Selalu saja gadis-gadis mendekati Sasuke, tapi sayangnya, Sasuke selalu cuek pada mereka. Kenapa aku membicarakannya?

Setelah permainan selesai, saatnya waktu istirahat di mulai. Semua teman-teman ku sudah pergi ke kantin, ketiga sahabatku juga sudah meninggalkanku. Di ruangan hanya tinggal aku dan Sasuke. Aku tidak ingin terjebak dalam suasana seperti ini. Aku melangkahkan kaki entah ke kantin atau ke tempat lain, yang penting tidak bersama Sasuke. Saat aku hampir keluar, Sasuke menahan tanganku dan membuatku harus menatapnya.

Apa yang ingin dia lakukan? Dia menatapku dalam, rasanya aku ingin menangis. Hatiku terasa sakit, aku hanya diam. Keheningan hilang saat sebuah kata-kata keluar dari mulutnya.

"Kenapa kau sekolah disini?" Tanyanya menatapku tajam.

"Memangnya tidak boleh?" Jawabku datar.

"Kau berubah menjadi lebih dingin." Ucap Sasuke

"Aku tidak berubah, aku masih sama seperti yang dulu. Menurutmu aku dingin? Itu semua karenamu." Balasku datar

"Kenapa karenaku?" Tanya Sasuke

"Kau membuatku seperti ini. Apa kau tidak sadar, kau yang telah menghancurkan hatiku. Kau meninggalkanku seenak jidatmu, waktu itu kau bilang akan kembali ke kampung halamanmu tapi kau tidak pernah mengabariku. Kenapa kau lakukan itu padaku?" Jawabku menahan emosi.

"Maafkan aku." Ucapnya lembut.

"Tidak perlu minta maaf, semuanya sudah berakhir." Balasku ketus

"Apa kau masih mencintaiku?" Pertanyaan itu membuatku sakit. Kenapa bisa dia tanyakan tentang itu.

"Kau pikir, setelah semua yang kau lakukan, aku masih bisa mencintaimu? Tidak, aku justru membencimu!" Balasku dengan nada tinggi. Dia memastikan ucapanku, dia pasti kaget, karena aku tidak cegukan. Mungkin menurutnya, aku ini berbohong, tapi untungnya dewi fortuna berpihak kepadaku.

Aku ini memang gadis pengidap syndrom pinnochio, setiap kali berbohong pasti aku akan cegukan. Aku benci itu. Semua orang terdekatku mengetahui hal itu termasuk Sasuke.

"Kau tidak bohong?" Tanya Sasuke.

"Tentu saja tidak." Jawabku datar

"Aku tau aku salah, tapi bisakah kau maafkan aku?"

"Tidak bisa." Ucapku kemudian membelakanginya. Sepertinya air mataku mulai keluar. Aku menyekanya, aku tidak ingin Sasuke tahu kalau aku menangis.

"Ada apa denganmu?" Tanya Sasuke. Aku diam dan memilih pergi menjauh darinya.

Aku menyendiri di taman belakang sekolah, aku ingin teriak sekencang-kencangnya. Tiba-tiba seseorang mendekat ke arahku dan duduk di sebelahku.

"Kenapa menangis?" Tanyanya memerhatikanku. Ternyata dia melihatku menangis.

"Aku tidak menangis." Balasku dan disusul dengan cegukan yang menandakan jika aku ini berbohong.

"Aku melihatmu menangis, jadi tidak perlu kau sembunyikan." Ucapnya lembut.

"Apa kau menangis karena di bully senior?" Tanyanya

"Tidak." Jawabku pelan.

"Oh,, perkenalkan namaku Yahiko, aku kelas XII-3. Siapa namamu?" Tanya Yahiko

"Namaku Kanata, Uzumaki Kanata, aku kelas X-1." Jawabku sambil tersenyum.

"Pasti kau murid yang pintar?" Ujar Yahiko

"Tidak kok Senpai." Balasku

"Tidak perlu panggil Senpai, panggil saja Yahiko." Ucap Yahiko

"Jangan, kau ini kakak kelasku, jadi aku harus memanggilmu Senpai." Balasku

"Aku tidak suka di panggil seperti itu." Ucap Yahiko sambil menggaruk-garuk kepala.

"Kalau begitu, aku akan memanggil kak Yahiko." Balasku

"Baiklah gadis kecil." Ucapnya sambil mengacak pelan rambutku.

Yahiko merupakan pribadi yang menyenangkan, meskipun sedikit konyol. Tapi aku suka lelucon buatannya, dia bisa membuatku tertawa terbahak-bahak. Sikapnya hampir mirip dengan Naruto, tapi Naruto jauh lebih parah darinya.

Mungkin aku harus merubah jalan pikiranku yang menyukai tipe pria yang seperti Sasuke, dingin dan cuek. Padahal sebenarnya pria dingin itu romantis, meski terlihat dingin di depan orang lain, namun saat bersama orang yang di cintainya, dia akan bersikap super penyayang.

Hari pertama sekolah kelar, tidak ada masalah yang rumit. Namanya baru pertama, kalau seterusnya entah apa yang akan terjadi. Aku berjalan bersama Haruka, Kenka, dan Mishaki keluar gerbang.

"Kau mau pulang denganku?" Tanya Mishaki

"Tidak usah, lagi pula arah rumah kita kan berbeda. Aku tidak ingin merepotkanmu." Jawabku

"Ya sudah, aku pulang dulu. Kau harus hati-hati." Ucap Mishaki tersenyum dan kemudian pergi menjauh bersama Kenka dan Haruka.

Kembali ku langkahkan kaki, tapi suara sepeda motor berhenti di sampingku. Dia membuka helmnya, dan tampaklah wajah Yahiko. Dia menawariku pulang bersamanya.

"Mau pulang bersama Nona?" Tanya Yahiko

"Tidak, terima kasih. Aku akan menunggu kakak sepupuku." Aku menolak tawarannya.

"Siapa sepupumu?" Tanya Yahiko

"Uzumaki Naruto." Jawabku

"Si konyol itu, sepertinya dia ada urusan dengan team basketnya. Daripada menunggunya, ayo pulang bersamaku!" Ajaknya sekali lagi.

"Aku bisa naik bus. Kakak pulang saja dulu!" Tolakku dan bergegas meninggalkannya.

Aku melihat Sasuke keluar dari gerbang menaiki motornya. Kemudian aku langsung ke halte bus, aku menunggu cukup lama. Setelah itu, busnya datang, aku berdesakan dengan penumpang lain, terpaksa aku harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Tanpa ku sadari, Sasuke juga berada di dalam bus. Mau apa dia? Kemana motornya? Dia menatapku penuh perasaan.

*****

Sudah baca kan readers? Buat Chapter berikutnya akan secepatnya di post. Seperti yang sudah Author beritahu diatas. Jangan lupa kritik dan sarannya setelah membaca, karena itu sangat berharga buat Author untuk mengembangkan karangannya.

Arigatou, selamat istirahat siang.... :*

BEAUTIFUL DREAM CHAPTER 1 [NARUTO FANFIC]

Ohaiyou minna-san!.. Si Author amatiran balik lagi nih..

Kali ini aku juga mau ngepost fic karyaku dan masih sama ini Naruto fanfic. Biasa, si Author ini emang penggila berat Anime Naruto. Kalau gak bisa nonton Naruto, rasanya gimana gitu. Apalagi kalau ngeliat wajah coolnya Sasuke, rasanya jadi sedikit gila.. Entah kenapa Sasuke selalu melekat di otak Author gaje ini. Hahayy.. malah jadi curhat.

Di fic ku ini, Author menambahkan OC karyanya sendiri yang bakal jadi couplenya Sasuke. Kalian jangan cemburu ya! Meski ceritanya kurang bagus, insya allah kalian bisa mencernanya dengan baik.. hehehe

Chek it out...

BEAUTIFUL DREAM

Story by Nikmah St

Pair: Natasha (OC), Sasuke & Others Pair

Indonesian| Romance, Friendship, Humor, Fantasy| T |Chaptered| © Masashi Kishimoto, Nikmah St

Warning: OOC, GAJE, TYPO, Dll.

Note: Semua tokoh dalam FF ini milik Masashi Kishimoto, kecuali tokoh Natasha itu buatan saya.

^HAPPY READING GUYS^

CHAPTER 1

Seperti biasa Natasha selalu menonton anime kesukaannya Naruto. Entah kenapa dia sangat menggilai anime itu, sampai tidak ingin ketinggalan satu episode pun. Sambil menunggu waktu maghrib ia menghabiskan waktunya didepan tv.

'Krukk...Krukk...'

Suara perutnya mulai bergemuruh, ingin rasanya ia meneguk segelas air dan memakan sepiring nasi untuk menghilangkan rasa lapar & dahaga.

Padahal seharian dia tidak melakukan pekerjaan yg menguras banyak tenaga. Paling-paling dia hanya disuruh membersihkan rumah.

Memang di rumahnya tidak ada pembantu? Bukankah dia anak orang kaya?

Semua itu karna ibunya yg menyuruh. Dia ingin anak perempuannya itu bisa menjadi wanita seutuhnya.

Apa selama ini dia bukan wanita seutuhnya??

Natasha adalah remaja usia 17 th yg bersikap seperti laki-laki alias tomboy. Kadang-kadang dia bersikap kurang sopan pada orang. Menurut ibunya dia itu seperti preman pasar, mungkin karena sejak kecil ia selalu bermain dg laki-laki. Terlebih lagi dia menguasai beladiri khususnya Taekwondo, pemegang sabuk hitam malahan.

Tetapi ada sesuatu yg terjadi saat dia sedang menonton tv...


"Aww.." ucap Natasha sambil memegang kepalanya yg sepertinya terluka.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya seorang pria berambut raven yg duduk disamping ranjangnya.

Perlahan-lahan dia coba membuka matanya namun pandangannya masih kabur. Dia melihat sesosok pria yg sepertinya ia kenal.

"S-Sasuke..." ucapnya pelan sambil terus memegang kepalanya yg masih pusing.

Apa???? Sasuke?? Kenapa dia bersama Sasuke?? Jangan jangan, sekarang dia berada di Konoha. Tidak mungkin...

Sementara itu Sasuke heran kenapa Natasha tau namanya.

"Aku ada dimana? Sepertinya ini bukan rumahku?" Tanya Natasha

"Kau berada di rumah sakit." Jawab Sasuke

"Apa??? Rumah sakit???? Kenapa bisa?? Tadi perasaan aku ada dirumah nonton tv, kenapa sekarang ada disini... lalu dimana keluargaku??" Teriak Natasha tak percaya.

Seketika Sasuke mengangkat sebelah alisnya, memandangi gadis yg berada di depannya itu yg berubah menjadi sangat menyebalkan.

"Aku tidak tau apa yg telah terjadi padamu. Tadi aku menemukanmu tergeletak dibawah pohon, dan segera ku bawa kemari. Aku tidak tau dimana keluargamu.", Sasuke menjelaskannya secara panjang lebar.

Natasha menundukan kepalanya, dia masih tak percaya yg di alaminya saat ini.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Sasuke sambil mengelus kepalanya untuk menenangkannya.

'Deg'

Jantungnya berdetak kencang karena sentuhan lembut sasuke di kepalanya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap sasuke. Kini kedua onyx saling bertatapan, seperti ada rasa cinta di antara mereka.

Baru kali ini Sasuke bersikap lembut pada orang, apalagi dengan seorang gadis. Biasanya dia bersikap dingin, acuh dan jutek. Tapi kenapa dia bersikap hangat, lembut dan perhatian pada Natasha?

Apa ini suatu pertanda?

Ah, semua itu tidak penting. Yang penting dia bisa bertemu dg Sasuke secara langsung itu suatu hal yg menyenangkan.

"Hm. Aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku." Jawabnya tersenyum bahagia.

"Iya, sama-sama. Kalau boleh tau siapa namamu dan dari mana kau berasal?" Tanya Sasuke

"N-namaku Na..Natasha, kau boleh memanggil ku Nana ataupun Nata. Aku dari Jakarta, a... Maksudku Indonesia.", Semburat merah tampak di pipinya.

"Jakarta?? Indonesia? ? Dimana itu?? Ah.. sudah lupakan saja. Ngomong-ngomong dari mana kau tau namaku? Tadi aku mendengarmu menyebut namaku." Tanya sasuke

"A.. itu.. anu... ah, itu tidak penting."

"Tidak usah di jelaskan, sebenarnya kau mau pergi kemana?" Tanya sasuke

"Aku tidak mau pergi kemana-mana. Ah, ini membingungkan."

"Tapi kau membawa koper sebesar itu." Ucap Sasuke menunjuk koper itu.

"Hh, itu koperku? Apa ini mimpi?", Natasha menupuk-nepuk pipinya.

"Ya iyalah itu kopermu, kan aku menemukannya bersamamu. Dan ini bukan mimpi, ini nyata." Jelas Sasuke.

Seorang wanita datang ke kamarnya dg membawa nampan yg berisi bubur dan obat, dia adalah Shizune salah satu perawat di RSK.

"Oh, ternyata kau sudah bangun nona." Ucap Shizune menaruh nampan di meja sebelah ranjang Natasha.

"Hm.", Natasha mengangguk kecil

"Kalau begitu makan buburnya dan segera minum obatnya" ucap shizune

"Kalau begitu aku pergi dulu. Sasuke, tolong kau jaga dia ya!" Perintah Shizune yg langsung meninggalkan kamar itu.

"Isshh, seenaknya saja dia menyuruhku. Dasar!", Keluh Sasuke pelan namun Natasha mendengarnya.

"Kalau kau mau pergi, silahkan pergi saja. Aku tidak apa-apa sendiri." Ucap Natasha jengkel.

Kenapa dia so' menyuruh Sasuke pergi, padahal dalam hatinya dia ingin Sasuke tetap bersamanya.

"Hh, bukan begitu. Aku tidak akan pergi, aku akan tetap disini bersamamu." Ucap Sasuke mengelus pipi Natasha dan membuat hatinya berbunga-bunga.

'Yes..Yess... Sasuke, I Love U' batin Natasha

Hal yg tidak pernah diduga-duga. Sasuke benar-benar romantis. Wow...

Pipi Natasha semakin memerah seperti tomat.

"Sekarang kau makan buburnya ya. Setelah itu kau minum obatnya.." ucap Sasuke dan mengambil buburnya.

"Hah, makan??? Tidak!... Tidak bisa!!! Aku kan sedang puasa. Sekarang jam berapa? Apa sudah adzan maghrib? ??" Teriak Natasha yg membuat Sasuke langsung membekap mulutnya.

Natasha menyingkirkan tangan Sasuke dari mulutnya.

"Kenapa tidak mau makan? Dan apa itu puasa? Aku tidak mengerti." , Sasuke menggaruk-garuk kepalanya yg tidak gatal.

Hah, dasar Natasha. Untuk apa dia berkata seperti itu, mana mungkin Sasuke tau kalau dia sedang puasa. Dan lagi dia tanya sudah adzan maghrib atau belum, ya mana Sasuke tau. Dasar gadis bodoh.

"Puasa itu... a... itu... pokoknya itulah.." jawabnya bingung.

Sasuke juga ikut bingung, ada apa dengan gadis di depannya itu.

"Kau mau makan tidak?" Tanya Sasuke.

"Memang sekarang jam berapa? Dan tanggal berapa?", Natasha balik bertanya

'Gadis menyebalkan, dia tidak bisa menjawab pertanyaanku, tapi kenapa dia bertanya banyak pertanyaan padaku' Batin Sasuke.

"Sekarang jam 1 siang, dan tanggal 11 Januari 2013." Jawab Sasuke

"APA??? Tidak mungkin.." ucap Natasha

"Kenapa? Ada apa?? Tanya sasuke.

Natasha hanya menggeleng

'Ini semakin aneh, kalau sekarang th 2013 berarti usiaku menginjak 15 th dan masih duduk dibangku kelas X SMA. Padahal kan aku seharusnya aku sudah lulus SMA, dan usiaku 17 th.' Batin Natasha

"Oh ya, bagaimana jika aku memanggilmu Nana saja?" Tanya Sasuke

"Iya, Nana saja."

Terdengar suara perut yg keroncongan seperti suara genderang perang. Natasha memegang perutnya yg sudah mencapai batas.

"Sasuke, aku lapar.. Aku belum makan seharian." Ucap Natasha merengek dan menunjukan muka melasnya itu.

"Kalau begitu cepat makan. Apa mau ku suapi?", Sasuke masih memegang mangkok bubur sedari tadi yg membuatnya tangannya pegal.

Natasha mengangguk saja.

'DUARRR....DUARRRR...'

Kini suara kembang api yg muncul dalam hati Natasha, ia serasa terbang diatas awan. Belum pernah ada pria yg seperhatian itu padanya. Apalagi seorang Sasuke, salah satu tokoh kesukaannya di serial anime Naruto karna wajahnya yg tampan.

"Cepat buka mulutmu." Perintah Sasuke.

Natasha mengangguk. Sedikit demi sedikit Sasuke menyuapkan bubur itu sampai habis.

"Sekarang kau minum obatnya." Perintah Sasuke.

"Obat?? Aku tidak suka obat. Rasanya pahit tidak enak." Ucap Natasha menutup mulutnya.

Namanya obat ya pasti pahit dan tidak enaklah. Kalau manis dan enak, pasti sudah jadi cemilan tiap hari.

"Kalau kau tidak mau minum obat, nanti kau tidak cepat sembuh." Ucap Sasuke.

"Aku tidak mau.. Aku mau pergi dari sini. Tolong bawa aku pergi ya!" Pintanya manja.

"Ya sudah, ayo kita pergi!" Ajak Sasuke.

Natasha turun dari ranjang dan menggendong tasnya dan Sasuke membawakan kopernya.

"Ini Konohagakure ya?" Tanya Natasha

"Hm."

Mereka keluar dari rumah sakit dan menuju ke tempat hokage. Sasuke menggandeng tangan Natasha, membuat suasana menjadi lebih indah.


Di tengah perjalanan, tiba-tiba Natasha menghentikan langkah kakinya.

"Sebentar..", Natasha memikirkan dimana nanti ia akan tinggal.

Dia kan sedang ada di Konoha, tak ada tujuan. Lalu dimana ia akan tinggal? Di jalan? Atau di tengah hutan? Astaga.. kasihan sekali..

"Ada apa Nana?" Tanya Sasuke

"Setelah ini, dimana aku akan tinggal. Hikss..." ucapnya berkaca-kaca.

"Jangan memikirkan itu dulu, lebih baik cepat-cepat kita ke tempat hokage." Balas Sasuke.

Sepanjang perjalanan Natasha slalu menggosokan kedua telapak tangannya dan meniupinya. Sepertinya ia tengah kedinginan. Karna tidak tega, Sasuke melepas jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Natasha.

"Tidak perlu.. Lebih baik kau pakai saja sendiri, aku tidak apa-apa.." Tolak Natasha.

"Sudahlah.. Aku tau kau kedinginan, lagi pula aku juga tidak apa-apa." Balas Sasuke. Mereka melanjutkan perjalanan.

Akhirnya mereka berdua sampai di tempat Hokage. Sasuke menjelaskan semuanya kepada Tsunade.

"Bagaimana Tsunade-sama? Dia akan tinggal dimana?" Tanya Sasuke

"Em....., kalau begitu ajak saja dia ke rumahmu. Beres kan?" Jawab Tsunade.

Sasuke mengiyakan saja, jika tidak maka ia akan habis oleh nenek-nenek itu.

Sasuke membawa Natasha ke komplek clan Uchiha.

"Sasuke, kita akan kemana?" Tanya Natasha

"Ke rumahku, ke mansion Clan Uchiha. Dan akan ku perkenalkan kau dengan keluargaku."

"Bukankah mansion itu sudah hancur? Dan bukankah semua Clan Uchiha sudah meninggal akibat insiden itu? Dan seharusnya kan Konoha sedang menghadapi perang dunia shinobi ke-4?" Ujar Natasha

Sasuke tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Natasha.

"Apa kau sedang mengigau? Akan ku jelaskan padamu, mansion clan Uchiha baik-baik saja tidak hancur, dan Clan Uchiha masih ada tidak meninggal, satu lagi perang dunia shibobi ke-4? Tidak ada itu." Jelas Sasuke sambil mengacak pelan rambut Natasha.

Sasuke & Natasha sampai di depan gerbang mansion. Natasha tercengang melihat keadaan mansion yg berbeda sekali dg yang ada di Film. Terlihat sekali rumahnya jauh lebih modern dan mewah.

"Ini rumahku. Ayo masuk" ajak Sasuke.

"Iya"

'Cklek'

Sasuke membuka pintu rumahnya.

"Tadaima..." ucap Sasuke

"Okaerinasai..", jawab seseorang dari dalam.

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka, yg tidak lain adalah ibu Sasuke, Uchiha Mikoto.

"Sasuke-kun, kau sudah pulang. Lalu siapa gadis ini?" Ucap Mikoto

"Hey, cepat perkenalkan dirimu!" Bisik Sasuke

"Halo bibi, aku Natasha temannya Sasuke." Ucap Natasha sambil membungkukan sedikit badannya.

Mikoto mengajak Natasha ke ruang tamu dan bertemu ayah dan kakak laki-laki Sasuke.

"Silahkan duduk Nata-chan." Suruh Mikoto.

"Iya."

Sasuke menjelaskan soal Natasha pada keluarganya..

"Nona, coba perkenalkan dirimu!", suruh Fugaku, ayah Sasuke.

"Namaku Natasha, lengkapnya Natasha Zulfa Fabian. Biasa dipanggil Nana atau Nata, aku dari Indonesia. Tadi Sasuke menolongku.", Natasha memperkenalkan dirinya di depan keluarga sasuke.

"Benarkah Sasu-kun menolongmu? Selama ini dia tidak pernah menolong orang." Ujar Mikoto.

"Kaa-san, jangan bicara begitu." Ucap sasuke dengan nada agak tinggi.

"Apa Fabian nama clanmu? Tanya Itachi

"Bukan... Fabian itu nama ayahku." Jawab Natasha.

"Kau boleh tinggal disini, ada satu kamar kosong diatas." Ucap Fugaku

"Arigatou"

Mikoto mengajak Natasha ke atas dan menunjukkan kamarnya. Kamarnya berada di sebelah kamar Sasuke & Itachi.

Natasha terkejut saat Mikoto membuka pintu kamar, seisi ruangan di dominasi warna pink. Pasalnya ia sangat tidak suka dengan warna itu.

Mikoto sendiri lah yg mendesain kamar itu, berharap kelak dia memiliki anak perempuan. Karna selama ini dia satu-satunya perempuan di keluarga itu. Mungkin dengan kedatangan Natasha dapat menambah ramai suasana rumah itu

"Apa kau suka Nata-chan?" Tanya Mikoto.

Natasha hanya mengangguk dan tersenyum. Padahal dalam hatinya ingin sekali rasanya dia menghancurkan kamar itu. Kamar yg dianggapnya seperti kamar anak-anak, catnya merah muda di tambah lagi spraynya bermotif bunga-bunga. Tapi dia harus menghargai kebaikan hati keluarga Uchiha yg telah memberinya tempat tinggal gratis.

Sebenarnya kamar itu tidak jauh berbeda dg kamarnya di rumah, ada tv, lemari, meja belajar ,meja rias dan kamar mandi, hanya saja lebih di dominasi dengan warna merah dan biru kesukaanya,spray bergambar logo CHELSEA club bola kesukaannya. Dan banyak terpampang poster artis K-Pop idolanya.

"Kau istirahat ya, bibi pergi dulu." Ucap Mikoto.

"Iya."

Langsung saja Natasha membaringkan tubuhnya di tempat tidur, untuk menghilangkan semua rasa penat yg ada. Dia memejamkan matanya sejenak.

Setelah itu Natasha membongkar isi koper dan tasnya. Di kopernya terdapat pakaian, sepatu dan juga seragam Taekwondo kebanggaannya. Dan di tasnya ada laptop, beberapa komik dan novel, dompet, ponsel lengkap dengan charger dan headset.

Tak lupa juga dia membersihkan tubuhnya.


Jam makan malam sudah tiba.

Mikoto memanggil Natasha untuk makan malam. Tapi Natasha malah sibuk memandangi alat make-up di meja riasnya. Mungkin saja dia mau berdandan. Selama ini ia jarang memakai make-up, dan membuat ibunya geram. Namanya juga gadis tomboy.

"Nata-chan, ayo kita makan malam dulu!" Ajak Mikoto dari luar kamar.

"Iya"

Natasha keluar kamar dan turun ke bawah.

'Tap tap tap'

Suara langkah kakinya yg menuruni tangga.

Mikoto menggandeng tangannya menuju ruang makan. Dan menyuruhnya duduk di sebelahnya.

"Duduklah disini Nata-chan." Ucap Mikoto

Natasha menganggukan kepalanya.

"Ayo mulai makan!" Ujar Fugaku

"Makanlah sesuka mu, tidak usah sungkan." Ucap Mikoto

Natasha hanya memandangi makanannya, tidak menyentuhnya sama sekali.

"Kenapa tidak makan Nata-chan? Kau tidak suka dg menunya?" Tanya Mikoto.

"Bukan begitu.."

"Lalu kenapa?" Tanya Mikoto

Yang ada di pikirannya bukan masalah suka atau tidak suka. Makanannya halal atau tidak, itulah yg jadi masalahnya. Sebagai seorang muslim yg baik, dia tidak boleh makan sembarangan, harus ada kejelasan. Lagi pula dia juga tidak terlalu familiar dg makanan yg di sajikan.

"Ini daging sapi kan?" Tanya Natasha

"Hm." Jawab Mikoto.

Akhirnya dia mau makan, dan sebelum itu dia menengadahkan tangan dan berdo'a.

Hal itu membuat keluarga Uchiha terus memandanginya.

"Ada apa?" Tanya Natasha

"Tidak ada apa-apa, lanjutkan saja makanmu." Jawab Itachi.

Selesai makan, Natasha kembali ke kamarnya.

Dia membaringkan tubuhnya di ranjang dan mengotak-atik ponselnya. Dia mengangkat ponselnya dan menggerak-gerakannya untuk mencari sinyal.

"Apa-apaan, masa' tidak ada sinyal." Gumam Natasha.

Saat dia sibuk mencari sinyal, seseorang masuk ke kamarnya.

'Tok tok tok'

Sasuke mengetuk pintu kamarnya, namun tak ada jawaban.

'Cklek'

Sasuke membuka pintu kamarnya tanpa seizinnya.

"Kau sedang apa?" Tanya Sasuke

"Aku sedang mencari sinyal untuk internetan.", Natasha terus menggerak-gerakan ponselnya.

"Disini memang sinyalnya lemah, jadi sulit untuk internetan. Boleh aku minta nomor telponmu?", Sasuke mengeluarkan ponselnya.

Bagaimana bisa Sasuke mengerti soal internet?

Eitss... Jangan salah, sekarang di Konoha sudah modern. Mereka sudah punya ponsel dan gadget lainnya. Bahkan ada yg punya motor ataupun mobil. Jadi gak salah, kalau Sasuke tau soal internet.

"Rei Hachi Ni-......." jawab Natasha

"Terima kasih, aku keluar dulu. Selamat malam...", Sasuke mengelus kepala Natasha dan kembali ke kamarnya.

Natasha tersenyum bahagia, kemudian dia mematikan lampu dan tidur.

^^^^^^^^^

Begitulah ficnya, untuk Chapter berikutnya, bakal secepatnya di posting. Kalau merasa lama gak di posting, silahkan hubungi si Author.
Lewat akun Fb, Twitter, dan Ask fm bisa. Nih akunnya, *sekalian promosi*

Facebook.com/siti.niamah.50
Twitter.com/Nikmah_Uchiha
Ask.fm/NikmahAremaniaYeongwonhi

^Arigatou^

FanFic SasuSaku ~ ILUSI CINTA

Hai hai minna-san, khususnya buat SasuSaku Lovers. Kali ini saya mau ngeshare fic buatanku yang gaje ini.. Tapi semoga minna suka ya... Okelah ini dia fanficnya...

HAPPY READING

•ILUSI CINTA•

Author: Nikmah St
Pairing: Sakura H. x Sasuke U.
Genre: Romance, Fantasy, Drama
Rated: T
Lenght: Oneshoot
Disclaimer: Naruto©Masashi Kishimoto
Warning: Gaje, typo(s), ooc, tidak sesuai eyd, alur berantakan, dll


Setelah sekian lama berpetualang di dunia luar, akhirnya Sakura kembali ke Konoha. Dia melangkahkan kakinya menuju gerbang desa sambil membawa koper dan tasnya. Dia melihat kondisi desa yang sepertinya banyak yang berubah.

"Desa ini sangat berbeda dengan dulu." Gumam Sakura sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari taksi.

"Kenapa tidak ada taksi yang lewat?" Ujar Sakura

"Kau menunggu siapa?" Tanya Shikamaru tersenyum. Dia turun dari motornya dan berdiri di depan Sakura.

Sakura melihat perubahan sikap Shikamaru yang tadinya super cuek menjadi lebih care, lembut dan dia tersenyum manis. Astaga, apa maksud dari semua ini? Sejak kapan Shikamaru bisa tersenyum manis?

'Ada apa dengannya?' Tanya Sakura dalam hati sambil mengerutkan dahinya.

"Kenapa kau?" Tanya Shikamaru

"Aku hanya menunggu taksi lewat." Jawab Sakura

"Taksi tidak lewat sini. Kau bisa naik kereta bawah tanah." Ucap Shikamaru.

"Kenapa?" Tanya Sakura dan Shikamaru mengedikkan bahunya.

"Aku bisa mengantarmu pulang." Ujar Shikamaru

"Baiklah." Balas Sakura

Shikamaru mengantar Sakura pulang. Ada yang berbeda darinya begitu juga dengan desa, suasananya tidak seperti biasa. Saat Sakura melihat sekeliling desa, dia melihat orang-orang tersenyum bahagia seperti tidak ada masalah. Mereka saling mengasihi, penuh kepedulian dan hal-hal positif yang lain. Memang semua itu baik, tapi entah kenapa rasanya ada suatu kejanggalan disana.

Sakura sudah berada di depan rumahnya, dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia melihat kondisi rumahnya yang berbeda 180 derajat, yang awalnya sangat luas seperti istana kepresidenan kini sedikit mengecil. Dia membuka pintu rumahnya yang terlihat sepi.

"Dimana ayah dan ibu? Dan dimana juga para pelayan?" Gumam Sakura

Dia naik ke lantai atas, tepatnya menuju ke kamar. Tubuhnya sangat letih, dia merebahkan tubuhnya di ranjang. Setelah itu dia langsung mandi dan turun ke bawah. Apa dia berada di dunia mimpi? Atau dunia ilusi? Kehidupannya benar-benar berubah.

Sakura membuka kulkas untuk mengambil minuman. Dia berjalan ke pintu depan karena sepertinya ada tamu. Dia membuka pintunya dan di lihatnya sesosok makhluk tuhan yang begitu tampan. Sasuke, itu dia. Cinta pertamanya, tapi sayang itu hanyalah sebuah khayalan. Sebab Sasuke tidak pernah membalas cintanya. Yang dia tahu Sasuke begitu membencinya, karena Sasuke bilang dia itu gadis sombong, cerewet, menyebalkan, boros dan masih banyak yang lain.

"Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Sasuke

'Sayang?' Batin Sakura

"Kau baik-baik saja kan?" Lanjut Sasuke. Sakura mengangguk.

"Aku tahu hari ini kau pulang, sebenarnya aku ingin menjemputmu, tapi kau sudah berada di rumah sekarang." Ujar Sasuke

"Iya, tadi aku di antar Shikamaru." Balas Sakura

"Baguslah kalau begitu." Ucap Sasuke

Sakura mengajak Sasuke ke ruang tamu untuk mengobrol lebih banyak. Dia belum paham tentang semua ini. Bagaimana bisa Sasuke memanggilnya sayang? Dan tadi Sasuke memakai mobil mewah. Pasalnya Sasuke bukan dari keluarga kaya, orang tuanya hanya seorang petani. Bagaimana bisa ini terjadi?

"Kau mau minum apa?" Tanya Sakura

"Seperti biasa, jus tomat." Jawab Sasuke

"Baik, akan segera ku siapkan." Ucap Sakura yang segera berjalan ke dapur. Setelah itu, dia membawakan jus tomat untuk Sasuke.

"Ini." Ucap Sakura sambil menaruh jus itu di meja.

"Terima kasih sayang." Balas Sasuke

"Kenapa kau memanggilku sayang?" Tanya Sakura

"Memang salah jika aku memanggil tunanganku sendiri dengan sebutan sayang?"

"Tunangan?"

"Iya, kau lupa ya, kita sudah bertunangan. Lihat cincin yang melingkar di jari manismu itu."

Sakura langsung memastikan semua ucapan Sasuke. Dia terkejut saat melihat sebuah cincin melingkar indah di jari manisnya. Sejak kapan itu ada? Semua semakin membingungkan.

"Kapan kita bertunangan?" Tanya Sakura

"Sepertinya dunia luar sudah menghilangkan sedikit memorimu. Kita bertunangan setahun yang lalu." Jawab Sasuke

"Apa kau tahu dimana orang tuaku?" Tanya Sakura

"Ayahmu bekerja di perusahaan orang tuaku. Sedangkan ibumu sedang mengurus usaha butik bersama ibuku." Jawab Sasuke

'Sejak kapan ayahnya punya perusahaan? Apa dunia kami terbalik? Tapi hidupku saat ini jauh lebih baik darinya waktu itu? Sepertinya benar jika aku berada di dunia mimpi.' Batin Sakura

"Kau mau jalan-jalan denganku?" Tanya Sasuke

"Aku mau." Jawab Sakura

Mereka berdua keluar dari rumah. Sasuke membukakan pintu untuknya. Setelah itu Sasuke juga masuk ke mobil.

"Aku punya hadiah untukmu." Ucap Sasuke

"Apa?" Tanya Sakura

Sebuah boneka kecil berwarna merah muda berada di depan mata Sakura.

"Ini untukku?" Tanya Sakura

"Tentu saja itu untuk gadisku yang paling cantik." Jawab Sasuke

"Arigatou gozaimasu." Ucap Sakura

"Dou itashimashite." Balas Sasuke, kemudian melajukan mobilnya.

Mereka berada di sebuah rumah kaca yang berada tidak jauh dari rumah Sasuke.

"Ini tempat apa?" Tanya Sakura

"Berapa banyak yang kau lupa? Ini rumah kaca tempat favorit kita. Dan di sekeliling ini adalah taman bunga milik keluargaku." Jawab Sasuke

"Maaf aku tidak ingat." Ucap Sakura

Mereka duduk di bangku yang berada di dalam rumah kaca.

'Bukannya aku tidak ingat, tapi aku tidak tahu. Kenapa dunia mimpi ini berbeda dengan kehidupanku di dunia nyata.' Batin Sakura

"Kau tidak ingat, jika kita sering berkebun di hari minggu?" Tanya Sasuke. Sakura menggeleng.

"Tidak apa-apa, aku akan membantumu mengingat." Ucap Sasuke

Suasana damai di SMA Konoha begitu terasa, Sakura yang berjalan di samping Sasuke masih belum terbiasa dengan dunianya saat ini. Entah kenapa murid-murid terlihat lebih rajin, disiplin, tak ada kebisingan. Mereka lebih asyik berkutat dengan buku dari pada mengobrol dengan orang lain.

"Aku merindukanmu, Sakura-chan." Ucap Ino yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk Sakura.

"Aku juga, Ino-chan." Balas Sakura

'Biasanya Ino sangat cerewet.' Pikir Sakura

"Ayo ke kelas!" Ajak Ino, lalu menggandeng tangan Sakura.

Suasana ruang kelas begitu sunyi, semua murid duduk tenang di bangku masing-masing. Tidak ada suara yang terdengar.

"Hai semua!" Sapa Sakura memecahkan keheningan yang ada.

"Hai Saku-Chan, kau sudah kembali ya?" Tanya Naruto

"Hm. Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Kau?"

"Aku juga baik."

"Tolong ya, kalau bicara pelan-pelan saja." Ucap Tenten lembut.

"Iya." Balas Sakura

Semua orang berubah, Naruto tidak cerewet, begitu juga dengan yang lainnya. Sakura duduk di sebelah Sasuke.

Hari demi hari berlalu, walau ini sangat aneh, tapi Sakura bisa menjalaninya tanpa masalah. Dia bisa bercengkrama dengan baik, bahkan semua orang menyukainya, tidak seperti dunia nyata. Dia menyukai dunianya saat ini karena tidak ada kebencian, keangkuhan, dan semua sifat dan hal-hal negatif lenyap. Disini hanya ada kasih sayang, cinta, persahabatan, dan semua hal yang baik. Berbeda dengan dunia nyata, dimana orang-orang tidak menyukainya, dia tidak punya banyak teman karena orang tuanya hanya mengizinkannya berteman dengan orang sepadan dengan mereka.

Sakura tidur di rumah kaca, kepalanya berada di pangkuan Sasuke. Rasanya nyaman sekali. Pria jutek yang dia kenal, sekarang justru seperti pangeran berkuda putih yang di idam-idamkannya.

"Aku menyukaimu." Gumam Sakura saat matanya terbuka menatap wajah Sasuke.

"Kau sudah bangun ya?" Tanya Sasuke

"Hm."

Sasuke membelai lembut rambut Sakura. Keadaan seperti inilah yang di harapkan oleh Sakura, sebuah perhatian dan kasih sayang dari Sasuke. Tidak apa-apa, jika dia tidak menjadi anak konglomerat, asal ada Sasuke di dekatnya.

'Aku suka dunia ini, aku tidak ingin kembali.' Batin Sakura

"Kau mau memetik bunga bersamaku?" Tanya Sasuke

"Mau." Jawab Sakura

"Ayo!" Sasuke menggenggam tangan Sakura, dia mengaitkan jari jemarinya di sela-sela jari jemari Sakura.

Mereka memetik bunga di sekeliling rumah kaca. Indah, begitu banyak jenis bunga. Sasuke memetik sebuah bunga dan menyelipkannya ke telinga Sakura.

"Apa ini?" Tanya Sakura sambil memegang sesuatu yang berada di telinganya.

"Bunga yang cantik untuk gadis yang cantik pula." Ucap Sasuke

Saat Sakura memetik mawar, tiba-tiba dia terkena durinya.

"Aww." Ucap Sakura

"Kau terkena duri? Kau harus lebih hati-hati. Sini aku obati!" Balas Sasuke, kemudian dia menghisap darah di jari Sakura dan melepehnya. Setelah itu dia membalut luka itu dengan sapu tangan miliknya.

"Terima kasih." Ucap Sakura

"Tidak perlu berterima kasih, ini memang tugasku." Balas Sasuke

"Mawar memang bunga yang cantik tapi sayang berduri." Ucap Sasuke

"Iya." Balas Sakura

"Tapi ku harap cintamu tidak seperti mawar, meskipun itu cantik dan harum, tapi duri tajamnya bisa menyakiti orang." Ujar Sasuke

'Tidak akan, aku tidak akan menyakitimu.' Batin Sakura

Sebentar lagi ulang tahun Sasuke, Sakura sedang memikirkan kado yang tepat untuk jantung hatinya itu.

"Kira-kira apa ya yang cocok untuknya?" Gumam Sakura

"Nona mencari apa?" Tanya pelayan toko

"Aku mencari barang sebagai hadiah ulang tahun kekasihku, tepatnya tunanganku." Jawab Sakura

"Dia paling suka dengan apa?" Tanya pelayan toko

"Banyak." Jawab Sakura

"Kau bisa memberinya parfum." Ucap Pelayan toko

"Parfum seperti apa?" Tanya Sakura

"Sebentar!" Ucap pelayan toko yang kemudian mengambil beberapa botol parfum.

Sakura menghirup satu-persatu wangi parfum itu dan sudah menemukan yang cocok dengan Sasuke.

"Yang ini saja, tolong bungkuskan ya!" Ucap Sakura

"Baik."

Setelah menemukan parfum, Sakura kembali ke rumah.

Hari yang di tunggu-tunggu sudah tiba, yaitu hari ulang tahun Sasuke. Semua sibuk mempersiapkan pesta mewah yang akan di adakan malam ini. Begitu juga dengan Sakura yang sibuk melakukan perawatan di salon bersama ibunya. Dia harus terlihat cantik dan menjadi gadis yang paling cantik di pesta itu, the one and only.

"Kau pakai gaun ini ya!" Ucap Mebuki

"Aku kurang suka dengan yang ini." Balas Sakura

"Bagaimana dengan yang ini?" Tanya Mebuki

"Itu tidak bagus." Jawab Sakura

"Kalau yang ini?" Tanya Mebuki

"Perfect! Aku suka gaun ini." Ucap Sakura

Pilihan Sakura jatuh pada dress panjang warna merah muda. Dia langsung mengenakannya, kemudian dia berdiri di depan cermin.

"Ibu, ini cocok untukku tidak?" Tanya Sakura.

"Kau cantik sayang!" Puji Mebuki

Setelah itu dia berdandan dan menata gaya rambutnya.

Malam tiba, Sakura sudah berada di rumah Sasuke. Dia berjalan menaiki tangga menuju kamar Sasuke.

'Tok tok tok'

Dia mengetuk pintu kamar Sasuke.

"Silahkan masuk!" Teriak Sasuke dari dalam.

'Tok tok tok'

Dia mengetuk pintu itu kembali, berniat untuk sedikit menjahili Sasuke.

"Silahkan masuk!" Teriak Sasuke

'Tok tok tok'

Apa maunya gadis itu? Dia terus menerus mengetuk pintu kamar Sasuke. Anehnya Sasuke tidak marah sama sekali. Sasuke berjalan ke pintu, lalu membukanya. Gadis musim semi sudah berdiri di depannya dengan senyuman yang mempesona.

"Rupanya kau yang mengetuk pintu berulang kali?" Ucap Sasuke

"Hm. Aku juga akan mengetuk pintu hatimu." Balas Sakura

"Tidak perlu kau ketuk, karena pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu." Ucap Sasuke yang membuat Sakura jadi Sweatdrop.

Sakura memberikan kado untuk Sasuke yang di sembunyikannya di balik badannya.

"Ini untukmu." Ujar Sakura

"Apa?"

"Kado ulang tahunmu."

"Tidak perlu repot-repot." Ucap Sasuke

"Tidak kok, itu hanya hadiah kecil." Balas Sakura

"Terima kasih." Ucap Sasuke menerima kado dari Sakura.

"Tanjoubi omedetou Sasuke-kun sayang." Ucap Sakura lalu memeluk Sasuke penuh cinta.

Sasuke membalas pelukan Sakura lebih erat. Dia menghirup aroma cherry blossom dari tubuh Sakura. Aroma khas dari gadis itu yang paling di sukai oleh Sasuke. Kemudian Sasuke meletakkan kadonya di kamar. Dan kemudian dia menggandeng Sakura ke bawah menikmati pesta. Semua tamu undangan sudah datang. Mereka mengobrol dengan teman-teman yang ikut terbawa suasana pesta.

Sakura menengok kesana kemari, sepertinya ada seseorang yang memanggilnya. Dia mencari sumber suara itu, dia keluar dari pesta itu tanpa sepengetahuan Sasuke. Dia ingin tahu siapa yang memanggil namanya. Seorang pria dengan jubah hitam tanpa di ketahui identitasnya, berdiri di depannya.

'Apa dia malaikat maut?' Pikir Sakura

"Siapa kau?" Tanya Sakura

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, yang penting kau harus segera pulang ke duniamu." Jawab pria misterius itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Sakura

"Seharusnya kau sadar, jika dunia ini berbeda dengan duniamu yang sesungguhnya. Sekarang kau berada di dunia ilusi, aku sarankan kau segera pulang." Jawab pria itu.

"Tidak mau, aku lebih suka disini. Disini aku bisa menemukan kebahagian, cinta, dan kasih sayang." Ucap Sakura

"Semua yang kau rasakan hanya sebuah ilusi, tipuan belaka. Lebih baik kau hidup di dunia nyata, meski banyak hal yang menyakitkan, yang penting asli, real. Untuk apa kau hidup dalam kebahagian yang hanya sebuah ilusi?"

"T-tapi."

"Tidak ada tapi-tapian, kau harus kembali!" Ucap pria itu

"Bagaimana caranya?" Tanya Sakura

"Pejamkan matamu." Ucap pria itu

"Baik." Sakura segera memejamkan matanya.

Beberapa saat kemudian, Sakura langsung membuka matanya. Kini dia berada di depan gerbang Konohagakure sambil membawa koper dan tas.

"Apa aku sudah kembali?" Gumam Sakura

Untuk memastikannya, dia langsung melangkahkan kakinya cepat masuk ke desa.

"Benar, aku sudah kembali." Ujar Sakura

"Jangan melamun!" Ucap Sasuke dan mengagetkan Sakura.

'Dia asli?' Batin Sakura

"Nona sombong! Kau kembali dari petualanganmu itu! Padahal ku harap kau tidak akan pernah muncul di hadapanku lagi." Ujar Sasuke ketus.

'Ini asli.' Batin Sakura

"Kenapa kau jahat sekali?"

"Itu terserah aku. Lagi pula kenapa putri keluarga terhomat sepertimu jalan kaki?" Tanya Sasuke

"Itu terserah aku. Dan kau kenapa menyapaku segala?"

"Memang anak petani sepertiku tidak boleh menyapa tuan putri?" Tanya Sasuke

"Semua orang boleh menyapaku termasuk kau!" Jawab Sakura

"Kau mau ku antar pulang?" Tanya Sasuke

"Naik apa?"

"Itu." Sasuke menunjuk ke arahnya.

"Itu milikmu?"

"Bukan! habis nyuri."

"Apa?"

"Tentu saja itu milikku!"

"Oh.."

"Cepat naik!"

Sasuke mengantarkan Sakura pulang menggunakan motornya. Sakura melingkarkan tangannya ke pinggang Sasuke.

"Jangan cari kesempatan!" Ucap Sasuke

"Tidak." Ucap Sakura melepaskan pelukannya.

Sasuke menambah laju motornya, membuat Sakura kaget dan sontak memeluknya erat. Sasuke tersenyum karena itu. Sakura meletakkan kepalanya di punggung Sasuke, merasakan kenyamanan itu. Pelukannya semakin lama semakin erat, dan Sasuke merasakan kehangatan dari pelukan gadis itu. Dia ingin terus seperti itu.

•THE END•